1. Pahami kebutuhan kulit Anda, tidak semua produk cocok untuk semua orang. Konsultasikan dengan dermatologis sebelum mencoba produk baru.
2. Teliti sebelum membeli dengan memastikan produk memiliki izin BPOM dan periksa komposisinya. Hindari produk yang menjanjikan hasil instan karena produk tersebut dapat menimbulkan risiko.
3. Jangan terjebak dengan tren di sosial media yang tidak sesuai dengan kebutuhan Anda. Fokuslah pada apa yang benar-benar dibutuhkan oleh kulit Anda.
4. Bangun kesadaran budaya, sadari bahwa standar kecantikan adalah konstruksi sosial yang dapat diubah . Belajarlah untuk mencintai dan merawat kulit Anda tanpa tekanan dari standar eksternal. "Beatuty begins the moment you decide to be yourself."
Kesimpulan
Sudah pernahkah Anda menjadi korban overclaim sebuah produk? Tuliskan di kolom komentar, ya. Fenomena overclaim dalam iklan skincare bukan sekedar masalah pemasaran, tetapi juga mencerminkan bagaimana budaya memengaruhi pola konsumsi kita.
Dengan memahami akar budaya dan perilaku ini, kita dapat menjadi konsumen yang lebih kritis dan bijak.
Ingat, kulit yang sehat tidak bisa diperoleh dalam semalam. Perawatan membutuhkan waktu, dedikasi, dan produk yang benar-benar mengandung bahan yang aman dan sesuai dosis, serta sesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Mari kita ubah paradigma kecantikan: bukan tentang mengejar tren, tetapi tentang mencintai diri sendiri apa adanya, dengan tetap merawat apa yang sudah Tuhan anugerahkan kepada kita. Gunakan produk sesuai dengan kebutuhan, bukan untuk mengikuti tren maupun standar kecantikan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H