Mohon tunggu...
Avrill Amelia
Avrill Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi nonton

Selanjutnya

Tutup

Politik

Stop Intoleransi, Indahnya Keharmonisan dalam Keberagaman

10 Oktober 2024   05:15 Diperbarui: 10 Oktober 2024   07:48 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Moderasi adalah jalan tengah atau bisa disebut yaitu sesuatu yang terbaik, dengan adanya moderasi beragama seseorang tidak berlebihan saat menjalani ajaran agamanya.Indonesia, sebagai negara dengan keberagaman agama dan suku, ras serta budaya yang tinggi berlandaskan Bhineka Tunggal Ika.

Moderasi beragama emang penting? Betul, moderasi beragama memiliki peran penting untuk mendorong individu agar memahami ajaran agamanya secara mendalam sambil tetap menghargai keyakinan orang lain. Moderasi beragama bukan hanya sekedar toleransi, tetapi juga mengedepankan sikap saling menghargai, pengertian dan dialog antar beragama. Hal ini juga memiliki pengaruh penting dalam membangun masyarakat yang damai,harmonis serta toleran apalagi di era modernisasi dan digital saat ini. Moderasi beragama merujuk pada pendekatan yang mengutamakan keterbukaan dalam menjalankan ajaran agama.

Moderasi sudah lama dikenal sebagai prinsip hidup dalam sejarah umat manusia. Dalam mitologi Yunani kuno, prinsip moderasi sudah dikenal dan dipahatkan pada inskripsi patung Apollo di Delphi dengan tulisan Meden Agan, yang berarti "tidak berlebihan" (Kementrian Agama RI, 2019). 

Prinsip moderasi saat itu sudah dipahami sebagai nilai untuk melakukan segala sesuatu secara proporsional,tidak berlebihan. Seorang yang moderat dalam hal makanan, misalnya, akan menyantap segala jenis makanan, tapi membatasi porsinya agar tidak menimbulkan penyakit. Moderasi juga dikenal dalam tradisi berbagai agama. Jika dalam Islam ada konsep wasathiyah, dalam tradisi Kristen ada konsep golden mean.
Dalam tradisi agama Buddha ada MajjhimaPatipada. Dalam tradisi agama Hindu ada Madyhamika. Dalam Konghucu juga ada konsep Zhong Yong.Begitulah, dalam tradisi semua agama, selalu ada ajaran "jalan tengah". Semua istilah dalam setiap agama itu mengacu pada satu titik makna yang sama, yakni bahwa memilih jalan tengah di antara dua kutub ekstrem dan tidak berlebih-lebihan merupakan sikap beragama yang paling ideal.

Moderasi beragama adalah bagian dari strategi bangsa ini dalam merawat Indonesia. Sebagai bangsa yang sangat beragam, sejak awal para pendiri bangsa sudah berhasil mewariskan satu bentuk kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara,yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah nyata berhasil menyatukan semua kelompok agama,etnis,bahasa, dan budaya. Indonesia disepakati bukan negara agama,tapi juga tidak memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai agama dijaga dan dipadukan dengan nilai-nilai kearifan dan adat-istiadat lokal. Beberapa hukum agama juga dilembagakan oleh,ritual agama dan budaya berjalin berkelindan dengan rukun dan damai. Itulah sesungguhnya jati diri Indonesia,negeri yang sangat agamis dengan karakternya yang santun,toleran, dan mampu berdialog dengan keragaman.

Moderasi beragama harus menjadi bagian dari strategi kebudayaan untuk merawat jati diri kita tersebut Tegaknya moderasi beragama perlu  dikawal bersama,b baik oleh orang per orang maupun Lembaga baik masyarakat maupun negara. Kelompok beragama yang moderat harus lantang bersuara dan tidak lagi memilih menjadi mayoritas yang diam. Bahkan keterlibatan perempuan juga akan sangat penting dalam upaya memperkuat moderasi beragama mengingat kekerasan atas nama agama bisa saja dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Setiap komponen bangsa harus yakin bahwa Indonesia memiliki modal sosial untuk memperkuat moderasi beragama. Modal sosial itu berupa nilai-nilai budaya lokal, kekayaan keragaman adat istiadat, tradisi bermusyawarah, serta budaya gotong-royong yang diwarisi masyarakat Indonesia secara turun temurun. Modal sosial itu harus kita rawat,demi menciptakan kehidupan yang harmoni dalam keragaman budaya, etnis, dan agama. Jika dipikul Bersama Indonesia dapat menjadi inspirasi dunia dalam mempraktikkan moderasi beragam.

Dalam era modernisasi masih banyak kasus,ketidakpahaman terhadap agama lain yang dapat menyebabkan konflik di Indonesia.Contohnya 'Kasus Ahok',waktu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jadi gubernur DKI Jakarta,ada kontroversial besar karena pernyataannya yang dianggap menyinggung Al Qur'an.Ini bikin banyak orang terpecah, ada pro kontra di dalamnya. Konflik ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya moderasi beragama,karena emosi dan sikap kedua pihak bisa memicu ketegangan.

Contoh beragama yang paling sering kita temui yaitu,ketika seorang pemeluk agama mengkafirkan saudaranya sesama pemeluk agama yang sama,hanya gara-gara mereka berbeda dalam paham keagamaan,padahal hanya Tuhan yang Maha Tahu apakah seseorang sudah berada di kategori kafir atau tidak.Seseorang juga bisa disebut berlebihan dalam beragama ketika ia sengaja merendahkan agama orang lain,atau gemar menghina figur atau simbol suci agama tertentu apalagii di Indonesia bermacam macam agama bahkan ada 6 agama yang diyakini di indonesia yaitu Islam, Hindu, Budha, Katholik, Kristen, Konghucu.
Moderat Beragama itu memiliki dua prinsip yakni adil dan berimbang.Bersikap adil berarti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya dengan melaksanakannya secara baik dan setepat mungkin.Sedangkan sikap berimbang berarti selalu berada di tengah di antara beberapa perbedaan yang ada di Indonesia ini.

Adapun Implementasi moderasi beragama yang biasa ditemui di bidang Pendidikan yang menekankan nilai toleran dan keragaman dalam membentuk generasi muda, ada juga di Media Massa yang memiliki peran dan pengaruh besar dalam mendukung serta menghindari moderasi yang dapat memicu kebencian.

Sebagai generasi bangsa banyak kegiatan atau praktik moderasi beragama yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari hari.Moderasi beragama bukan hanya konsep namun juga kebutuhan masyarakat yang multikultural.Jadi penting untuk memulai hal baik dari diri sendiri.Penerapan yang paling simpel adalah berinteraksi dengan bahasa yang baik dan sopan, saling menghormati, menghindari kata atau istilah yang dapat menyinggung umat beragama lain, kita juga bisa mengikuti kegiatan sosial bersama yakni berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang melibatkan berbagai kelompok agama seperti bakti sosial atau perayaan budaya. Hendaknya menghormati ibadah agama lain,menyelesaikan konflik secara damai dengan berdiskusi bersama dan mendorong anak anak untuk belajar tentang keberagaman agama dan pentingnya toleransi melalui pendidikan formal dan informal.Dengan menerapkan praktik ini,kita sebagai generasi bangsa ikut berpartisipasi dalam 'Stop Intoleransi Sejak Dini' sehingga terciptanya lingkungan yang harmonis dan saling menghargai.

Sumber : Moderasi beragama Kementrian Agama RI, 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun