Mohon tunggu...
Awalia Nur Sakinah
Awalia Nur Sakinah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Health Student

Sedang dan senang belajar~

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Yang Terlupakan dari Hiruk-Pikuk Wisata Kuliner Alun-Alun Kidul Yogyakarta

26 September 2024   13:01 Diperbarui: 26 September 2024   13:55 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi salah satu titik pembuangan sampah di jam 8 malam yang sudah full, sebagian berserakan di sekitar. Sumber: Dokumentasi Penulis (31/8)

Sebagai ruang publik dan terbuka, peluang terjadinya kontaminasi pada makanan yang tidak memiliki penutup sangat dimungkinkan, mengingat kawasan ini tergolong sebagai wilayah yang cukup gersang sehingga makanan yang dikonsumsi bisa saja terpapar debu yang beterbangan, polusi dari kendaraan yang lalu-lalang, juga kontaminasi bakteri atau patogen lainnya yang berasal dari vektor, terlebih jika tempat sampah yang disediakan tidak berpenutup. 

Kita ambil contoh salah satu vektor yang biasa dijumpai, lalat. Salah satu hewan yang dapat menyebarkan kuman penyebab penyakit dari sampah ke orang atau makanan. Serangga ini juga kerap kali hinggap di tempat-tempat lembab dan kotor, seperti sampah dan dapat menularkan berbagai jenis patogen yang mengakibatkan penyakit pada manusia atau hewan. Diantaranya adalah thypoid, kolera, disentri, antraks, diare. 

Gambaran salah-satu jajanan yang terkontaminasi oleh vektor di Alun-Alun Kidul. Sumber: Dokumentasi Penulis (31/8)
Gambaran salah-satu jajanan yang terkontaminasi oleh vektor di Alun-Alun Kidul. Sumber: Dokumentasi Penulis (31/8)
Selepas mengonsumsi, tentunya yang tersisa hanyalah plastik dan kresek dari makanan yang tersebut. Kemana muaranya? tempat sampah tentunya. Di beberapa sudut bisa kita lihat secara terang benderang keranjang sampah berwarna hijau yang telah disediakan oleh pihak paguyuban. Namun demi menuntaskan rasa penasaran, penulis menyempatkan berkeliling lokasi mengamati setiap pembuangan yang tersebar di beberapa titik dan menemui jumlah akhir sebanyak 24 keranjang dengan kondisi yang sudah engap dengan luapan sampah, tak sedikit juga harus jatuh berserakan di sekitarnya. Kondisi ini dapat menimbulkan bau yang tak sedap, mengganggu kenyamanan pengunjung, estetika lingkungan serta akan menjadi sumber penularan penyakit.

Kondisi salah satu titik pembuangan sampah di jam 8 malam yang sudah full, sebagian berserakan di sekitar. Sumber: Dokumentasi Penulis (31/8)
Kondisi salah satu titik pembuangan sampah di jam 8 malam yang sudah full, sebagian berserakan di sekitar. Sumber: Dokumentasi Penulis (31/8)

Alih-alih ingin menikmati lezatnya hidangan kuliner di tempat tersebut, nyatanya ancaman terjadinya masalah kesehatan membuntuti dibelakangnya. 

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta melaporkan kasus keracunan makanan selalu menempati peringkat pertama pada Kejadian Luar Biasa (KLB) di DIY. Pada Tahun 2018 sebanyak 345 kasus, 2019 terdapat 53 kejadian dan pada tahun 2020 sebanyak 22 kasus kejadian keracunan makanan. Penurunan angka setiap tahunnya diasumsikan karena adanya pandemi covid-19 yang membatasi gerak masyarakat. Selain itu juga dimungkinkan karena penerapan perilaku hidup yang bersih dan sehat masyarakat yang meningkat, salah satunya dengan kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan hygiene lingkungan.

Nah, dalam rangka membenahi sanitasi di Wisata Kuliner Alun-Alun Kidul, sekiranya beberapa hal perlu dilakukan:

  1. Kerjasama pemerintah dengan pihak paguyuban dalam melakukan peningkatan infrastruktur sanitasi seperti menyediakan wastafel/keran air untuk mencuci tangan. Selain itu, toilet umum yang tersedia diharapkan tetap terjaga dan terawat serta jumlahnya paling tidak dapat mengcakupi jumlah pengunjung setiap harinya.

  2. Manajemen pengelolaan sampah yang baik. Hal ini juga menjadi PR yang harus segera ditangani untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di kemudian hari, melihat kondisi tempat sampah yang ada masih memungkinkan terjadinya kontaminasi, sehingga rekomendasi untuk peningkatan sanitasi ini dengan penambahan jumlah dengan tetap memperhatikan kelayakannya serta menerapkan konsep pemilahan sampah agar limbah yang memungkinkan bisa diolah kembali serta sebagai bentuk kontribusi pada pengurangan volume sampah pada TPA.

  3. Memberikan edukasi dan pendampingan terkait pengelolaan dan penyajian makanan yang higienis kepada para pedagang yang ada di Alun-Alun Kidul.

  4. Melakukan monitoring serta penegakan regulasi yang tegas dalam memantau kebersihan, agar keindahan Alun-Alun tetap terjaga. Dengan terciptanya sanitasi yang baik pengunjung bisa menikmati berbagai kuliner yang tersedia tanpa perlu merasa was-was lagi.

  5. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun