Kalau kamu ditanyain siapa pahlawan tanpa tanda jasa buat kamu mungkin aja jawabannya salah satu guru atau ibu kamu tapi ada nih satu sosok yang juga bisa dibilang pahlawan tanpa tanda jasa bagi kita semua yaitu mendiang ibu Nunuk Nuraini,Â
bagi kamu yang asing dengan si ibu tadi, beliau itu orang yang berperan sebagai kepala koki di dapur Indomie alias yang meracik bumbu mie instan legends favorit kita semua.
Jadi semua rasa Indomie seperti mie goreng, mie kari, mie kaldu, mie soto, yang ngangetin kalau lagi hujan itu tercipta dari ibu Nunuk Nuraini tadi.Â
Sebagai bahan makanan dan penyelamat para perantau di akhir bulan, mie instan itu tercipta pertama kali pada tahun 1958 di Jepang seperti kegunaannya sekarang mie instan dulunya digunakan sebagai solusi dari fenomena kelaparan di Jepang pasca kekalahan perang dunia ke-2.
Misi dari mie instan pada waktu itu cukup menata yaitu membuat makanan enak, tidak mudah basi, tidak beracun, mudah untuk disajikan, dan juga murah.Â
Banyak orang yang menganggap kalau makanan tersebut adalah mustahil hingga seorang pria berhasil menciptakan mie ramen yang bisa disimpan lama dan hanya butuh waktu berapa menit untuk disantapÂ
melalui perusahaan miliknya bernama Nissin mie instan pertama ini dipasarkan secara besar-besaran dan diterima bukan hanya di Jepang melainkan di seluruh dunia.
Sekarang konsumsi dari mie instan sudah kian mengkilat diperkirakan 290 juta orang memakan mie instan tiap hari dengan nilai yang sangat besar ini wajar saja kalau merek mie instan seperti Indomie bisa mengepakkan sayap di berbagai belahan negara di dunia mulai dari Asia hingga Afrika.Â
Untuk produksi dalam satu hari total produksi Indomie dari semua pabrik Indofood sekarang udah mencapai 32 juta bungkus per hari atau 15 miliar bungkus per tahun yang menggunakan sekitar 16 buah pabrik.
Biasanya orang-orang harus masuk dulu dalam ruangan pembersih yang menghilangkan berbagai kuman yang nempel pada baju, hal ini dilakukan karena proses pembuatan mie insan dilakukan secara terbuka dan mudah terpapar oleh kumanÂ