Bintang-bintang sembunyi dalam kabut hitam,
Hanya Bulan yang menemani diri
Diriku yang dilanda sepi
Kenangan kita terhempas di dalam diam,
Saat kau pergi tinggalkan aku dalam kelam.
Angin berbisik pelan, menyentuh jiwa yang gundah,
Menari dalam gelap, menghapus senyum yang patah,
Rindu mengalir dalam aliran waktu,
Setiap detik seakan menusuk kalbu.
Di bawah sinar rembulan yang redup,
Aku berdiri dalam kesendirian yang tajam,
Menggapai bayanganmu yang hilang,
Dalam kerinduan yang tak pernah padam.
Setiap jejak langkahmu tertanam dalam ingatan,
Menggores luka di hati yang dalam,
Kisah cinta yang tak sempat tertuliskan,
Kini hanyalah sisa-sisa mimpi yang terlupakan.
Malam yang kelam, engkau hadir dalam mimpiku,
Meski kau telah jauh, bayangmu selalu membayangiku,
Di setiap sudut hati yang masih mencintaimu,
Aku terus menunggu, meski kau takkan pernah kembali padaku.
Selamat tinggal, kekasih di malam yang kelam,
Biarkan kenangan kita tetap abadi dalam diam,
Meskipun kau pergi, cinta ini takkan padam,
Dalam gelapnya malam, aku tetap merindukanmu, sayang.
Paya Laba, 18 Juli 2024
Awaluddin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H