Mohon tunggu...
Asri M. Amin
Asri M. Amin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa | Petani | Twitter : @asri_juventini | Facebook : Arie D'Bianconeri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cita & Cinta Si Anak Kos

14 Juli 2011   15:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:40 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jauh jarak yg telah kau tuju.

meski tak sampai ke negri tirai bambu,

Sejenak berpisah dari ayah & ibu,

demi wujudkan segala citamu.

**

Coba melamar Perguruan Tinggi Negri,

akhirnya tak lulus swastapun jadi.

Semangat tinggi telah terpatri,

agar kelak jadi berdasi & di hargai.

**

Mencari tempat kos sebagai tempat sementara menetap,

tak bagus tak apa asal berdinding serta beratap.

Walau sebagian terlihat plaffon telah di makan rayap,

tidak mengapa mengingat penghasilan orang tua yg tidak tetap.

**

Perkuliahan mulai berlangsung,

semangatpun tinggi melambung.

Awalnya bingung serta linglung yg tak jua berujung,

tapi kau yakin bisa jika telah biasa berkecimpung.

**

Senangnya hati dengan suasana kampus,

bangunan rapi dengan taman yg terurus.

Terus kau susuri pelosok kampus,

akhirnya berhenti karena sengatan matahari sebabkan haus.

**

Kantinpun kini menjadi tujuan,

duduk di pojok menunggu minuman yg telah kau pesan.

Di pojok lainnya tak sengaja kau lihat seorang dara yg cantik rupawan,

pandangan pertama begitu berkesan hingga jantungpun berdetak tidak karuan.

**

Mulai tersirat niatan di hati untuk mendekati,

setelah teguhnya niat kau pun mulai langkahkan kaki.

Salam sapa awalnya kau beri,

di balas senyuman yg penuh arti.

**

Awal jumpa yg begitu berharga,

tiada ternoda oleh sepatah kata.

__Padat kata singkat cerita__

**

Hari-haripun berlalu,

rasa di hati kian menggebu.

Semakin akrab seiring waktu,

niatan pun semakin membatu.

**

Kau pun telah tetapkan hati,

jika dialah yg selama ini kau cari.

Tiada terpikir akan ditolak mengingat ilmu bujuk rayu yg kau kuasai,

walaupun tiada berlisensi namun sudah banyak yg mengakui mujarab meluluhkan hati.

**

Akhirnya semua rasa kau ungkap,

dan tak ada lagi beban yg terperangkap.

Kau menanti jawab dengan penuh harap,

dengan mimik senyuman dia menjawab & akhirnya dia pun kau dekap.

**

Cinta bersemi di dalam dada,

Bahagia rasa tiada terkira.

Pahit empedu terasa gula,

Logika hilang tak lagi terpeta.

__TO BE CONTINUED__

*Jika saya tak sempat melanjutkan, silahkan asumsikan sendiri kelanjutan kisahnya.

Banda Aceh, 14 Juli 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun