Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cermin di Loteng, Rahasia yang Terlupakan

10 Agustus 2024   09:57 Diperbarui: 10 Agustus 2024   10:16 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar:https://www.detik.com)

Selvia baru saja pindah ke sebuah rumah tua di pinggiran kota. Rumah itu milik kakeknya yang baru saja meninggal, dan Selvia harus menempatinya karena kontrak sewa apartemennya habis. Rumah tersebut terkenal angker di kalangan tetangga, namun Selvia hanya menganggapnya sebagai cerita rakyat belaka.

Satu malam, saat hujan turun deras, Selvia merasa tak nyaman di rumah yang sudah lama tidak dihuni itu. Lampu-lampu berkedip dan suara-suara aneh terdengar dari atas loteng. Selvia mencoba mengabaikannya dan melanjutkan rutinitasnya. Dia memasak makan malam, lalu duduk di ruang tamu dengan sebuah buku, berusaha menciptakan suasana yang tenang.

Namun, suara dari atas loteng semakin keras dan mengganggu. Selvia memutuskan untuk memeriksa sumber suara tersebut. Dia menaiki tangga kayu yang berderit, menuju ke loteng yang gelap. Di atas sana, suasana terasa berat dan dingin. Selvia merasa seolah ada sesuatu yang mengawasinya dari sudut ruangan.

Dengan penuh keberanian, Selvia membuka pintu loteng. Terlihat sebuah ruangan yang dipenuhi dengan debu dan barang-barang lama yang tertutup kain. Salah satu barang yang menarik perhatiannya adalah sebuah cermin besar dengan bingkai yang indah, namun tampak usang. Selvia mendekati cermin dan melihat bayangannya yang samar.

Tiba-tiba, sebuah suara bisikan lembut terdengar dari belakangnya. "Jangan sentuh itu." Selvia menoleh cepat, namun tidak ada siapa-siapa. Suara tersebut membuatnya merasa ngeri, namun rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya. Selvia meraih cermin dan membersihkannya dari debu. Saat cermin itu bersih, wajah seseorang muncul di refleksi wajah yang tidak dikenal dan tampak hancur.

Selvia terkejut dan segera meletakkan cermin tersebut dengan gemetar. Saat dia menoleh lagi, dia melihat bayangan di sudut ruangan mulai bergerak. Bayangan itu tampak seperti sosok wanita dengan pakaian putih, matanya kosong dan menatap Selvia dengan tatapan penuh kesedihan. Selvia merasa kepalanya berputar dan tubuhnya menjadi lemas.

Sosok wanita itu mendekat, dan suara bisikannya semakin jelas. "Tolong... tolong aku. Aku terjebak di sini." Selvia berusaha untuk berbicara, tetapi suaranya tidak keluar. Rasa takut dan kecemasan melumpuhkan seluruh tubuhnya.

Wanita itu mulai menjelaskan ceritanya dengan suara lembut. Dia adalah seorang wanita muda yang dahulu tinggal di rumah itu bersama keluarganya. Suaminya menghilang secara misterius dan dia dicurigai sebagai pembunuh oleh masyarakat setempat. Dalam kesedihan dan kemarahan, wanita itu terjebak di rumah tersebut, tidak bisa pergi ke mana-mana.

Selvia merasa empati terhadap wanita itu dan memutuskan untuk membantu. Dia mulai mencari informasi tentang kejadian yang diceritakan oleh sosok wanita tersebut. Dengan bantuan catatan lama dan dokumen yang ditemukan di rumah, Selvia mengungkap fakta bahwa wanita tersebut adalah korban dari fitnah dan pengkhianatan. Suaminya sebenarnya adalah korban perampokan dan dibunuh oleh perampok yang kemudian menyalahkan wanita itu.

Selvia melaporkan penemuan tersebut kepada pihak berwenang dan berusaha memberikan keadilan bagi wanita yang tidak bersalah itu. Setelah penyelidikan dilakukan, kisah wanita itu akhirnya terungkap dan dia mendapatkan pengakuan yang layak.

Di malam hari setelah semua itu, Selvia kembali ke loteng. Cermin yang dulu menakutkan kini tampak lebih bersih dan berkilau. Dia merasa ada perubahan di atmosfer rumah tersebut. Sosok wanita yang pernah menghantui rumah itu tampak tidak lagi ada. Selvia merasa lega dan puas, seolah beban berat telah terangkat dari pundaknya.

Namun, saat Selvia akan meninggalkan loteng, dia melihat sesuatu di sudut ruangan sebuah pesan yang tertulis di dinding dengan goresan yang tampak kuno. Pesan itu berbunyi, "Terima kasih telah membebaskanku, tetapi ingatlah, tidak semua yang terlihat seperti kebenaran adalah kebenaran."

Setelah meninggalkan rumah tua, Selvia merasa berat hati. Ia telah membantu sosok wanita yang terjebak, namun pesan terakhir di dinding masih menghantui pikirannya. Apa yang dimaksud dengan pesan tersebut? Apakah ada sesuatu yang lebih dalam atau lebih gelap dari yang dia ketahui?

Keesokan harinya, Selvia kembali ke kehidupan sehari-harinya, namun rumah lama itu terus menerus menghampirinya dalam mimpi buruk. Setiap malam, dia terbangun dengan keringat dingin, merasa seolah sesuatu mengikutinya. Dia mencoba untuk fokus pada pekerjaannya dan kehidupan sosialnya, tetapi ketenangan yang dia cari sulit didapat.

Beberapa minggu kemudian, Selvia menerima surat tak bertanda pengirim di kotak posnya. Surat itu berisi hanya satu kalimat yang ditulis dengan tinta merah, "Aku belum selesai." Selvia merasa ketakutan dan bingung, namun dia berusaha untuk tidak panik.

Dia memutuskan untuk kembali ke rumah lama untuk mencari petunjuk lebih lanjut. Setibanya di sana, dia merasa ada sesuatu yang berubah rumah itu tampak lebih suram dan dingin dibandingkan sebelumnya. Ketika dia memasuki rumah, suasana terasa tegang dan menekan. Dia kembali ke loteng dan menemukan cermin yang sebelumnya dia bersihkan. Cermin itu kini tampak berbeda; bayangan yang dipantulkan tampak bergerak, seolah hidup.

Selvia memeriksa kembali dokumen dan barang-barang yang dia temukan sebelumnya. Di bawah tumpukan kertas lama, dia menemukan sebuah buku catatan yang sebelumnya tidak terlihat. Buku catatan itu tampak usang dan sobek-sobek, tetapi masih dapat dibaca. Di dalamnya, dia menemukan halaman-halaman yang ditulis dengan tangan, mengisahkan tentang eksperimen mistis dan ritual-ritual yang dilakukan oleh pemilik rumah sebelumnya.

Di salah satu halaman, Selvia menemukan informasi tentang sebuah ritual untuk memanggil roh dan mengikatnya ke dunia ini dengan harapan mendapatkan kekuatan atau pengetahuan gaib. Ternyata, wanita yang hantu tersebut adalah korban dari ritual yang gagal, dan jiwa-jiwa yang tidak dapat tenang akan mengikat roh mereka di dunia ini selamanya.

Selvia menyadari bahwa dengan mengungkapkan cerita wanita itu, dia mungkin hanya memecahkan bagian dari misteri. Ada kekuatan gelap yang masih mengganggu rumah tersebut. Untuk mengakhiri masalah ini, Selvia harus melakukan ritual yang tepat untuk mengirimkan roh-roh yang terjebak ke tempat yang layak.

Dia kembali ke loteng dengan buku catatan di tangannya, siap untuk melakukan ritual yang dijelaskan. Malam itu, dia menyalakan lilin, meletakkan garam di sekelilingnya, dan mulai membaca mantra-mantra yang tertulis dalam buku tersebut. Saat dia membaca, ruangan itu terasa semakin dingin dan suasana semakin tegang.

Tiba-tiba, lampu-lampu berkedip dan sebuah suara berteriak dari kegelapan, "Jangan lakukan ini!" Namun, Selvia tidak berhenti. Dia terus membaca mantra dengan tekad. Suara-suara menjerit dan berteriak semakin keras, tetapi Selvia tetap fokus. Tiba-tiba, cermin yang sebelumnya tampak bergerak hancur berkeping-keping, dan suasana menjadi tenang.

Selvia merasa seperti sesuatu telah terangkat dari rumah tersebut. Dia berdiri di sana dengan napas yang berat, merasa lega namun kelelahan. Dia tahu bahwa dia telah berhasil, tetapi dia juga memahami bahwa rumah itu mungkin masih menyimpan rahasia lainnya.

Setelah melakukan ritual, Selvia keluar dari rumah dengan hati-hati. Dia merasa seolah beban berat telah terangkat dari bahunya. Dia tahu bahwa meskipun rumah tersebut mungkin telah bebas dari gangguan, dia harus tetap waspada.

Kembali ke kehidupan sehari-harinya, Selvia merasa lebih tenang. Namun, setiap kali dia melihat cermin atau membaca pesan misterius, dia tidak bisa tidak mengingat pengalaman itu. Rumah tua itu akhirnya dijual, dan pemilik barunya tidak mengalami kejadian aneh. Selvia merasa puas karena dia telah membantu menyelesaikan masalah yang rumit, tetapi dia juga menyadari bahwa dunia ini penuh dengan misteri yang belum sepenuhnya terpecahkan.

Dengan penuh rasa syukur, Selvia melanjutkan hidupnya, dengan satu pelajaran berharga: kadang-kadang, kebenaran yang kita cari mungkin lebih kompleks daripada yang kita bayangkan. Dan ada kekuatan yang lebih besar dari yang kita ketahui yang mengawasi setiap langkah kita, menyimpan rahasia di balik kegelapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun