Mohon tunggu...
Awal Nur Afdal
Awal Nur Afdal Mohon Tunggu... Penulis - Awal Nur Afdal

Awal Nur Afdal lahir di Bantaeng 11 Mei 2002, saat ini sedang fokus belajar menulis dan menambah pengetahuan di Balang Institute

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tidak Menemukan Keuntungan dalam Perantauan. Basri Kehilangan Istrinya

10 Oktober 2021   02:06 Diperbarui: 10 Oktober 2021   05:58 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poto saat jenaazah hamsinah diterawang FG : Awal nur afdhal

Namun keberangkatannya kali ini seorang diri, dengan keterbatasan biaya. Selain itu, Hamsinah istrinya hamil mudah kembali, keluarganya menyarakan agar Hamsinah tidak  lagi melahirkan di Malaysia.

Sampai di Malaysia, Basri mendapat kabar baik sebab anaknya lahir dengann selamat. Namun Basri dikabarkan berpindah-pindah tempat bekerja. Saat berangkat ke perantauan, Basri menghubungi pengurus yang bertempat tinggal di Talle tak jauh dari kampung halamannya. 

Dia berangkat lewat jalur tikus yang biasa disebut pekerja gelap. Hal demikian, membuat basri terlantar dari toke ke toke dari ladang yang satu kelahan yang lainnya. Tidak ada  kejelasan mengenai tempat kerjanya.  

Mendengar kabar suaminya, Hamsinah kemudian menyusul suaminya. Hamsinah berangkat menggunakan paspor lawatan, sebelum berangkat dia mengurus keberangkataan di pare-pare. Hamsinah membawa anaknya ke Malaysia. Hamsinah membayar 7 juta agar perjalanannya mulus meski membawa anaknya.

Sesampai istrinya di Sarawak, basri beradaa di Saba, Hamsinah tidak sempat bekerja di PT. Hormat pasifik, hamsinah tidak sempat menyetor paspor ke pihak perusahaan, dia langsung membawanya ketempat dimana dia akan tingggal bersama basri. Mereka berdua kerja disebuah ladang tanpa berstatus pekerja migran. Mereka berdua mengurus domisili dan berstatus warga negara Malaysia.

Basri dan hamsinah tinggal di Saba dekat ladang, disana terdapaat orang Bantaeng termasuk sarong sepupu tiga kali dari hamsinah. Mereka berdua mendapatkan upah yang setara dengan pekerjaan. 

Mandor mereka berdua sama-sama beraasal dari Bantaeng, Hamsinah dimandori oleh Amir  dan Basri dimandori oleh Ridwan asal Kulepang Bantaeng.

Kehadiran Hamsinah sedikit membawa keuntungan, Basri yang biasanya pulang larut malam  minum bersama teman-teman kerjanya, sekarang sudah berubah dengan kehadiran istri. 

Mereka ikut arisan TKI, tahap kedua Hamsinah kena giliran mendapatkan uang sebanyak 40 juta yang dibayar 1 juta perbulannya. Selain   itu arisan bersama pekerja perempuan juga mendapat giliiran, Hamsinah mendapatkan perabot rumah tangga dan barang-barang pecahan lainnya.

Suatu pagi, hamsinah bangun lebih awal untuk mencuci pakaian, Basri  belum bangun dan hamsinah berangkat kerja lebih awal. sebelum berangkat, Hamsinah berpesan agar Basri menjemputnya ditempat kerja setelah salat jum'at. Namun Hamsinah menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari  biasanya, Amir melepon Basri dan menyuruh Basri segeraa menjemput istrinya.

Tengah persimpangan dipenghuujung ladang, Basri membonceng istrinya menggunakan motor honda bebek, sebuah lori pengangkut sawit melaju kencang dari arah selatan, Basri yang sudah terlanjur menerobos akhirnya lepas kendali dan lori tersebut menabrak motor Basri yang mengakibatkan Hamsinah terlempar sekitar 10 meter dari posisi motor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun