Saat ini, UMKM sedang dalam tren yang positif dengan jumlahnya yang terus bertambah setiap tahunnya. Tren positif ini akan berdampak baik bagi perekonomian Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, kontribusi UMKM terhadap PDB Nasional sebesar 60,5%. Ini menunjukkan bahwa UMKM yang ada di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan hingga dapat berkontribusi lebih besar lagi bagi perekonomian.
UMKM yang ada di Indonesia, sebagian besar merupakan kegiatan usaha rumah tangga yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, di Indonesia pada tahun 2019, terdapat 65,4 juta UMKM.
Dampak Pandemi Covid 19 Bagi Pelaku UMKM
Dengan jumlah unit usaha yang sampai 65,4 juta dapat menyerap tenaga kerja 123,3 ribu tenaga kerja. Ini membuktikan bahwa dampak dan kontribusi dari UMKM yang sangat besar terhadap pengurangan tingkat pengangguran di Indonesia.
Â
Dengan semakin banyaknya keterlibatan tenaga kerja pada UMKM itu akan membantu mengurangi jumlah pengangguran di negara ini.
Saat pandemi covid 19 beberapa tahun silam  tentu banyak sektor yang terkena imbasnya tidak terkecuali para pelaku UMKM. Pandemi Covid19 berdampak pada penurunan penjualan, penurunan jumlah produksi, dan penurunan jumlah pendapatan pada UMKM.
UMKM dituntut untuk cepat beradaptasi dengan kondisi yang ada dengan memanfaatkan teknologi informasi, bergabung dengan market place, melakukan diferensiasi produk dan berinovasi agar bisa bertahan pada masa pandemi ini.
Pandemi Covid-19 mengubah Perilaku Konsumen dan Peta Kompetisi Bisnis yang perlu diantisipasi oleh para pelaku usaha akibat adanya pembatasan kegiatan.
Konsumen lebih banyak melakukan aktivitas di rumah dengan memanfaatkan teknologi digital. Sejak merebaknya virus corona atau yang dikenal dengan pandemi covid-19 terjadilah penurunan omzet pelaku UMKM yang sangat signifikan.
Yuk Tukoni Patner UMKM Yogyakarta
Terdapat beberapa lapangan usaha UMKM yang terkena dampak yang paling besar yaitu penyedia akomodasi, pariwisata, dan makan minum, perdagangan besar dan eceran, serta reparasi sepeda motor dan transportasi dan perdagangan.
Salah satu ide cemerlang datang dari Revo Suladasha, pria yang bermukim di Yogyakarta ini memiliki background sebagai seorang pembisnis yang bergerak dibidang  food and beverage.
Â
Karena dampak dari pandemi ,yang banyak membuat UMKM di Indonesia gulung tikar khususnya untuk daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Revo berinisiatif untuk membuat sebuah marketplace yang menampung para UMKM.Â
Bersama dengan rekannya Eri Kuncoro yang seorang konsultan marketing, akhirnya Revo resmi membuka "Yuk Tukoni" . Yuk Tukoni adalah marketplace berbagai kuliner hits Yogya dalam versi makanan beku.
Yuk Tukoni ini lahir karena ingin membantu para UMKM yang terdampak pandemi hingga gulung tikar. Selain itu juga untuk memudahkan para pelanggan menemukan makanan favoritnya tanpa harus keluar rumah.
Apresiasi SATU Indonesia Awards
Hingga saat ini Yuk Tukoni sudah bekerja sama dengan 60 UMKM di Indonesia. Yang tersebar di Jawa Tengah, Madiun dan Semarang. Dan di Yuk Tukoni hingga saat ini sudah ada 1800 produk melalui platformnya.
50-60 persen dari total persediaan yang ada. Selain itu, untuk melebarkan sayapnya dalam usaha pemberdayaan UMKM, Yuk Tukoni sedang mempersiapkan toko offline di beberapa tempat.
Â
Mereka juga membuat workshop untuk UMKM agar dapat menjual produknya di tengah pandemi. Eko, pemilik Mie Ayam Bu Tumini, salah satu UMKM yang memasarkan dagangannya lewat Yuk Tukoni cukup terbantu dengan kehadiran platform ini di Tengah pandemi. biasanya dalam dua hari sekali, Yuk Tukoni membeli 200 bungkus mie ayamnya.Â
Alasannya adalah Yuk Tukoni memiliki banyak pelanggan. Berkat ide cemerlangnya membantu para pelaku UMKM dengan platform Yuk Tukoni, Revo mendapatkan Apresiasi Satu Indonesia Awards 2020. Semoga kedepannya Yuk Tukoni bisa ebih maju lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H