Mohon tunggu...
Avra Augesty
Avra Augesty Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sastra Inggris, Humanities, Wonderwall

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indie Punk-Rock Rockahell

29 April 2014   16:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pecinta punk, punk rock, rockabilly, atau rock n’ roll, Rockahell-lah surganya!

Sudah bukan hal tabu lagi, Semarang menjadi tempat subur menjamurnya distro-distro yang ada di kalangan umum, baik produksi dari lokal maupun luar daerah. Target khusus yang dituju ialah kalangan muda pecinta bahkan mungkin penggila pernak pernik dari sebuah aliran musik, seni, komunitas, hingga lifestyle itu sendiri.

Rockahell merupakan satu-satunya indie punk rock clothing resmi yang berada di Semarang. Tak seperti kebanyakan distro pada umumnya, Rockahell menjual berbagai macam stuff resmi bertema punk, punk rock, rockabilly, maupun rock n’ roll mulai dari ujung kepala hingga kaki, seperti misal Rumble, merchandise band Endank Soekamti, Superman Is Dead, Suicidal Sinatra, Rebellion Rose, Dream Society, Iwak Tongkol/Prisoner, Tradisi Gila, komunitas Soucler, dan tak lupa juga beberapa pomade diantaranya Murrays, Rita, Rivon, Slickboy Deluxe.

Pramantya Kusuma (25), pemilik sekaligus pengelola clothing yang beralamat di Jalan Arya Mukti Timur 8/432 Pedurungan Lor, Semarang ini menjelaskan, arti nama dari Rockahell dan barang-barang yang dijual di mini store pribadinya memiliki sebuah kesinambungan. “Makna harafiah Rockahell sebetulnya adalah sebuah pemberontakan secara umum, dalam artian pemberontakan yang positif. Ya pemberontakan sehari-hari, seperti misalnya karena kita terbiasa dengan peraturan yang terkotak-kotak tapi kenyataannya tidak seperti prosedur yang disebutkan. Gitu.”, tutur pemuda yang juga bekerja di sebuah bank swasta ini.

Pram juga menyebutkan, alasan membuka usaha yang dirintis sejak 2010 silam karena Semarang diyakini sebagai tempat tepat untuk membuka indie clothing mengingat banyaknya distro mainstream dan jarang sekali ada yang menjual pernak pernik seperti yang Rockahell sediakan. “Kebanyakan distro ada karena mengikuti perkembangan jaman, sedangkan Rockahell punya design idealis sendiri dan aliran berbeda. Bahkan sampe sekarang masih tetap kita pertahankan, cuma temanya macam-macam.”, tegasnya.

Barang-barang yang dijual di Rockahell memang terbilang asli karena Pram mempunyai koneksi langsung dengan sang pemilik pusatnya seperti  dari Semarang, Jogja, Surabaya dan Bali. Meskipun tema yang diusung di tiap tahunnya berganti, namun idealis dan genre yang sama masih diterapkan pada clothing milik pribadinya. “Di awal 2010 tema kita tentang sosial atau pesan-pesan moral, 2011 tentang komunitas, 2013 tentang band, dan 2014 ini kita mengambil tema tentang Semarang mengingat Rockahell membawa nama Semarang.”, jelas pria kelahiran Jogja ini. Dipungkiri atau tidak, Rockahell memang memiliki ciri khas tersendiri. Desain dan barang-barang yang tidak dijual di Semarang seperti sisir lipat, kacamata lipat, boneka dadu dan pomade, tersedia di store yang buka dari hari Senin sampai Sabtu ini.

Meskipun satu-satunya store punk rock resmi di Semarang, tak lantas membuat Rockahell untuk menutup diri menyoal musik dan gaya berpakaian. Rockahell tetap memberikan apresiasi dan support kepada band-band indie di Semarang dengan tidak mengkotak-kotakan genre yang ada, dengan catatan idealis tetap dijaga. Tak hanya itu, pengemasan Rockahell sudah menggunakan tas karton untuk mengurangi produksi sampah plastik. Nakal sih, namun cerdas!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun