Diantara Dua Jalan Kehidupan
Dalam dada bersemayam sunyi,
Dua suara beradu di relung hati,
Yang satu berkata penuh damai,
Yang lain berbisik penuh ramai.
Di tengah tenang, badai pun menggulung,
Antara benar dan salah terus bergulung,
Nurani terang, menunjuk jalan lurus,
Tetapi godaan gelap, tak henti mengusik terus.
Oh, hati, mengapa kau bimbang,
Di persimpangan ini, aku terpegang,
Antara harapan dan penyesalan,
Antara kenyataan dan bayangan.
Kedamaian menunggu di ujung cahaya,
Namun bayang kelam mengintai dari balik maya,
Kehidupan ini bagai cermin retak,
Setiap pilihan menggores jejak.
Tetaplah tabah, wahai hati yang gelisah,
Dalam badai ini, tetaplah berpeluh,
Ikuti bisikan yang lembut dan benar,
Meski jalan terjal, nurani jadi penawar.
Di akhir semua, kebenaran memeluk,
Meski perjalanan terasa penuh peluk,
Dengan nurani sebagai pelita terang,
Kan kuarungi hidup, meski penuh rintang.
Paya Laba, 19 Juli 2024
Awaluddin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H