Mohon tunggu...
Awal Nur Afdal
Awal Nur Afdal Mohon Tunggu... Penulis - Awal Nur Afdal

Awal Nur Afdal lahir di Bantaeng 11 Mei 2002, saat ini sedang fokus belajar menulis dan menambah pengetahuan di Balang Institute

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

menghindari perjodohan dengan berkuliah

23 Mei 2022   09:33 Diperbarui: 23 Mei 2022   09:40 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

image from Kompas.com

oleh : Awal Nur Afdhal

Pada 2020 lalu, Ida bukan nama yang sebenarnya, telah menyelesaikan ujian sekolah di MA-Al Murahamah Banyorang. Hari terakhir ujian, juga disampaikannya pengumuman libur perdana untuk para siswa selama dua pekan dengan alasan serangan virus yang semakin mewabah.

Tujuan pemerintah meliburkan siswa agar mata rantai penyebaran Covid 19 bisa terputus. Kasus seorang bapak berusia 42 tahun di Dampang adalah kasus Covid pertama di kecamatan Gantarangkeke yang juga tercium informasinya ke kecamatan Tompobulu sebagai kecamatan tetangga.

Pada pukul sembilan keatas, para siswa di MA-Al Murahamah banyorang datang satu persatu. Bukan atas ketidaktahuan informasi libur, melainkan memburu WIFI sekolah yang tetap aktif meski libur sekolah. Ida dan teman-temannya turut hadir, namun bukan untuk memburu WIFI, melainkan berdiskusi soal perencanaan daftar di Balai Latihan Kerja BLK, tujuan Ida dan teman-teman agar dapat lebih muda mengakses pekerjaan yang layak tanpa harus berkuliah.

Setelah mendaftar, Ida dan teman-teman berubah haluan sebab tidak ada jurusan yang cocok. BLK saat itu hanya menyediakan jurusan listrik dan sama sekali tidak diminati Ida dan teman-teman. Gagal mendaftar di BLK, membuat Ida dan teman-teman hanya fokus mengerjakan pekerjaan domestik di rumah.

Menjelang tahun kelulusan kemarin, pak Arsyad selaku operator sekaligus guru Bahasa Indonesia itu ditugaskan oleh kepala sekolah untuk mendongkrak nilai siswa yang bertekad melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Hanya ada tiga siswa yang menyatakan akan mendaftar ke salah satu kampus di Makassar, salah satunya Indri, Indah dan Nurul. Sayangnya, hanya indah yang berhasil duduk di bangku kuliah, Indri harus menggugurkan cita-citanya sebab tidak mendapat restu dari orang tua untuk tinggal di kos-kosan di Makassar. Sedang Undangan pernikahan Nurul tiba di grup kelas satu bulan setelah pengumuman kelulusan setelah di jodohkan oleh ayahnya.

Kala itu Ida dan kawan-kawan lainnya sibuk mencari  pekerjaan di kota. Ida sempat bekerja di warung bakso selama dua Minggu, resign sebelum mendapat gaji pertama dengan alasan selalu lembur, sementara gaji perbulannya hanya senilai Rp.700.000. dengan berhentinya bekerja, membuat Ida harus kembali mengerjakan pekerjaan domestik disela waktu.

Hari demi hari dilalui Ida di rumah. Dapur dan kamar menjadi tempat ternyaman bekerja dan beristirahat dengan menikmati gelar pengangguran. Ida mempunyai ipar yang bekerja di dealer Honda. Ida menyiapkan beberapa berkas dan mendaftar atas suruhan kakak Iparnya, dua Minggu kemudian, Ida mendapat pesan di akun Email pribadinya, menyampaikan bahwa berkas yang ia kumpul dikembalikan.

Menjelang pergantian tahun, Ida kembali mendaftar di BUMN sebagai karyawan PNM. Ida mendaftar lewat internet dari link yang didapatkan dari teman SMP-nya. Setelah dinyatakan lulus, Ida memberitahu ibunya soal penempatan dan jam pulang kerja. Sayang, Ida tidak mendapatkan restu dari orang tua sebab Ida tidak punya rekan kerja di kampung.

Minggu yang bersamaan, Ida mendapat lamaran dari anak dosen kampus Yapti Jeneponto. Ida punya prinsip yang kuat, tidak akan menikah dengan pria yang ia tidak kenali sifat dan wataknya. Secara halus, Ida menolak dan meminta kepada ayahnya agar di berikan ruang berkuliah oleh orang tuanya sama seperti yang dilakukan sepupunya.

Komunikasi antara orang tua Ida dan si dosen tetap berjalan, tanpa sepengetahuan Ida, kedua pihak orang tua ini saling membangun kesepakatan. Hingga akhirnya kabar permintaan Ida dikabulkan melalui negosiasi paman yang meminta agar Ida disekolahkan saja dulu.

Tahun 2021, Ida mendaftar di STAI AL-Gazali Bulukumba. Ida mendaftar bersama ponakan yang baru lulus SMA di tahun 2021. Ida mengambil jurusan peternakan, "asal ada yang jelas tidak dinikahkan ka dulu”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun