Mohon tunggu...
Avril Laffaziah
Avril Laffaziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo Allerseits! Saya merupakan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman dari Universitas Pendidikan Indonesia yang saat ini sedang melaksanakan KKN di Pandeglang, Banten.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Tematik UPI 2022: Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG'S Desa-Pandeglang Sehat, Tanpa Kelaparan 2030

8 Agustus 2022   23:38 Diperbarui: 8 Agustus 2022   23:41 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Sosialisasi & Edukasi Gizi, Anemia, dan Kebutuhan Kalori di SMPN 2 MENES. dokpri

Mahasiswa KKN Tematik UPI 2022:

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG'S Desa- Pandeglang Sehat, Tanpa Kelaparan 2030

Judul tersebut merupakan sebuah harapan dan doa dari saya, selaku warga Pandeglang yang juga saat ini sedang melaksanakan Kerja Kuliah Nyata (KKN) Tematik dengan tema Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG'S Desa dan MBKM, Universitas Pendidikan Indonesia.

KKN Tematik UPI 2022 ini dilakukan secara daring, maka dari itu pengelompokan mahasiswa didasarkan pada domisili masing-masing. Namun pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan peraturan daerah setempat, tempat dimana KKN tersebut dilaksanakan.

Saat mengetahui bahwa tema KKN Tematik 2022 ini berbasis SDG'S Desa, hal ini tentu membuat saya sangat tertarik. Pada akhir tahun 2019 saya pertama kali mendengar istilah SDG'S, dimana setelah saya cari tahu lebih lanjut ternyata SDG'S atau Sustainable Development Goals merupakan  suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan (sumber: https://www.sdg2030indonesia.org/).

SDG'S sendiri memiliki 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Salah satu wujud nyata dari dukungan Indonesia terhadap tercapainya SDG'S ini adalah dengan diputuskannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Peraturan ini memuat 17 tujuan Pembangunan Berkelanjutan serta mengatur peran tiap kementerian Lembaga juga keterlibatan stakeholder non pemerintah seperti masyarakat sipil, akademisi, filantropi, dan pelaku usaha. (sumber: https://sdgsdesa.kemendesa.go.id/dari-sdgs-ke-tpb/).

Kementerian Desa juga turut serta dalam realisasi SDG'S ini, dengan merumuskan 17 tujuan tersebut menjadi 1) Desa Tanpa Kemiskinan, 2) Desa Tanpa Kelaparan, dst (sumber: https://sdgsdesa.kemendesa.go.id/sdgs-desa/). Saya tergabung kedalam Kelompok 137 dan mendapat tema Desa Tanpa Kelaparan (tujuan kedua dari SDG'S). Pada tahun 2030, tujuan ini menargetkan tidak ada kelaparan di desa, juga desa mencapai kedaulatan pangan, memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan. Tujuan ini sejalan dengan prioritas pembangunan Indonesia yang termaktub dalam prioritas ketahanan pangan dan penciptaan lapangan kerja (sumber: https://sdgsdesa.kemendesa.go.id/sdgs-desa-nomor-2-desa-tanpa-kelaparan/).

 "Desa Tanpa Kelaparan" Tema ini tentu sangat menarik, karena setelah saya telusuri lebih dalam tentang relevansi antara tema ini dengan keadaan Pandeglang, saya menemukan banyak fakta yang "Terbit". Salah satunya adalah fakta bahwa Kabupaten Pandeglang "dinobatkan" sebagai Kabupaten dengan angka balita terdiagnosa stunting tertinggi di Provinsi Banten.

Hal tersebut bertolak belakang dengan Sumber Daya Alam Pandeglang. Menurut data dari https://statistik.bantenprov.go.id/ekonomi/dispertan pada tahun 2018 produktivitas padi per hektar di kabupaten pandeglang mencapai angka 449.695 Ton dengan luas area 91.893 Ha. Jumlah angka tersebut merupakan angka tertinggi dibandingkan kabupaten lain. Julukan Pandeglang sebagai "Lumbung Padi" ternyata benar adanya. Lantas mengapa dengan ketersediaan pangan dan lahan sebanyak itu, masih banyak balita penderita gizi bahkan stunting di Pandeglang?

Desa yang kami pilih sebagai lokasi KKN adalah Desa Alaswangi, yang bertempat di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten. Sejauh pengamatan saya, masyarakat di desa ini mayoritas berada pada taraf ekonomi menengah ke bawah. Salah satu program kerja KKN kelompok saya adalah membantu kegiatan posyandu. Pada saat posyandu tersebut kami bertemu dan berbincang dengan Bidan Desa dan Ibu-Ibu Kader dari setiap kampung. Dari perbincangan tersebut, diketahui bahwa di Desa Alaswangi belum terdapat balita yang terdiagnosa stunting. Hal ini tentu menjadi kabar baik. Namun ternyata masih terdapat balita yang terdiagnosa Gizi Kurang.

Foto Kegiatan Posyandu di Kp. Kecapi Amis, Desa Alaswangi.dokpri
Foto Kegiatan Posyandu di Kp. Kecapi Amis, Desa Alaswangi.dokpri
Foto Kegiatan Posyandu di Kp. Alaswangi, Desa Alaswangi.dokpri
Foto Kegiatan Posyandu di Kp. Alaswangi, Desa Alaswangi.dokpri
dokpri
dokpri

Menurut Kemenkes Gizi Kurang merupakan keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi kurus, berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan kurang dari -2 sampai dengan -3 standar deviasi, dan/atau lingkar lengan 11,5-12,5 cm pada Anak usia 6-59 bulan. Penanganan dari Puskesmas sendiri menurut kami sudah cukup baik, dimana balita pengidap gizi kurang diberi asupan makanan sehat. Selain itu para orang tua dari balita pengidap kurang gizi juga diedukasi langsung oleh bagian gizi dari Puskesmas.

Menurut Bidan Desa, para Nakes (Tenaga Kesehatan) di Menes banyak mengeluhkan tentang fasilitas kesehatan yang tersedia. Muncul dugaan pula, bahwa tingginya angka stunting di Pandeglang juga dipengaruhi oleh ketidak lengkapan peralatan kesehatan tersebut. Selama mengikuti posyandu di empat kampung (Kp. Kecapi Amis, Kp. Alaswangi, Kp. Cipogor, dan Kp. Cibadak), sejauh pengamatan kami memang masih terdapat beberapa alat yang dalam keadaan tidak dapat berfungsi maksimal. Seperti timbangan balita yang error dan  alat ukur tinngi badan & lingkar kepala yang tidak tersedia. Validasi data pun dipertanyakan.

Keadaan ekonomi juga menjadi faktor besar lainnya dari tingginya angka stunting di pandeglang. Tak dapat dipungkiri kemiskinan masih menjadi permasalahan utama yang juga menjadi efek domino pada hal lainnya. Minimnya ilmu pengetahuan para Ibu perihal pentingnya asupan gizi juga sangat berpengaruh. Maka dari itu kami juga mengadakan proker Sosialisasi & Edukasi Gizi, Anemia, dan Kebutuhan Kalori kepada para Ibu Rumah Tangga dan Anak Sekolah. Sosialisasi & Edukasi ini kami lakukan di setiap Posyandu dan Sekolah dari semua taraf (SD, SMP, & SMA). 

Foto Sosialisasi & Edukasi Gizi, Anemia, dan Kebutuhan Kalori di SMPN 2 MENES. dokpri
Foto Sosialisasi & Edukasi Gizi, Anemia, dan Kebutuhan Kalori di SMPN 2 MENES. dokpri

Foto Sosialisasi & Edukasi Gizi, Anemia, dan Kebutuhan Kalori di SDN ALASWANGI 3. dokpri
Foto Sosialisasi & Edukasi Gizi, Anemia, dan Kebutuhan Kalori di SDN ALASWANGI 3. dokpri

Selain itu kami juga melakukan kegiatan pendekatan pada para petani, untuk mensosialisasikan Mina Padi demi terwujudnya pertanian berkelanjutan di Desa Alaswangi. Minapadi sendiri merupakan teknologi tepat guna dalam rangka optimalisasi produktivitas lahan sawah melalui integrasi atau penggabungan budidaya ikan dan padi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penghasilan petani yang berdampak pada kesejahteraan ekonomi mereka. Sehingga kedepannya dapat terjadi perkembangan signifikan pada keadaan sosial yang berkaitan pada terpenuhinya asupan gizi, rendahnya angka balita stunting, meningkatnya taraf hidup para petani, serta terjaganya Kawasan pertanian berkelanjutan.

Foto saat pelaksanaan sosialisasi Mina Padi, kami juga turut serta membantu panen padi. dokpri
Foto saat pelaksanaan sosialisasi Mina Padi, kami juga turut serta membantu panen padi. dokpri
Foto saat kami belajar menaman padi, sebagai upaya mempertahankan pertanian berkelanjutan. dokpri
Foto saat kami belajar menaman padi, sebagai upaya mempertahankan pertanian berkelanjutan. dokpri
Foto saat pelaksanaan sosialisasi Mina Padi. dokpri
Foto saat pelaksanaan sosialisasi Mina Padi. dokpri
Pandeglang Sehat, Tanpa Kelaparan 2030 bukan lah omong kosong belaka. Hal ini dapat terealisasi, jika kita mau konsisten bersinergi Bersama, untuk saling peduli, mewujudkan tujuan kedua SDG'S ini. PANDEGLANG BERKAH!

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun