Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Sambutlah Kegagalan Anak dengan Senyuman

6 Agustus 2024   15:52 Diperbarui: 6 Agustus 2024   15:53 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: ibudanbalita.com)

Selain menyambut kegagalan dengan senyuman, penting juga bagi orang tua untuk membantu anak melihat sisi positif dari kegagalan. Ketika anak mengalami kegagalan, orang tua dapat memanfaatkan momen ini untuk mengajarkan mereka tentang pentingnya ketekunan, kerja keras, dan kemampuan untuk bangkit kembali. Anak perlu memahami bahwa kegagalan bukanlah cerminan dari kemampuan mereka secara keseluruhan, melainkan hanyalah hasil dari satu usaha yang belum berhasil.

Orang tua bisa mengajarkan anak untuk mengevaluasi kegagalan mereka. Dengan mengajukan pertanyaan seperti, "Apa yang bisa kamu pelajari dari pengalaman ini?" atau "Apa yang bisa kamu lakukan berbeda lain kali?" orang tua membantu anak menganalisis situasi dan menemukan pelajaran berharga. Ini juga mengajarkan anak untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan menyadari bahwa mereka memiliki kendali atas hasil usaha mereka di masa depan.

Selain itu, penting untuk memberikan apresiasi pada usaha yang telah anak lakukan, bukan hanya pada hasil akhirnya. Dengan demikian, anak akan belajar bahwa proses belajar dan usaha yang mereka lakukan adalah hal yang lebih penting daripada sekadar mencapai hasil yang sempurna. Hal ini dapat memotivasi mereka untuk terus mencoba dan tidak takut gagal, karena mereka tahu bahwa usaha mereka selalu dihargai.

Peran Orang Tua sebagai Panutan

Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengajarkan anak bagaimana menghadapi kegagalan adalah dengan menjadi contoh yang baik. Orang tua yang dapat menerima kegagalan mereka sendiri dengan sikap positif dan ketenangan akan mengajarkan anak-anak mereka untuk melakukan hal yang sama. Ketika anak melihat orang tua mereka tersenyum dan tetap optimis meskipun menghadapi kesulitan, mereka akan belajar bahwa kegagalan bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti.

Selain itu, penting bagi orang tua untuk berbicara secara terbuka tentang kegagalan mereka sendiri dan bagaimana mereka mengatasinya. Cerita-cerita ini dapat memberikan anak perspektif yang berharga dan mengajarkan mereka bahwa setiap orang, bahkan orang dewasa, mengalami kegagalan dalam hidup. Dengan mengetahui bahwa kegagalan adalah hal yang normal dan semua orang mengalaminya, anak-anak akan lebih mampu menghadapinya dengan sikap yang positif.

Menumbuhkan Mentalitas Tumbuh (Growth Mindset)

Menyambut kegagalan anak dengan senyuman juga berkaitan erat dengan menumbuhkan mentalitas tumbuh atau growth mindset. Mentalitas ini adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan seseorang dapat berkembang melalui usaha, pembelajaran, dan ketekunan. Dengan mentalitas ini, anak-anak akan melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai cerminan dari kemampuan tetap mereka.

Orang tua dapat membantu menumbuhkan mentalitas tumbuh dengan memberikan umpan balik yang konstruktif dan fokus pada perkembangan anak. Daripada hanya memuji kecerdasan atau bakat alami, orang tua sebaiknya memuji usaha, strategi, dan ketekunan anak. Misalnya, ketika anak gagal dalam suatu ujian, orang tua bisa berkata, "Kamu sudah bekerja keras, dan itu yang paling penting. Mari kita lihat apa yang bisa kita pelajari dari ini, dan bagaimana kita bisa melakukan yang lebih baik di masa depan."

Dengan demikian, anak akan belajar untuk menghargai proses pembelajaran dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi kegagalan. Mereka akan menjadi lebih termotivasi untuk terus mencoba dan mengembangkan diri, karena mereka tahu bahwa usaha mereka tidak akan sia-sia.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun