Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebaya Identitas Nasional

24 Juli 2024   03:08 Diperbarui: 24 Juli 2024   03:30 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Presiden foto selfie dengan ibu-ibu yang memakai kebaya (sumber gambar: jdih.maritim.go.id)

Kebaya, Identitas Nasional

Kebaya, sebuah pakaian tradisional yang telah menjadi simbol identitas nasional Indonesia, memiliki sejarah panjang yang kaya akan budaya dan nilai-nilai yang mendalam. 

Kebaya bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga manifestasi dari identitas, keindahan, dan warisan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Melalui kebaya, kita dapat melihat bagaimana warisan budaya diturunkan dari generasi ke generasi, serta bagaimana kebaya tetap relevan dan dihargai di tengah arus modernisasi.

Sejarah Kebaya

Sejarah kebaya berawal dari pengaruh budaya Arab dan Portugis pada abad ke-15, yang kemudian berkembang menjadi busana khas wanita di berbagai daerah di Indonesia. 

Awalnya, kebaya hanya dikenakan oleh kalangan bangsawan dan keluarga kerajaan. Namun, seiring berjalannya waktu, kebaya menjadi lebih inklusif dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pada masa kolonial, kebaya juga menjadi simbol perlawanan terhadap penjajah, di mana perempuan Indonesia mengenakannya sebagai bentuk identitas dan kebanggaan nasional.

Hari Kebaya Nasional, sebagaimana ditetapkan melalui Keppres No. 19 Tahun 2023, diperingati pada tanggal 24 Juli namun bukan merupakan hari libur. Beberapa pertimbangan Pemerintah menetapkan Hari Kebaya Nasional antara lain:

  1. Kebaya telah berkembang menjadi busana yang digunakan secara nasional dalam berbagai kegiatan baik yang berskala nasional maupun internasional;
  2. pada Kongres Wanita Indonesia X yang dihadiri oleh Presiden Soekarno dinyatakan bahwa Revolusi Indonesia tidak dapat berjalan tanpa keterlibatan perempuan dimana seluruh perempuan yang hadir pada Kongres tersebut memakai kain kebaya; serta
  3. untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebaya.

Dengan telah ditetapkannya Keppres No. 19 Tahun 2023 , diharapkan Hari Kebaya Nasional mampu mendorong upaya pemerintah dalam menjaga dan melestarikan kebaya sebagai aset budaya. ( https://jdih.maritim.go.id/en/berita/keppres-192023-hari-kebaya-nasional di akses Selasa, 23 Juli 2024)

Baca juga: Burung Camar

Ragam Kebaya di Nusantara

Ilustrasi (sumber gambar: news.detik.com)
Ilustrasi (sumber gambar: news.detik.com)

Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan budaya yang beragam, memiliki berbagai jenis kebaya yang mencerminkan keunikan masing-masing daerah. Misalnya, kebaya Jawa yang terkenal dengan desain yang anggun dan sederhana, kebaya Bali yang penuh dengan ornamen dan warna cerah, serta kebaya Minangkabau yang elegan dengan sentuhan songket. Setiap kebaya mencerminkan nilai-nilai dan filosofi yang berbeda, namun semuanya memiliki kesamaan dalam hal keanggunan dan keindahan.

Kebaya dalam Kehidupan Sehari-hari

Meskipun kebaya sering kali diasosiasikan dengan acara formal dan tradisional, pakaian ini sebenarnya memiliki fleksibilitas yang tinggi dan dapat dikenakan dalam berbagai kesempatan. 

Dalam kehidupan sehari-hari, kebaya sering dipakai pada acara-acara keluarga, upacara adat, pernikahan, dan perayaan hari-hari besar. Kebaya juga sering dikenakan oleh wanita Indonesia pada Hari Kartini sebagai simbol penghormatan kepada Raden Ajeng Kartini, pahlawan nasional yang memperjuangkan hak-hak wanita.

Kebaya di Era Modern

Di era modern ini, kebaya mengalami transformasi yang menarik. Desainer muda Indonesia telah berhasil menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan sentuhan modern, menciptakan kebaya yang lebih dinamis dan sesuai dengan tren fashion masa kini. 

Kebaya modern tidak hanya populer di dalam negeri, tetapi juga mulai dikenal di kancah internasional. Misalnya, dalam berbagai ajang fashion show internasional, kebaya sering menjadi sorotan utama yang memukau banyak orang dengan keindahannya yang eksotis dan unik.

Kebaya sebagai Identitas Nasional

Kebaya tidak hanya sekadar pakaian tradisional; ia adalah simbol identitas nasional yang menggambarkan keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia. Kebaya menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional, sekaligus menjadi alat untuk mempererat rasa persatuan di antara masyarakat Indonesia. 

Dalam konteks globalisasi, di mana identitas nasional sering kali terancam oleh budaya asing, kebaya menjadi perwujudan dari kebanggaan dan kecintaan terhadap warisan budaya sendiri.

Pelestarian Kebaya

Pelestarian kebaya merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas budaya memiliki peran penting dalam menjaga dan mengembangkan kebaya agar tetap hidup dan dihargai. 

Pendidikan tentang kebaya perlu diberikan sejak dini, baik melalui kurikulum sekolah maupun kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, dukungan terhadap para pengrajin kebaya dan industri kreatif yang berkaitan dengan kebaya juga sangat diperlukan agar warisan ini tetap lestari.

Kesimpulan

Kebaya adalah cermin dari identitas nasional Indonesia yang kaya akan nilai-nilai budaya dan sejarah. Sebagai pakaian tradisional, kebaya tidak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga mengandung makna yang mendalam tentang jati diri dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. 

Dalam menghadapi tantangan globalisasi, kebaya tetap menjadi simbol kebanggaan nasional yang harus dijaga dan dilestarikan oleh seluruh masyarakat Indonesia. 

Dengan demikian, kebaya tidak hanya akan menjadi warisan dari masa lalu, tetapi juga akan terus hidup dan berkembang sebagai bagian dari identitas nasional yang kuat dan penuh makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun