Mohon tunggu...
Abdurrahman Mahmud
Abdurrahman Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Guru

Alumni S1 Pendidikan biologi, Alumni SM3T Angkatan pertama penempatan rote ndao, Alumni PPG pra jabatan angkatan pertama UNG, Alumni Guru SILN Sabah Malaysia Angkatan 5, Fasilitator Anti Perundungan ROOTS, Narasumber Berbagi Praktik Baik Angkatan III, CGP Angkatan IX.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aksi Nyata Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional di SMPN 4 Satap Mootilango

12 November 2023   17:29 Diperbarui: 12 November 2023   18:34 2088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah pendekatan dalam pendidikan yang dirancang untuk mengajar dan mengembangkan keterampilan sosial dan emosional siswa. Tujuan utamanya adalah membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka, membangun keterampilan interpersonal, dan mengembangkan sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain. 

PSE mencakup pengajaran keterampilan kehidupan sehari-hari yang tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada aspek sosial dan emosional dari perkembangan siswa.Pembelajaran Sosial Emosional dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah atau dirancang sebagai program khusus. Melalui pendekatan ini, sekolah berupaya membantu siswa mengembangkan keseimbangan antara pencapaian akademis dan kesejahteraan sosial-emosional, membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dan membangun hubungan yang sehat dalam kehidupan mereka.

Apa saja Indikator Pembelajaran Sosial Emosional?

  • Pengajaran Eksplisit:
    Pengajaran eksplisit dalam konteks Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) melibatkan pengenalan dan pembelajaran keterampilan sosial dan emosional secara langsung. Guru secara terbuka dan sistematis menyampaikan informasi, konsep, dan strategi terkait PSE kepada siswa. Ini bisa melibatkan penerapan metode pengajaran langsung, contohnya dengan memberikan petunjuk yang jelas, mengajukan pertanyaan terkait emosi, atau memberikan simulasi situasi sosial tertentu. Dengan pengajaran eksplisit, siswa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang keterampilan sosial dan emosional yang diinginkan dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Integrasi dalam Praktek Mengajar Guru dan Kurikulum Akademik:
    Integrasi PSE dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik mencakup penyelarasan antara keterampilan sosial dan emosional dengan pembelajaran akademis. Guru menciptakan konteks di mana siswa dapat mengaplikasikan keterampilan sosial dan emosional dalam materi pelajaran sehari-hari. Misalnya, dalam diskusi kelompok atau proyek kelompok, guru dapat mempromosikan keterampilan berkomunikasi, bekerja sama, dan memecahkan konflik. Integrasi ini memastikan bahwa pembelajaran sosial emosional tidak terpisah dari konten akademis, tetapi menjadi bagian integral dari pengalaman belajar siswa.
  • Penciptaan Iklim Kelas dan Sekolah:
    Penciptaan iklim kelas dan sekolah yang mendukung Pembelajaran Sosial Emosional bertujuan menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung perkembangan sosial-emosional siswa. Guru bekerja untuk menciptakan norma-norma positif, mendorong respek, dan merespons dengan sensitif terhadap kebutuhan emosional siswa. Iklim yang positif ini dapat memfasilitasi praktik sosial dan emosional yang sehat, seperti berbagi perasaan, bekerja sama, dan memberikan dukungan satu sama lain.
  • Penguatan Kompetensi Sosial dan Emosional Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Sekolah:
    Penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan melibatkan pelatihan dan pengembangan diri untuk memahami, menerapkan, dan mendukung PSE di sekolah. Ini melibatkan peningkatan pemahaman mereka tentang keterampilan sosial dan emosional, bagaimana merespons dengan efektif terhadap kebutuhan siswa, dan bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sosial-emosional. Pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten dalam PSE dapat menjadi model peran positif bagi siswa dan berkontribusi pada terciptanya budaya sekolah yang peduli dan mendukung.

 
Mengapa Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) Penting di SMP?

Sumber : Dokumen Pribadi
Sumber : Dokumen Pribadi

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) memegang peran krusial di Sekolah Menengah Pertama (SMP) karena masa ini merupakan periode perkembangan remaja yang penuh perubahan fisik, emosional, dan sosial. PSE membantu siswa mengembangkan keterampilan interpersonal yang krusial untuk membangun hubungan positif dengan teman sebaya, guru, dan orang lain di sekitar mereka. Dalam atmosfer SMP yang kompleks, penguasaan keterampilan ini dapat membantu siswa menjalin hubungan yang sehat, mencegah konflik, dan merespon secara konstruktif terhadap berbagai tantangan sosial.

Selain itu, PSE di SMP juga memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan kemandirian dan pemahaman diri. Siswa belajar mengenali dan mengelola emosi mereka sendiri, memahami dampak emosi terhadap perilaku, dan mengembangkan toleransi terhadap perbedaan. Ini adalah kemampuan-kemampuan yang sangat berharga dalam membentuk identitas pribadi, membangun rasa percaya diri, dan menghadapi tekanan serta tantangan yang mungkin muncul selama masa remaja. PSE tidak hanya merangkul dimensi akademis, tetapi juga membantu siswa menjadi individu yang lebih seimbang, adaptif, dan berkontribusi secara positif pada lingkungan sekitar.

Terakhir, PSE di SMP juga mendukung prestasi akademis. Siswa yang memiliki kesejahteraan emosional dan sosial yang baik cenderung memiliki fokus belajar yang lebih tinggi, membangun hubungan yang positif dengan guru dan teman sebaya, serta mampu mengatasi hambatan-hambatan belajar dengan lebih baik. Dengan demikian, PSE bukan hanya menjadi komponen penting dalam pembentukan karakter siswa, tetapi juga memiliki dampak positif yang signifikan pada kemajuan akademis mereka di lingkungan pembelajaran SMP.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun