Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Jangan Bandingkan Anak Kita dengan Anak Tetangga

21 Juli 2024   22:25 Diperbarui: 21 Juli 2024   22:43 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi  (sumber pixabay.com)

Mungkin Setiap kali kita mendengar atau mungkin kita sendiri yang mengatakan dengan kalimat, "Lihat tuh anak tetangga, rajin sekali belajarnya," atau "Anak tetangga sudah juara kelas lagi, kapan kamu bisa seperti itu?". Ucapan-ucapan itu merupakan pukulan telak bagi mental anak-anak kita. sekali kali coba perhatikan saat anak kita sedang tidur. Wajahnya penuh lelah untuk memenuhi semua keinginan orang tuanya.

Sebagai orang tua, kita tentu menginginkan yang terbaik untuk anak-anak kita. Kita ingin mereka tumbuh menjadi pribadi yang sukses, bahagia, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan baik. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, kita sering kali tanpa sadar membandingkan anak kita dengan anak-anak lain, termasuk anak tetangga. Meskipun maksud kita baik, tindakan ini dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada perkembangan anak kita.

Dampak Psikologis Perbandingan

Membandingkan anak kita dengan anak tetangga dapat merusak rasa percaya diri anak. Ketika anak kita terus-menerus mendengar bahwa mereka tidak sebaik anak lain, mereka bisa merasa tidak cukup baik dan kehilangan motivasi untuk mencoba hal-hal baru. Rasa rendah diri ini bisa berdampak pada berbagai aspek kehidupan anak, termasuk prestasi akademik, hubungan sosial, dan kesehatan mental.

Anak yang sering dibandingkan dengan orang lain mungkin merasa tidak dihargai dan kurang dicintai. Mereka bisa mulai meragukan kemampuan mereka sendiri dan merasa bahwa mereka tidak pernah bisa memenuhi harapan orang tua mereka. Hal ini bisa menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi pada anak.

Setiap Anak Unik dan Berbeda

Setiap anak memiliki potensi dan bakatnya masing-masing. Tidak adil rasanya jika kita mengukur anak kita dengan standar yang sama dengan anak lain. Anak tetangga mungkin memiliki kecerdasan di bidang akademik, tetapi mungkin anak kita memiliki kelebihan di bidang lain, seperti seni, olahraga, atau kemampuan interpersonal. Daripada membandingkan anak kita dengan orang lain, alangkah lebih baik jika kita membantu mereka menemukan dan mengembangkan potensinya sendiri.

Kesuksesan tidak hanya diukur dari nilai akademik atau prestasi tertentu. Kesuksesan juga bisa berarti menjadi pribadi yang baik, bahagia, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan bijaksana. Dengan memberikan dukungan dan apresiasi pada kelebihan dan usaha yang dilakukan anak kita, kita bisa membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan berdaya.

Membangun Komunikasi yang Positif

Anak-anak membutuhkan dukungan dan cinta tanpa syarat dari orang tua mereka. Bukan berarti mereka tidak perlu diperbaiki atau diingatkan ketika melakukan kesalahan, tetapi cara penyampaiannya sangat penting. Komunikasi yang positif dan konstruktif bisa membuat anak lebih terbuka dan menerima masukan.

Alih-alih membandingkan, kita bisa mencoba pendekatan yang lebih mendukung. Misalnya, jika kita melihat anak kesulitan dalam suatu pelajaran, kita bisa mengatakan, "Ayah/Ibu tahu kamu sudah berusaha keras. Mungkin kita bisa cari cara lain yang lebih mudah buat kamu pahami. Yuk, kita coba bersama-sama." Dengan begitu, anak merasa didukung dan dihargai, bukan ditekan dan direndahkan.

Mengapresiasi Usaha dan Proses

Menghargai setiap usaha yang dilakukan anak adalah kunci penting. Ketika kita mengapresiasi proses dan usaha, bukan hanya hasil akhirnya, anak akan lebih termotivasi untuk terus mencoba dan belajar. Misalnya, jika anak mendapat nilai yang lebih baik dari sebelumnya, meskipun belum mencapai nilai sempurna, kita bisa mengatakan, "Ayah/Ibu bangga dengan kemajuan kamu. Terus berusaha, ya, pasti bisa lebih baik lagi."

Apresiasi ini akan membuat anak merasa dihargai dan diakui. Mereka akan memahami bahwa setiap langkah kecil menuju perbaikan adalah sesuatu yang berarti. Dengan begitu, anak tidak hanya termotivasi untuk meraih hasil yang baik, tetapi juga menikmati proses belajar dan berkembang.

Menjadi Teladan yang Baik

Anak-anak sering kali mencontoh perilaku orang tua mereka. Jika kita ingin anak kita menjadi pribadi yang baik dan berprestasi, kita juga perlu menunjukkan sikap dan perilaku yang positif. Tunjukkan bagaimana kita menghadapi tantangan, belajar dari kesalahan, dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik.

Dengan melihat kita sebagai teladan, anak akan belajar tentang nilai-nilai ketekunan, kerja keras, dan ketulusan. Mereka akan memahami bahwa setiap orang punya jalan hidupnya sendiri, dan yang terpenting adalah berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

Penutup

Sebagai orang tua, kita tentu menginginkan yang terbaik untuk anak-anak kita. Namun, penting untuk diingat bahwa membandingkan anak kita dengan anak tetangga atau siapapun bisa berdampak negatif pada perkembangan mereka. Mari kita fokus pada potensi dan kelebihan anak kita, memberikan dukungan dan apresiasi yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang.

Dengan cinta dan dukungan tanpa syarat, kita bisa membantu anak-anak kita menjadi pribadi yang percaya diri, bahagia, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan. Mari kita hadapi perjalanan ini bersama-sama, tanpa perbandingan, tapi dengan saling mendukung dan menginspirasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun