Mohon tunggu...
Awi Astono
Awi Astono Mohon Tunggu... Ilmuwan - Indonesia

Berkarir sebagai ahli geofisika pada perusahaan migas internasional,\r\nGeographical location: 19 tahun di kalimantan, 15 tahun di jawa, 25 tahun di luar nusantara.\r\nPemerhati atas dinamika pol-ek-sos-bud NKRI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Janjimu yang Merusak Citramu

30 November 2013   04:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:30 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ada berita tentang penangkapan preman, maka reaksi orang2 pada umumnya normal2 saja. Karena umumnya orang2 tahu bahwa memang preman lebih sering melakukan perbuatan melanggar hukum, jadi wajar kalau ketangkap. Tapi jika yang tertangkap adalah polisi atau penegak hukum lain, maka reaksi orang2 bisa sebel, dongkol bahkan marah. Karena polisi atau penegak hukum lain adalah pihak atau institusi yang selalu berjanji untuk menegakkan hukum. Mereka selalu menghimbau untuk berbuat baik, wanti2 rakyat untuk taat hukum, jangan mencuri, jangan korupsi, jangan ini dan jangan itu. Begitu ketangkap, maka cacian mengalir kearahnya. Janjinya yang merusak citranya.
Saat musim kampanye, para caleg sibuk mencari dukungan rakyat. Dengan janji2-nya akan jadi wakil rakyat yang siap berjuang untuk kepentingan rakyat. Setelah lolos jadi anggota dewan, ternyata sibuk untuk urusan partainya. Dan akhirnya cacian mengalir kearahnya. Janjinya yang merusak citranya.
Partai kampanye di berbagai wilayah dan media, dengan janji2 indah untuk membasmi korupsi, katakan tidak pada korupsi. Dalam realitanya, ternyata sibuk mengumpulkan uang2 negara dengan ilegal. Berlomba-lomba untuk tampak kaya dengan segala cara. Akhirnya tertangkap, dan cacianpun mengalirlah kearahnya. Janjinya yang merusak citranya.
Sehari-harinya selalu giat memberikan bimbingan rohani dan memimpin ibadah dan doa. Tak henti2nya menasehati jamaah untuk selalu menjauhkan diri dari dosa, untuk selalu menahan hawa nafsu, untuk selalu usaha dengan halal, untuk selalu sederhana dan toleransi pada mereka2 yang kurang beruntung. Namun ternyata ucapannya tak sama dengan perilakunya, dan tertangkap karena korupsi, manipulasi, gratifikasi. Cacianpun mengalir kearahnya. Janjinya yang merusak citranya.
Janganlah berjanji kalau tak mampu menepatinya, janganlah ambisi kalau tak mampu melaksanakannya. .....ngaca..ngaca..dulu..deh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun