Mohon tunggu...
Avivah Laili Diana
Avivah Laili Diana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Semoga tulisan yang saya share dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Have a good day!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Impulsif pada Generasi Milenial Indonesia dalam Berbelaja Online di Market Place

14 Juni 2021   20:00 Diperbarui: 15 Juni 2021   08:47 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Avivah Laili Diana

Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Menjamurnya bisnis market place di Indonesia tak jarang membuat sebagian besar masyarakat khususnya generasi millenial memilih untuk menghabiskan uangnya untuk berbelanja online. Dalam melakukan pembelian secara online, generasi millenial kerap kali tidak memperhitungkan dengan betul apakah barang yang mereka inginkan benar-benar dibutuhkan atau hanya sekedar lapar mata. 

Mudahnya akses terhadap sosial media, laman-laman market place, dan web-web yang berisi review mengenai sebuah produk juga mendorong perilaku generasi millenial untuk berbelanja tanpa memikirkan terlebih dahulu konsekuensi dari pembeliannya atau yang sering kali disebut dengan pembelian impulsif.

Sebelum kita membahas lebih dalam tentang pembelian impulsif, akan lebih baik jika kita tahu siapa saja yang tergolong generasi millenial dan apa sih sebenarnya definisi pembelian impulsif.

Dilansir dari Kominfo, generasi millenial atau yang biasa disebut juga dengan generasi Y merupakan golongan orang yang lahir antara tahun 1980-1990 atau mereka yang lahir pada awal tahun 2000 hingga seterusnya. Selain dilihat dari jangka waktu kelahirannya, generasi millenial juga kerap kali diidentikan dengan generasinya anak muda yang tidak bisa lepas dari penggunaan teknologi dan internet.

Sedangkan pembelian impulsif merupakan pembelian yang disebabkan oleh adanya dorongan yang sangat kuat, tiba-tiba, serta terjadi secara terus-menerus yang mengakibatkan konsumen terdorong untuk membeli sebuah produk. Contoh dari pembelian impulsif pada generasi millenial ini dapat ditunjukkan dengan tindakan membeli suatu barang hanya karena kemasan produknya yang bagus dan sedang diskon padahal mereka sedang tidak membutuhkannya.  Parahnya lagi, hal ini akan terus berulang mengingat market place di Indonesia selalu memberikan promo gila-gilaan setiap bulannya.

Dampak yang ditimbulkan dari pembelian impulsif ini juga sangat beragam, mulai dari kerusakan lingkungan akibat semakin menumpuknya sampah plastik bekas pembelian hingga masalah keuangan pada generasi millenial. Tak jarang pula, pembelian impulsif ini akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari bagi pembelinya.

Lalu apa saja sih faktor yang dapat menyebabkan pembelian impulsif terutama pada generasi millenial?

Pertama, mudahnya generasi millenial dalam mengakses sosial media.

Di sosial media, mereka akan banyak menjumpai toko online yang sering memposting produknya dengan tampilan yang menarik mata. Toko-toko online ini jua sering kali menggunakan jasa orang-orang berpengaruh di sosial media atau yang biasa disebut dengan selebgram untuk memposting barang dagangannya guna menarik minat pembeli. Sebut saja Keanu, Fadil Jaidi, Rachel Vennya, dan Tasya Farasya . Mereka adalah contoh selebgram-selebgram sukses yang mampu menarik minat generasi millenial untuk berbelanja online di toko-toko yang telah mereka iklankan. Selain itu, tuntutan untuk selalu mengikuti tren yang cepat berubah di kalangan millenial juga membuat mereka lebih terdorong untuk berbelanja secara impulsif.

Kedua, lemahnya kontrol diri.

Sebuah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan subjek mahasiswa-mahasiswi Universitas Gadjah Mada angkatan 2016 telah menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan seseorang untuk mengontrol dirinya, maka kecenderungannya untuk melakukan pembelian impulsif akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya.

Ketiga, adanya kemungkinan kerusakan pada bagian prefontal cortex di otak.

Seseorang dengan kerusakan pada prefontal cortex, rentan melakukan pembelian secara impulsif. Hal ini dikarenakan mereka yang menderita kerusakan pada prefontal cortex tidak bisa merasakan emosi apapun yang nantinya akan berujung kepada buruknya pengambilan keputusan yang mereka lakukan. Ketika diberikan sebuah pilihan, mereka akan mengambil keputusan dengan cepat tanpa memikirkan apa konsekuensi yang akan diterimanya. 

Sebuah analisis kepada seseorang dengan kerusakan prefrontal cortex bernama Antonio Damasio pada tahun 1994 menunjukkan bahwa seseorang dengan kerusakan pada prefontal cortex sebenarnya tahu bahwa sebuah keadaan dapat membuatnya melakukan beberapa tindakan. Meskipun demikian, ia tetap tidak bisa menentukan tindakan mana yang tepat. 

Hal ini disebabkan oleh ketidaksanggupannya menimbang bahwa sebuah keputusan akan membuatnya merasa buruk atau baik Hal ini lah yang juga menyebabkan ia kerap kali kehilangan pekerjaan, uang, hingga mengalami perceraian.

Keadaan tersebut tentunya dapat dikaitkan dengan fenomena pembelian impulsif. Hanya saja, penderita kerusakan pada prefontal cortex tidak akan mengalami perasaan menyesal atau bersalah setelah melakukan pembelian impulsif karena mereka kehilangan kemampuan untuk merasakan emosi. 

Kerusakan pada prefontal cortex ini dapat terjadi karena beberapa alasan, diantaranya adalah benturan fisik, penggunaan obat-obatan terlarang, dan pornografi. Parahnya lagi, kerusakan pada bagian otak ini juga tidak bisa diperbaiki. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah mengurangi atau menghilangkan faktor penyebab kerusakan pada otak agar kerusakan tidak semakin parah.

Lalu apa saja yang bisa dilakukan agar kita terhindar dari pembelian impulsif ini?

Ada dua cara yang kiranya dapat kita lakukan untuk menghindari perilaku pembelian impulsif ini, yaitu meningkatkan kontrol diri dan religiusitas.

Mengontrol diri kita untuk tidak melakukan pembelian impulsif memanglah sulit, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar kita bisa meningkatkan kontrol diri. Pertama, menganalisis godaan-godaan yang sering muncul dan berusaha menghindarinya. Kedua, membiasakan diri untuk segera menabung kelebihan uang yang didapat. Ketiga, membuat diri fokus kepada satu tujuan dalam satu waktu, hal ini dilakukan guna melatih kontrol diri kita agar menjadi konsisten.

Cara kedua untuk menghindari pembelian impulsif adalah dengan meningkatkan ilmu agama. Di dalam agama Islam, perilaku seperti melakukan pembelian secara impulsif ini dapat dikategorikan sebagai tindakan yang mubadzir. 

Tindakan mubadzir adalah tindakan membelanjakan harta untuk hal-hal yang yang tidak bermanfaat, berpotensi menimbulkan kerusakan, dan menjerumuskan kita ke perbuatan maksiat. Untuk menghindarkan diri kita dari melakukan tindakan mubadzir, Islam telah menganjurkan umatnya untuk senantiasa bersedekah. Dengan bersedakah, uang yang sebelumnya kita alokasikan untuk membeli barang-barang tidak berguna atau melakukan tindakan mubadzir ini dapat dipindahkan ke orang-orang yang lebih membutuhkan.

Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menjadi generasi millenial yang bijak dan cerdas dalam membelanjakan uang agar uang yang kita dapatkan bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain maupun diri kita, bukannya malah menimbulkan masalah baru pada lingkungan dan juga hidup kita sendiri.

Referensi

Afandi, A. R., & Hartati, S. (2017). Pembelian impulsif pada remaja akhir ditinjau dari kontol diri. Gadjah Mada Journal of Psychology, 3(3), 123-130. Diakses dari Media Neliti

Kalat, J. W. (2008). Biological psychology (10th ed.). Wadsworth: Cangage Learning.

Kominfo. (Diakses 11 Juni 2021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun