Kedua, lemahnya kontrol diri.
Sebuah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan subjek mahasiswa-mahasiswi Universitas Gadjah Mada angkatan 2016 telah menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan seseorang untuk mengontrol dirinya, maka kecenderungannya untuk melakukan pembelian impulsif akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya.
Ketiga, adanya kemungkinan kerusakan pada bagian prefontal cortex di otak.
Seseorang dengan kerusakan pada prefontal cortex, rentan melakukan pembelian secara impulsif. Hal ini dikarenakan mereka yang menderita kerusakan pada prefontal cortex tidak bisa merasakan emosi apapun yang nantinya akan berujung kepada buruknya pengambilan keputusan yang mereka lakukan. Ketika diberikan sebuah pilihan, mereka akan mengambil keputusan dengan cepat tanpa memikirkan apa konsekuensi yang akan diterimanya.Â
Sebuah analisis kepada seseorang dengan kerusakan prefrontal cortex bernama Antonio Damasio pada tahun 1994 menunjukkan bahwa seseorang dengan kerusakan pada prefontal cortex sebenarnya tahu bahwa sebuah keadaan dapat membuatnya melakukan beberapa tindakan. Meskipun demikian, ia tetap tidak bisa menentukan tindakan mana yang tepat.Â
Hal ini disebabkan oleh ketidaksanggupannya menimbang bahwa sebuah keputusan akan membuatnya merasa buruk atau baik Hal ini lah yang juga menyebabkan ia kerap kali kehilangan pekerjaan, uang, hingga mengalami perceraian.
Keadaan tersebut tentunya dapat dikaitkan dengan fenomena pembelian impulsif. Hanya saja, penderita kerusakan pada prefontal cortex tidak akan mengalami perasaan menyesal atau bersalah setelah melakukan pembelian impulsif karena mereka kehilangan kemampuan untuk merasakan emosi.Â
Kerusakan pada prefontal cortex ini dapat terjadi karena beberapa alasan, diantaranya adalah benturan fisik, penggunaan obat-obatan terlarang, dan pornografi. Parahnya lagi, kerusakan pada bagian otak ini juga tidak bisa diperbaiki. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah mengurangi atau menghilangkan faktor penyebab kerusakan pada otak agar kerusakan tidak semakin parah.
Lalu apa saja yang bisa dilakukan agar kita terhindar dari pembelian impulsif ini?
Ada dua cara yang kiranya dapat kita lakukan untuk menghindari perilaku pembelian impulsif ini, yaitu meningkatkan kontrol diri dan religiusitas.
Mengontrol diri kita untuk tidak melakukan pembelian impulsif memanglah sulit, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar kita bisa meningkatkan kontrol diri. Pertama, menganalisis godaan-godaan yang sering muncul dan berusaha menghindarinya. Kedua, membiasakan diri untuk segera menabung kelebihan uang yang didapat. Ketiga, membuat diri fokus kepada satu tujuan dalam satu waktu, hal ini dilakukan guna melatih kontrol diri kita agar menjadi konsisten.