Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kalau Tidak Bisa Maafkan, Ya Jangan Maafkan, Sayangi Perasaan Diri Sendiri

10 Agustus 2024   10:59 Diperbarui: 10 Agustus 2024   11:29 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan Salah Kita

Ketika seseorang disakiti atau dikhianati, seringkali muncul perasaan bersalah, seolah-olah kesalahan tersebut adalah akibat dari tindakan atau kelalaian kita. Padahal, dalam banyak kasus, kesalahan terletak sepenuhnya pada pihak lain. Penting untuk mengenali dan menerima bahwa kita bukanlah penyebab dari perlakuan buruk yang kita terima. Dengan mengakui hal ini, kita dapat melepaskan diri dari perasaan bersalah yang tidak semestinya dan fokus pada pemulihan diri.

Jika kita tidak mampu memaafkan, itu bukanlah sebuah kesalahan. Kita tidak perlu merasa tertekan oleh pandangan bahwa memaafkan adalah satu-satunya cara untuk mencapai kedamaian batin. Kedamaian bisa dicapai dengan cara yang berbeda bagi setiap individu. Yang paling penting adalah bagaimana kita menjaga diri kita sendiri dan melanjutkan hidup dengan cara yang sehat dan positif.

Menemukan Cara Lain untuk Berdamai dengan Diri Sendiri

Tidak memaafkan bukan berarti kita harus hidup dalam kebencian atau dendam selamanya. Ada berbagai cara untuk berdamai dengan perasaan kita sendiri tanpa harus memaksakan diri untuk memaafkan. Salah satunya adalah dengan mencari cara untuk melepaskan beban emosi yang kita rasakan. Ini bisa dilakukan melalui berbagai aktivitas seperti menulis, berolahraga, meditasi, atau berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog.

Berbicara dengan orang yang kita percaya juga bisa menjadi langkah penting untuk melepaskan emosi yang terpendam. Kadang-kadang, mendengarkan sudut pandang lain dapat membantu kita melihat situasi dari perspektif yang berbeda dan lebih memahami perasaan kita sendiri. Yang terpenting adalah memberikan waktu kepada diri sendiri untuk pulih dan tidak terburu-buru untuk memaafkan hanya karena merasa tekanan sosial atau moral.

Kesimpulan: Memilih untuk Tidak Memaafkan adalah Hak

Pada akhirnya, memaafkan atau tidak adalah pilihan pribadi yang harus dihormati oleh diri sendiri dan orang lain. Jika memaafkan adalah hal yang sulit dilakukan dan justru membuat kita merasa lebih tertekan, maka memilih untuk tidak memaafkan adalah hak kita. Yang paling penting adalah bagaimana kita menjaga kesehatan mental dan emosional kita sendiri, serta memastikan bahwa kita tidak membawa beban yang seharusnya tidak perlu kita pikul.

Akhirat adalah tempat penghakiman yang adil, dan kita bisa menyerahkan segala ketidakadilan yang kita alami kepada Tuhan. Sementara itu, kita bisa fokus pada bagaimana menjaga perasaan kita sendiri dan melanjutkan hidup dengan cara yang terbaik untuk diri kita. Ingatlah bahwa yang penting bukanlah apakah kita memaafkan atau tidak, tetapi bagaimana kita menjaga hati dan jiwa kita tetap sehat dan damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun