Mohon tunggu...
Abdurrahman Mahmud
Abdurrahman Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Guru

Alumni S1 Pendidikan biologi, Alumni SM3T Angkatan pertama penempatan rote ndao, Alumni PPG pra jabatan angkatan pertama UNG, Alumni Guru SILN Sabah Malaysia Angkatan 5, Fasilitator Anti Perundungan ROOTS, Narasumber Berbagi Praktik Baik Angkatan III, CGP Angkatan IX.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aksi Nyata Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional di SMPN 4 Satap Mootilango

12 November 2023   17:29 Diperbarui: 12 November 2023   18:34 2088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk meningkatkan dampak pembelajaran berdiferensiasi yang terintegrasi dengan nilai Kompetensi Sosial Emosional (KSE), perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut terhadap pengintegrasian nilai-nilai KSE dalam setiap kegiatan pembelajaran. Saya dapat memperbaiki strategi pengajaran dengan lebih fokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional secara eksplisit, memastikan bahwa setiap aktivitas memberikan ruang bagi siswa untuk mengasah keterampilan seperti empati, kerjasama, dan pengelolaan emosi. Evaluasi berkelanjutan terhadap respons siswa terhadap integrasi nilai KSE akan membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dalam pendekatan pembelajaran.

Dalam konteks budaya apel pagi yang bermakna, perbaikan dapat dilakukan dengan memperdalam pengintegrasian nilai-nilai KSE dalam setiap sesi. Saya dapat memastikan bahwa tema-tema yang diangkat dalam apel pagi lebih secara eksplisit mencerminkan nilai-nilai sosial dan emosional yang ingin ditanamkan. Selain itu, saya bisa lebih aktif melibatkan siswa dalam perencanaan dan pelaksanaan sesi apel pagi, sehingga mereka merasa memiliki peran yang lebih signifikan dalam pembentukan budaya sekolah yang positif.

Dalam upaya diseminasi kepada rekan sejawat, saya dapat meningkatkan strategi komunikasi agar informasi terkait nilai-nilai KSE lebih mudah dipahami dan diakses oleh semua anggota staf. Mungkin perlu disusun panduan atau workshop khusus yang memberikan contoh konkret tentang bagaimana nilai-nilai KSE dapat diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran. Hal ini akan memastikan bahwa pesan terkait pentingnya KSE tidak hanya sampai pada tingkat kesadaran, tetapi juga diimplementasikan dalam praktik sehari-hari oleh semua guru.

Terakhir, untuk program anti perundungan, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas program. Saya dapat mengumpulkan data lebih lanjut tentang perubahan perilaku siswa, mengadakan sesi evaluasi dengan siswa, guru, dan orangtua untuk mendapatkan umpan balik lebih mendalam. Dari sana, perbaikan dapat dilakukan, termasuk penyempurnaan strategi pencegahan perundungan, peningkatan dukungan bagi korban, dan penguatan nilai-nilai KSE yang mendasari program. Sejalan dengan itu, dapat dilakukan upaya lebih besar dalam melibatkan seluruh komunitas sekolah dalam mendukung program anti perundungan ini, menciptakan keterlibatan yang lebih luas dan efektif.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, pembelajaran berdiferensiasi yang terintegrasi dengan nilai Kompetensi Sosial Emosional (KSE), budaya apel pagi yang bermakna, diseminasi kepada rekan sejawat, dan program anti perundungan membentuk suatu ekosistem pendidikan yang holistik dan berdaya. Integrasi KSE dalam pembelajaran memberikan dimensi tambahan yang penting, memastikan tidak hanya perkembangan akademis tetapi juga pertumbuhan sosial dan emosional siswa. Budaya apel pagi menjadi wahana efektif untuk menanamkan nilai-nilai KSE dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan iklim sekolah yang positif dan inklusif. Diseminasi kepada rekan sejawat memperkuat kolaborasi dan membangun komunitas pembelajaran yang saling mendukung, sementara program anti perundungan menjadi implementasi nyata nilai-nilai KSE dalam melindungi siswa dan membentuk karakter yang kuat. Dengan demikian, pendekatan ini menciptakan fondasi kokoh bagi perkembangan siswa tidak hanya sebagai peserta didik yang cerdas tetapi juga sebagai individu yang tangguh secara sosial dan emosional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun