Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jangan Jadikan Anak yang Belum Menikah sebagai "Sapi Perah" Keluarga

21 Juli 2024   16:54 Diperbarui: 23 Juli 2024   22:57 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kelelahan bekerja. (sumber gambar: pixabay.com) 

Penting bagi keluarga untuk berbicara secara terbuka tentang kebutuhan dan harapan masing-masing anggota. Dialog yang sehat mengenai keuangan, tanggung jawab, dan dukungan emosional dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih seimbang dan harmonis. Keluarga harus bekerja sama untuk mencari solusi yang memungkinkan setiap anggota keluarga merasa dihargai dan didukung.

5. Mencari Dukungan Eksternal

Ketika keluarga menghadapi kesulitan finansial, mencari dukungan eksternal bisa menjadi langkah yang efektif. 

Banyak organisasi dan lembaga pemerintah menawarkan bantuan bagi keluarga yang membutuhkan, termasuk program kesejahteraan sosial, pelatihan keterampilan, dan bantuan keuangan sementara. 

Memanfaatkan sumber daya ini dapat membantu meringankan beban keluarga tanpa harus bergantung pada anak yang belum menikah sebagai sumber nafkah utama.

Kesimpulan

Menjadikan anak yang belum menikah sebagai "sapi perah" keluarga dalam mencari nafkah adalah praktik yang tidak adil dan dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan. 

Penting bagi keluarga untuk memahami dan menghargai hak anak untuk berkembang, serta mencari solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan finansial. 

Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan bekerja sama, keluarga dapat menghadapi tantangan finansial dengan cara yang lebih seimbang dan sehat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun