Transformasi  Industri Keuangan merupakan  hasil dari globalisasi yang ditandai oleh penggunaan teknologi finansial (Fintech) yang semakin berkembang pesat. Fintech Telah menyediakan inovasi baru dalam  layanan  keuangan,  termasuk  pembayaran  digital, peer-to-peer  lending,  teknologi blockchain, dan kecerdasan buatan, yang mengubah cara orang berinteraksi dengan keuangan. (Mangkoa, Aswirah, &  Wahyudin, 2023).Â
Transformasi  keuangan dirancang  untuk  merevolusi cara  fungsi  keuangan  perusahaan  mengelola  strategi,  proses,  kontrol  internal,  dan  pelaporan keuangan. Dengan kata lain membuat bisnis lebih efisien, terstruktur, kurang bergantung pada tugas manual, dan lebih transparan adalah tujuan dari adanya transformasi keuangan.
Fintech didefinisikan  sebagai  inovasi  teknologi  dalam  layanan  keuangan  yang  menghasilkan  model bisnis, aplikasi, proses bisnis, atau produk yang signifikan dalam aktivitas bisnis terkait dengan penyediaan layanan keuangan (Hiyanti et al., 2020). Fintech memiliki berbagai definisi dari berbagai literatur. Secara umum, adopsi Fintech merujuk pada penggunaan teknologi untuk memberikan solusi keuangan. Secara lebih luasnya, Fintech dapat didefinisikan sebagai sebuah aplikasi teknologi digital yang memiliki tujuan sebagai  perantara  keuangan.  Lebih  luas  lagi, Fintech Didefinisikan  sebagai industri  yang  terdiri  dari  perusahaan-perusahaan  yang  menggunakan  teknologi  untuk meningkatkan efisiensi sistem keuangan dan penyediaan layanan keuangan.
Pergeseran paradigma pada industri sektor keuangan yang terjadi karena adanya fenomena inovasi disruptif. Adalah sebuah inovasi yang berhasil mentransformasi  suatu kondisi sistem atau pasar yang ada, dengan memperkenalkan kemudahan akses, kepraktisan, kenyamanan, dan juga pastinya dengan biaya yang ekonomis. Fintech Dapat  diartikan  sebagai  bentuk  implementasi  dan  pemanfaatan  teknologi  untuk  peningkatan layanan jasa perbankan dan keuangan(Andriariza & Agustina, 2020).Â
Fintech memberikan kemudahan dalam hal pelayanan, dimana dengan pengadopsian ini pelayanan yang diberikan untuk melayani pelanggan dapat diberikan lebih fleksibel, dengan pengadopsian teknologi maka pelanggan bisa dilayani tanpa batas, serta tarif yang diberikan dalam transaksi juga jauh lebih murah dan terjangkau.
Namun dalam penerapan adopsi Fintech di Indonesia sendiri masih adanya tantangan-tantangan yang dihadapi, baik tantangan tentang regulasi yang ada hinggan keamanan data yang belum sepenuhnya aman. Namun dibalik adanya tantangan-tantangan tersebut, terdapat peluang-peluang yang jika dimanfaatkan secara bijak akan menghasilkan manfaat yang lebih besar lagi. Berikut adalah beberapa tantangan-tantangan yang kemungkinan besar terjadi, dan bagaimana cara pemanfaat yang terbaik sehingga menjadi sebuah peluang yang besar, adalah sebagai berikut:
TANTANGANÂ Â
- Regulasi dari pihak otoritas keuangan yang cepat dan kompleks
Penyelenggaraan Fintech Dalam sistem pembayaran di Indonesia Telah diatur dalam Peraturan  Bank  Indonesia  No. 18/40/PBI/2016  tentang  Penyelenggaraan  Pemrosesan Transaksi   Pembayaran, Surat   Edaran   Bank   Indonesia   No.  18/22/DKSP   perihal Penyelenggaraan   Layanan   Keuangan   Digital Dan Peraturan   Bank   Indonesia   No. 18/17/PBI/2016 tentang  Uang  Elektronik. Dalam pengadopsian Fintech banyak menghadapi tantangan-tantangan dalam mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh otoritas jasa keuanga.Â
Perubahan regulasi yang cepat ini dapat menyebabkan kendala dalam proses operasional, dan pertumbuhan perusahaan. TAntangan utama yang dihadapi adalah dalam memahami perubahan-perubahan dalam regulasi otoritas jasa keuangan, yang mencagkup banyak sekali persyaratan seperti persyaratan keamaan data konsumen, persyaratan transaksi pembayaran, aturan terhadap pencucian uang, dan perihal lainnya yang berkaitan. Â Hal ini menjadi perhatian dan dikhawatirkan karena Fintech akan terus mengadopsi teknologi terbaru dan juga model bisnis yang akan selalu berubah mengikuti kebutuhan yang ada, dan peraturan yang ada seringkali tidak sesuai dengan praktik-praktik terbaru. (Mangkoa, Aswirah, & Â Wahyudin, 2023).
Menjaga keamanan data dan privasi pengguna
Ancaman  keamanan  siber  dan  risiko kebocoran data menjadi perihal penting yang harus ditangani dengan serius. Dalam ekosistem digital, Fintech kerap menjadi target serangan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, serangan seperti peretasan sistem,  serangan malware,  phishing,  atau  pencurian  data  pengguna.  Keamanan  siber  yang lemah menyebabkan rusaknya kepercayaan pelanggan dan j uga menyebabkan turunnya reputasi perusahaan Fintech. Â
Tantangan  kedua  adalah risiko  kebocoran  data. Proses Fintech dalam  mengumpulkan  dan memproses data sensitif pengguna, seperti informasi identitas, informasi keuangan, dan riwayat transaksi sangatlah riskan terhadap kebocoran data, baik  karena  pelanggaran keamanan  atau kelalaian internal, hal ini dapat mengakibatkan kerugian finansial dan merusak kepercayaan pelanggan. (Mangkoa, Aswirah, &  Wahyudin, 2023).
Edukasi dan kesadaran masyarakatÂ
Edukasi bisa diberikan untuk meyakini, dan membuat  masyarakat mempercayai Fintech Sebagai  alternatif  yang aman  serta  dapat  diandalkan  dalam  menyediakan  layanan  keuangan yang lebih baik.  Tantangan pertama adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang Fintech. Banyak  masyarakat yang  mungkin  belum  memahami perihal  konsep Fintech yang ada,  bagaimana  layanan beroperasi, dan manfaat yang dapat mereka peroleh sebagai penggunanya. Persepsi negatif juga datang dari masyarakat awam tentang keraguan mereka terhadap adopsi fintech ini.Â
Tantangan kedua adalah rendahnya tingkat literasi keuangan yang berkaitan dengan Fintech. Banyak masyarakat yang belum melek terhadap teknologi, terutama bagi mereka yang berada di daerah pelosok, serta mereka-mereka yang lanjut usia, dibutuhkan cara bagaimana literasi digital ini dapat tersampaikan kepada mereka secara  tepat dan benar. Masyarakat luas perlu memahami risiko yang terkait dengan penggunaan Fintech, seperti keamanan data, penipuan online, atau potensi kerugian finansial. Mereka juga perlu mengetahui tindakan pencegahan yang dapat mereka ambil untuk melindungi diri mereka sendiri. (Mangkoa, Aswirah, &  Wahyudin, 2023).
Bersaing dengan industri keuangan tradisional yang sudah mapan
Tantangan yang dihadapi oleh Fintech Adalah harus bersaing dengan industri keuangan  tradisional  yang telah  mapan, seperti bank  dan  lembaga  keuangan  konvensional.  Industri ini sudah lama beroperasi di sektor jasa keuangan dan menjadi kepercayaan bagi pelanggannya, terutama bagi pelanggan yang belum melek terhadap teknologi.(Mangkoa, Aswirah, & Wahyudin, 2023).
PELUANG
Pengembangan kerangka kerja regulasiÂ
Salah  satu  peluang  bagi industri Fintech adalah pengembangan kerangka regulasi yang mendukung uji coba inovasi dan mempercepat aturan yang dibutuhkan.  Hal ini memungkinkan perusahaan Fintech lebih cepat beradaptasi dengan perubahan teknologi dan pasar tanpa harus menunggu panjangnya proses regulasi.Â
Dengan  adanya  kerangka  kerja  regulasi  yang  lebih fleksibel, Fintech lebih leluasa dalam berinovasi  dan  mengembangkan  produk  dan  layanan  yang  lebih  efisien  dan  sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain itu, Fintech Juga  dapat  lebih  cepat  meluncurkan  produk  dan  layanan  baru  ke  pasar.  Ini dapat  memberikan  keuntungan  kompetitif  bagi  perusahaan Fintech Dalam  memanfaatkan peluang bisnis yang ada. (Mangkoa, Aswirah, &  Wahyudin, 2023).
Membangun  kerjasama  dengan  penyedia layanan keamanan
Fintech Dapat bekerja sama  dengan  perusahaan  atau  ahli  yang  spesialis  dalam  keamanan  siber  untuk  melindungi sistem dan data mereka. Hal ini meliputi penerapan teknologi enkripsi yang kuat, pengawasan keamanan yang ketat, dan penggunaan protokol keamanan yang terkini.Selain itu, Fintechjuga dapat  membangun  hubungan  dengan  pakar  di  bidang  keamanan data  untuk  mengembangkan kebijakan dan praktik terbaik dalam melindungi data pelanggan.Â
Dengan memperoleh masukan dan saran dari pakar keamanan data, Fintechdapat meningkatkan keamanan sistem mereka dan melindungi data pengguna dengan lebih efektif.Melalui kerjasama dengan penyedia layanan keamanan  siber  dan  kolaborasi  dengan  pakar  keamanan  data, Fintechdapat  memperkuat pertahanan  mereka  terhadap  ancaman  keamanan siber,  mencegah  risiko  kebocoran  data,  dan memastikan bahwa data pelanggan tetap aman dan terlindungi. (Mangkoa, Aswirah, &  Wahyudin, 2023).
Penyediaan  program  pendidikan  keuangan yang  lebih  luas
Integrasi materi Fintech Dalam kurikulum  sekolah,  kerjasama  dengan  lembaga  pendidikan,  atau  kampanye  kesadaran  yang diselenggarakan  oleh  perusahaan Fintech Dan  lembaga  keuangan.  Program  pendidikan keuangan  yang  melibatkan Fintech Dapat  membantu  masyarakat  memahami  konsep  dasar Fintech, cara kerjanya, dan manfaat yang dapat diperoleh. Ini juga dapat memberikan informasi yang  lebih  baik  tentang  risiko  yang  terkait  dengan  penggunaan Fintech Dan  memberikan pengetahuan tentang tindakan pencegahan yang perlu diambil. Selain itu, program pendidikan ini  dapat  mengajarkan keterampilan keuangan dasar,  seperti  manajemen  keuangan  pribadi, penggunaan  aplikasi  keuangan,  dan  pemahaman tentang  investasi  melalui platform Fintech.Â
Dengan  peningkatan  literasi  keuangan  dan  pemahaman  yang  lebih  baik tentang Fintech, masyarakat  akan merasa  lebih  percaya  dan  nyaman  dalam  menggunakan  layanan  keuangan digital. Secara keseluruhan, penyediaan program pendidikan keuangan yang lebih luas tentang Fintech Dapat membantu meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat. Hal ini akan membantu  mengatasi  tantangan  dalam  membangun  kepercayaan  dan keyakinan  terhadap Fintech Sebagai  alternatif yang  aman  dan  dapat  diandalkan  dalam  menyediakan  layanan keuangan. (Mangkoa, Aswirah, &  Wahyudin, 2023).
Aksesibilitas  yang  lebih  luas  ke  layanan keuangan
Fintech Dapat  menjangkau  segmen  pasar  yang  belum  terlayani  oleh  lembaga  keuangan tradisional. Misalnya, mereka dapat menawarkan layanan keuangan kepada individu atau bisnis kecil  yang  sulit  mendapatkan  akses  ke  layanan  perbankan tradisional.  Dengan  menggunakan teknologi digital, Fintechdapat menyediakan layanan yang mudah diakses dan lebih terjangkau bagi  segmen  pasar  ini. (Mangkoa, Aswirah, &  Wahyudin, 2023).
Efisiensi  operasional  yang  lebih  tinggi dan biaya yang lebih rendahÂ
Dengan  memanfaatkan  teknologi  otomatisasi,  proses  digital,  dan penggunaan platform online, Fintechdapat mengurangi biaya overhead yang biasanya terkait dengan  operasional  fisik  seperti  kantor  cabang  dan  staf  yang  besar.  Ini membantu Fintechmengurangi  biaya  operasional  dan  mengoptimalkan  penggunaan  sumber  daya  mereka, sehingga  mereka  dapat  menawarkan  layanan  dengan  biaya  yang  lebih  rendah  kepada pelanggan.  Dengan  efisiensi  operasional  yang lebih  tinggi, Fintechjuga  dapat  meningkatkan kecepatan  dan  kemudahan  dalam  menyediakan  layanan  keuangan.  Proses digital  yang  dapat diakses  melalui  platform  online  memungkinkan  pelanggan  untuk  melakukan  transaksi  dan mendapatkan  layanan  dengan  cepat  dan  mudah,  tanpa  perlu  menghadiri  kantor  fisik  atau mengisi  banyak  formulir. Â
Hal ini  memberikan  nilai  tambah  bagi  pelanggan  yang  mencari kenyamanan  dan  kecepatan  dalam  layanan  keuangan.  Secara keseluruhan, Fintech Memiliki peluang  untuk  bersaing  dengan  industri  keuangan  tradisional  dengan  menghadirkan aksesibilitas yang lebih luas ke layanan keuangan dan efisiensi operasional yang lebih tinggi. Dengan  nilai  tambah  ini, Fintechdapat  menarik  pelanggan  baru  dan  memenuhi  kebutuhan segmen  pasar  yang  belum  terlayani,  serta  memberikan alternatif  yang  lebih  efisien  dan terjangkau bagi para pengguna layanan keuangan. (Mangkoa, Aswirah, &  Wahyudin, 2023).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H