Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nyanyian Alam

28 Juli 2024   09:08 Diperbarui: 28 Juli 2024   09:09 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar:https://pixabay.com)

Di bawah kanopi hijau yang lebat,

Di mana cahaya mentari menyelinap malu-malu,

Hutan berdiri megah, penuh cerita,

Dengan bisikan angin dan dendang burung.

Akar-akar kuat menancap dalam tanah,

Mengikat cerita zaman, menyimpan rahasia,

Rerimbunan daun, penari lembut,

Dalam tarian alam yang tak pernah usai.

Setiap pohon adalah saksi bisu,

Perjalanan waktu yang tak terhenti,

Dari pagi yang sejuk hingga senja yang jingga,

Hutan selalu hidup, meski tak bersuara.

Gemuruh sungai, gemerisik dedaunan,

Adalah simfoni alam yang tiada tanding,

Di sini, segala kehidupan menyatu,

Menjaga keseimbangan, memberi nafas pada bumi.

Namun, di balik ketenangan ini,

Tersimpan harapan dan kegelisahan,

Akan tangan-tangan yang merusak,

Dan jejak-jejak yang meninggalkan luka.

Hutan, kau adalah pelindung,

Penjaga jiwa alam yang abadi,

Dalam keheninganmu, kami belajar,

Tentang arti hidup, dan kebersamaan sejati.

Semoga tetap lestari, wahai hutan,

Dalam pelukanmu, kami menemukan kedamaian,

Dan dalam nafasmu, kami mendengar,

Nyanyian alam yang tiada habisnya.

Py Laba, 28 Juli 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun