Sekitar 80% kejang demam yang terjadi pada anak masuk dalam kriteria kejang demam sederhana (KDS) dimana biasanya berlangsung singkat <15 menit, kejang meliputi seluruh tubuh seperti mata melotot ke atas, kaki dan tangan kelonjotan dan tidak berulang dalam waktu 24 jam.
Sebagian jenis kejang ini berlangsung kurang dari 5 menit dan biasanya akan berhenti sendiri. Paska kejang, anak akan langsung sadar, kembali menangis walaupun awalnya seperti orang bingung atau lelah.
Tentu saja orangtua tetap harus waspada karena ada pula tipe kejang demam kompleks (KDK) dimana kejang berlangsung lama > 15 menit, kejang hanya di satu sisi bagian tubuh saja atau kejang berulang lebih dari sekali dalam 24 jam.
Anak yang kejang seperti ini berisiko mengalami kejang berulang ketika demam terutama bila usia anak kurang dari 15 bulan.
Penanganan kejang demam di rumah
Saat melihat anak kejang di rumah, orangtua dapat menarik napas dalam terlebih dahulu agar tetap tenang dan tidak panik. Berikut yang dapat dilakukan saat anak kejang
- Pastikan anak dan orangtua sama-sama pada posisi yang aman. Jauhkan anak dari lingkungan yang dapat menciderai anak.
- Baringkan di lantai, jika masih bayi maka rebahkan di pangkuan dengan posis wajah bayi menghadap ke bawah, jika pada anak besar maka kita miringkan posisi tubuh anak agar muntah atau air liur dapat keluar dari rongga mulut dan mencegah lidah menyumbat saluran pernapasan. Pastikan jalan napas anak aman.
- Agar jalan napas anak aman dan tidak tersumbat maka jangan memasukkan apapun ke dalam mulut anak selama anak kejang. Jangan memasukkan minuman, bubuk kopi,makanan, sendok atau jari anda ke mulut anak.
- Longgarkan pakaian anak yang ketat terutama di sekitar leher.
- Ukur suhu anak menggunakan termometer, hitung durasi kejang dan perhatikan bentuk kejang.
- Jika anda mempunyai persediaan obat anti kejang yang dimasukkan ke anus maka dapat diberikan hanya saat anak kejang dan hanya boleh satu kali pemberian saja di rumah.
Jika kejang demam lebih dari 5 menit, kejang pertama, anak tidak kembali sadar (terus tertidur dan sulit dibangunkan), mengalami kelumpuhan, leher kaku jika ditekuk, muntah-muntah, sesak napas maka segera bawa ke dokter.
Hal ini penting untuk mendiagnosis kejang demam atau kejang radang otak meningoensefalitis.
Dokter akan memberikan penangan pertama dulu saat anak datang dengan kejang.
Setelah kejang teratasi maka dokter akan menanyakan berapa lama anak kejang, ciri-ciri kejang apakah sentakan seluruh tubuh atau hanya kaku di bagian tertentu saja, riwayat kejang sebelumnya, riwayat kejang dalam keluarga besar, apakah paska mendapatkan imunisasi dan penyakit penyerta lain seperti batuk, pilek, diare, dan nyeri tenggorokan untuk menggali infeksi penyerta.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!