Pendidikan Nasional dalam Perspektif Islam

Pendidikan Indonesia secara perspektif politik dijadikan sebagai mesin institusi yang melahirkan kebijakan-kebijakan yang menguatkan, melegitimasi kebijakan pada kepentingan yang menguatkan imperalisme AS dan borjuasi, komprador, tuan tanah besar serta kapitalisme biokrat. 

Institusi pendidikan menjadi corong propaganda dalam sector kebudayaan untuk menanamkan nilai nilai imperialisme dan feodalisme melalui bangku bangku sekolah dan terlebih dibangku perkuliahan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan secara politik akan mengabdi pada sistem ekonomi di suatu Negara

Perspektif pendidikan secara ekonomi
Orientasi pendidikan secara ekonomi adalah pendidikan yang mampu diakses seluruh rakyat. pendidikan yang mempunyai arah untuk memajukan perekonomian Indonesia untuk kesejahteraan rakyatnya. Akan tetapi,  pendidikan Indonesia  sampai sekarang dilihat dari aspek ekonomi menjadi institusi yang berorientasi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Menjadikan institusi pendidikan sebagai lembaga bak perusahan yang menerapkan liberalisasi, komersialisasi dan privatisasi. Dengan demikian hal itu berdampak pada pendidikan yang mahal dan menciptakan tenaga kerja berskill rendah yang murah.

Perspektif pendidikan islam
Pendidikan dalam islam pada dasarnya menerapakan Taqlid(imitasi atau peniruan),Ta;wid(pembiasaan),Tafakkur (berpikir),ijtihad,hurriyah(kebebasan).

Dalam hal ini sebagian dari pendidikan nasional dalam dikaitkan dengan pendidikan dalam perspektif islam. Akan tetapi tidak semua dapat dikaitkan. Karena di Indonesia sendiri pendidikan nasional belum sepenuhnya merata. Banyak sekali perbedaan dan perubahan di pendidikan nasional setiap tahunnyahal ini sangat berbeda dengan pendidikan islam yang tetap sama mengedepankan tujuan islamiyah sejak dari zaman Nabi Muhammad SAW.