Mohon tunggu...
Awal
Awal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merajut Malam Bersama Humanis

2 Mei 2016   07:38 Diperbarui: 2 Mei 2016   07:43 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini begitu indah dengan bintang-bintang yang bersinar menemani malam yang sedang sepi ditinggal sang rembulan. Pancaran sinar biru malamnya terasa indah dipandang mata. Kesejukan dan keindahannya menyentuh hati setiap orang yang memandangnya. Bersama malam yang indah ini, ku habiskan waktuku merajut kebersamaan di Humanis.

Pagi menyonsong, ku mulai langkahku menapak jejak baru bersama teman dan saudaraku di Humanis. Kami mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk kegiatan hari ini. Setiap orang mulai mengerjakan tugasnya masing-masing, menyiapkan segala sesuatu untuk malam ini. Semua begitu bersemangat menyambut malam yang telah ada di depan mata. Malam yang begitu dinanti oleh setiap anggota Humanis.

Matahari telah berada di puncak singgahsananya, namun semangat masih belum padam walau keringat bercucuran membasahi badan. Semangat kami masih berkobar mengerjakan segala persiapan untuk kegiatan malam ini. Langkah demi langkah menjadi cerita tersendiri bagi kami. Terik matahari bukan penghalang bagi kami dan lelah bukan alasan bagi kami untuk menapak jejak langkah hari ini. Motivasi terbesar kami adalah Humanis. Menampilkan yang terbaik merupakan tujuan kami demi mencapai kejayaan dalam kebersamaan.

Satu persatu persiapan telah usai kami kerjakan. Semua telah bekerja keras untuk hari ini. Satu kata yang ingin ku ucapkan untuk kita semua adalah ‘Fighting’, tetaplah semangat karena proses tidak pernah mengkhianati hasil. Jangan pernah sia-siakan kebersamaan kita di Humanis karena waktu tidak dapat terulang kembali.

Siang telah menapaki jejaknya ke arah barat berganti dengan malam. Satu persatu berdatangan dari segala penjuru menuju tempat Malam Biru Langit. Pelataran baruga yang mulanya sepi, kini telah terisi penuh dengan kedatangan dari tamu dan anggota Humanis sendiri. Wajah riang dengan senyuman manis terpancar dari teman-temanku ketika melihat tamu yang berdatangan. Pekerjaan seharian yang begitu melelahkan telah terbalas dengan hasil yang memuaskan.

Kebahagiaan yang kami rasakan semakin bertambah ketika beberapa senior tua datang meluangkan waktunya untuk bertemu kami di Malam Biru Langit. Beberapa dari mereka belum pernah kami lihat sebelumnya. Inilah salah satu momen bagi kami untuk bisa bertemu dan berkenalan dengan senior yang tidak pernah kami lihat. Momen yang begitu berharga yang tak mungkin kami lupakan.

Kini tibalah saat Malam Biru Langit, satu persatu pertunjukan ditampilkan dari tamu dan anggota Humanis sendiri. Mulai dari akustik, nyanyi solo, vocal group, big box dan lainnya, semua orang tak ingin ketinggalan untuk menampilkan penampilan terbaik mereka. Lantunan musik yang menggelegar semakin memecahkan malam ini. Suasana semakin meriah ketika salah satu tamu membacakan bait-bait puisi yang begitu indah dan bermakna dengan diiringi lantunan musik akustik yang begitu merdu. Semua telah terbawa dalam suasananya hingga bait puisi yang terakhir. Tepuk tangan dan sorakan dari tamu semakin menambah kemeriahan malam ini.

Malam masih panjang, lantunan musik masih mengiri malam ini. Setiap angkatan dari anggota Humanis pun tak lupa memberikan penampilan terbaik dari angkatan mereka. Mulai dari angkatan 2009 sampai angkatan 2015 memberikan penampilan di Malam Biru Langit ini. Angkatanku pun tak lupa memberikan penampilan pada Malam Biru Langit ini. Kami menampilkan sebuah lagu nostalgia, sebuah lagu angkatan yang penuh makna bagi kami. Lagu ini merupakan lagu yang kami tampilkan pada saat pengaderan di Kampoeng Humanis. Lagu ini adalah kisah perjuangan kami untuk menjadi anggota di Humanis. Walaupun pada penampilan malam ini kami belum memberikan penampilan terbaik kami, akan tetapi kebersamaan malam ini lebih berarti dan bermakna dari sebuah penampilan terbaik.

Kini malam semakin larut, namun kebersamaan masih tetap terjaga. Lantunan musik masih mengiri malam, dengan tawa canda di sekelilingnya. Setiap detik sangat berarti malam ini, kami tak ingin waktu ini cepat berlalu begitu saja tanpa sebuah cerita yang akan menemani tidur kami malam ini dan malam-malam berikutnya. Malam ini menjadi saksi bisu kebersamaan kami, ukiran cerita yang akan terkenang dalam memori kehidupan kami akan terjaga hingga kami tiada di muka bumi ini.

Satu demi satu tamu mulai meninggalkan tempat Malam Biru Langit, beranjak pulang meninggalkan sejuta kenangan. Hari yang tak akan kami lupa walau hanya sekejab saja. Setiap detiknya meresap ke dalam ingatan kami meninggalkan sejuta cerita indah. Walau malam telah berakhir namun semangat dan kebersamaan masih tetap terjaga dan tak akan pernah berakhir.

Malam ini, Humanis telah mengajarkan kami arti sebuah kebersamaan dan persaudaraan. Seperti motto Humanis Kejayaan Dalam Kebersamaan. Karena bersama kita semakin kuat menapaki jejak langkah hidup ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun