Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jangan Jadikan Anak yang Belum Menikah sebagai "Sapi Perah" Keluarga

21 Juli 2024   16:54 Diperbarui: 23 Juli 2024   22:57 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan dan pengembangan diri adalah investasi jangka panjang yang sangat penting bagi masa depan anak. Memaksakan mereka untuk mengabaikan kesempatan ini demi memenuhi kebutuhan finansial keluarga tidak hanya merampas hak mereka untuk berkembang, tetapi juga dapat menghambat potensi mereka untuk meraih kesuksesan yang lebih besar di masa depan.

Selain itu, anak juga ber hak untuk merancang kehidupannya tanpa orang tua terlalu ikut campur diurusan pribadi mereka. Biarkan saja mereka mengatur keuangannya sendiri. 

Janganlah para orang tua meminta di penuhi kebutuhan keluarga baik kebutuhan primer apa lagi sekunder. Apa bila orang tua meminta, anak pasti tidak menolak permintaan orang tuanya karena demi baktinya. 

Beda kasus kalau mereka memang membeli kebutuhan keluarga, berarti mereka sudah menyiapkan sendiri untuk disisihkan pendapatan mereka untuk keluarga. Orang tua harus bersikap bijaksana demi masa depan anak mereka juga nantinya.

3. Menumbuhkan Kemandirian dan Kesadaran Keluarga

Keluarga harus mampu menciptakan lingkungan yang mendukung kemandirian dan perkembangan anak, bukan mengandalkan mereka sebagai sumber nafkah utama. 

Orang tua dan anggota keluarga lainnya perlu mencari cara alternatif untuk memenuhi kebutuhan finansial, seperti mencari peluang pekerjaan tambahan atau merencanakan anggaran dengan lebih baik. 

Mengajarkan anak tentang pentingnya kemandirian finansial sejak dini adalah langkah yang jauh lebih produktif dibandingkan memaksakan tanggung jawab yang berat kepada mereka.

4. Membangun Hubungan Keluarga yang Sehat

Hubungan keluarga yang sehat didasarkan pada saling pengertian, dukungan, dan tanggung jawab yang adil. Ketika salah satu anggota keluarga, terutama anak yang belum menikah, dipaksa untuk memenuhi peran yang tidak seharusnya mereka tanggung, dinamika keluarga bisa menjadi tegang dan tidak harmonis. 

Ketidakadilan dalam pembagian tanggung jawab dapat menyebabkan konflik dan merusak hubungan antara anggota keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun