Mohon tunggu...
Michelle Wong
Michelle Wong Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pakai Wallpaper atau Cat Biasa?

28 November 2017   12:33 Diperbarui: 3 Desember 2017   08:00 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinding adalah bagian dari ornamen interior rumah yang juga butuh perhatian khusus untuk membuat desainnya. Sebagus apapun konsep interior yang dibuat oleh konsultan interior desain Jakarta, namun jika dindingnya tidak mengikut konsep maka ruangan tersebut akan terlihat kurang proporsional. Ditambah lagi jika semua dekorasi sudah menyesuaikan dengan konsep interior seperti perabotan, furnitur, karpet, lampu hias dan sebagainya. Oleh karena itu, dinding harus mengikuti tema ruangan secara utuh agar konsepnya benar-benar kuat.

Lalu timbul pertanyaan, manakah yang lebih baik, menggunakan wallpaper ataukah cat biasa dalam menghias dinding ruangan?  Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tentunya. Diskusikan dengan kontraktor interior desain Jakarta yang nantinya akan mengerjakan proyek tersebut. Mereka akan menawarkan beberapa alternatif untuk dinding rumah yang akan direnovasi. Sebab ada juga konsep ruangan yang memang cocoknya menggunakan cat biasa, dan di sisi lain juga ada dinding yang cocok jika menggunakan wallpaper.

Apa kelebihan wallpaper? Pertama adalah banyaknya pilihan desain mulai dari abstrak sampai tema tertentu. Biasanya kamar anak-anak lebih sering menggunakan wallpaper ketimbang cat biasa sebab anak-anak suka dengan suasana riang yang dimunculkan dari gambar-gambar wallpaper, seperti tokoh jagoan, kartun, karikatur lucu dan sebagainya. Mereka akan merasakan betah di dalam kamar. Selain kamar anak-anak, wallpaper juga cocok untuk kamar orang dewasa. Misalnya mereka yang suka dengan nuansa hijau bisa memanfaatkan wallpaper dengan tema lingkungan.

Selain itu, wallpaper juga sangat bagus untuk ruangan yang memiliki tema-tema khusus. Biasanya cocok untuk area-area publik seperti restoran, kafe, dan bahkan perpustakaan kampus. Jika kita perhatikan beberapa kafe yang mengusung konsep tempo doeloe, wallpaper yang mereka pasang biasanya berupa foto grup-grup musik zaman dulu yang sempat hits,  dengan warna hitam putih tentunya. Padahal menu yang ditawarkan juga bukanlah menu zaman dulu. Hanya saja mulai dari pemilihan furnitur hingga wallpapernya mereka sengaja memilih yang identik dengan masa lalu. Apalagi kalau masa lalu itu sudah jauh ke belakang seperti tahun 50an dan 60an. Kafe-kafe model seperti ini banyak diminati oleh konsumen.

Kekurangan wallpaper adalah pemasangannya harus benar-benar rapi dan dikerjakan oleh tenaga profesional. Salah pasang bisa berakibat tidak rapi. Apalagi wallpaper itu dipasang dengan beberapa lembar, bukan satu lembar sehingga jika disatukan harus sejajar antara satu gambar dengan gambar lainnya. Perbedaan beberapa milimeter saja bisa membuat gambar menjadi tidak seimbang. Dan bagi yang matanya jeli, bisa melihat ketidakproporsionalan pemasangannya. Dan selain itu juga, apabila wallpaper rusak (misalnya tergores atau sobek) maka harus diganti semuanya. Jelas ini akan memakan biaya yang tidak sedikit.

Sedangkan cat biasa memang cenderung monoton dan cocok untuk konsep ruangan yang minimalis. Kekurangannya adalah cat tidak bisa dikreasikan kecuali kalau mau menggambar mural di dinding (yang tentunya jarang ada rumah dengan mural di dalamnya). Selain itu, dalam jangka waktu tertentu, cat bisa terkelupas kalau dindingnya lembab. Apalagi kalau kualitas catnya tidak begitu bagus. Namun kelebihan cat adalah mudah diganti jika ada bagian yang terkelupas atau ternoda.

So, pilihan tergantung pada konsumen itu masing-masing. Konsultan interior desain Jakarta bisa merekomendasikan apa yang cocok untuk ruangan. Wallpaper dan cat juga bisa dikombinasikan dalam satu ruangan, tentu bergantung dari konsepnya itu sendiri. Tidak berarti harus semua ruangan menggunakan wallpaper dan tidak semua ruangan harus menggunakan cat. Sekali lagi, itu bergantung pada desain konsepnya itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun