Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jangan Jadikan Anak yang Belum Menikah sebagai "Sapi Perah" Keluarga

21 Juli 2024   16:54 Diperbarui: 23 Juli 2024   22:57 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kelelahan bekerja. (sumber gambar: pixabay.com) 

Dalam banyak budaya, keluarga sering kali menjadi unit sosial yang saling mendukung dan berbagi tanggung jawab. 

Namun, dalam beberapa kasus, ada kecenderungan untuk menjadikan anak yang belum menikah sebagai sumber pendapatan utama keluarga. 

Hal ini, meski mungkin dilakukan dengan niat baik, dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan bagi perkembangan anak tersebut serta dinamika keluarga secara keseluruhan.

1. Memahami Konteks dan Dampak

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa menjadikan anak yang belum menikah sebagai sumber pendapatan keluarga sering kali berakar dari berbagai faktor, termasuk kebutuhan ekonomi yang mendesak atau harapan yang tidak realistis.

Anak-anak, yang sering kali masih berada dalam tahap perkembangan pribadi dan profesional, mungkin merasa tertekan untuk memenuhi tanggung jawab finansial yang sebenarnya bukan sepenuhnya kewajiban mereka.

Dampak dari praktik ini bisa sangat luas. Secara psikologis, anak yang dipaksa untuk memberikan dukungan finansial mungkin merasa tertekan, stres, dan bahkan mengalami gangguan kesehatan mental. 

Ketergantungan keluarga pada kontribusi finansial anak dapat menghambat perkembangan pribadi mereka, serta mempengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

2. Hak Anak untuk Mengembangkan Potensi

Setiap anak memiliki hak untuk mengejar pendidikan, mengembangkan keterampilan, dan mengejar impian mereka tanpa merasa tertekan untuk menghidupi keluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun