Ada yang berbeda pagi ini di acara penerimaan mahasiswa baru paskasarjana UGM. Tahun ini total 3.094 mahasiswa paska sarjana diterima dan disambut oleh Rektor UGM, Prof.Ir.Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Jumlah ribuan ini tersebar merata di 86 prodi S2, 27 prodi PPDS alias dokter spesialis, dan 44 S3.Â
Suasana makin meriah ketika tepat jam 9 pagi muncul sosok ibu walikota Surabaya yang akan memberikan kuliah tamu. Bernama lengkap Tri Rismaharini, sosok ini lebih kerap dikenal sebagai Bu Risma. Sepak terjangnya pasti sudah banyak yang tahu namun rasanya tidak lengkap kalau saya tidak menuliskan langsung kuliah umum yang beliau sampaikan. Lahir di Kediri 20 November 1961 dan mengawali karirnya sebagai PNS, Bu Risma mulai merangkak naik menjadi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (2005) dan berubah menjadi Perencanaan Kota Surabaya pada 2008.Â
Melihat latar belakangnya, maka tidak heran jika Bu Risma ini identik banget dengan yang namanya kebersihan.
Tapi di awal kuliah, Bu Risma malah memaparkan dahulu terkait Doli. Dari total lima tempat prostisusi yang ditutup, ternyata memang bagian Doli inilah yang menjadikannya berita heboh bulan-bulanan baik secara positif maupun negatif.
"Saya itu keluar masuk Doli sudah lama. Bahkan ketika disana ada yang tanya kenapa baru kali ini ada walikota yang turun langsung ke Doli, saya cuma bilang karena saya perempuan. Lah kan baru ini walikotanya perempuan"Â
Penasaran bagaimana reaksi para pelanggan ketika Bu Risma masuk Doli?
"Lah gini-gini saya sering ditawar juga kalau masuk sana. Dikira anak baru" kontan membuat ruangan ger dengan tawa panjang.Â
Contohkan dengan Perilaku
"Saya keluar masuk kampung dan heran dengan kebersihan yang tidak dijaga. Akhirnya kemana-mana sekarang saya bawa sapu. Gak usah nyuruh-nyuruh langsung saya sapu sendiri dan lama-lama Pak RT, RW, Lurah pekewuh dan membantu. Eh warga juga lama-lama merasa sungkan jika saya datang tapi lingkungannya kotor"
Memang isi mobil Bu Risma selain peralatan kebersihan juga ada baju ganti. Sesuatu yang selalu lengkap karena Bu Risma tidak sungkan turun langsung ke jalan.Â
"Sungai kotor juga saya turun langsung, eh Pak Lurahnya ikutan. Lah saya kan bawa baju ganti di mobil, tapi pak lurahnya engga, gak tau nanti dia ganti bajunya giimana"Â
Pentingnya kebersihan ini membuat BU Risma selalu mengajarkan cara membersihkan WC jika berkunjung ke sekolahan mulai dari SD sampai SMA.Â
"Awalnya WC duduk itu patah karena dinaiki jongkok tapi lama-lama mereka paham dan menjaga kebersihan WC juga"Â
Bangun Jiwa Bukan Hanya Infrastruktur
"Kalau mau bikin kota bagus itu gampang banget, bangun gedung itu mudah banget, tapi apa iya nanti di akhirat saya gak tanggung jawab ketika ditanya apa saya sudah membangun jiwa masyarakat saya"Â
Membangun jiwa dimulai dari membangun manusia dan jujur Bu Risma memulainya dari golongan anak, remaja hingga lansia.Â
"Memang gak keliatan membangun mental anak-anak saat ini, hasilnya tidak dapat dinikmati langsung tapi saya percaya mereka anak bangsa yang ke depan akan melanjutkan estafet negeri ini jadi harus dibangun juga dari sekarang"
Mengajarkan anak-anak hal sederhana terkait kebangsaan juga dilakukan oleh Bu Risma. Selain mewajibkan semua anak SD bisa menari Remo, tiap jam istrirahat sekolah juga wajib mengumandangkan lagu-lagu perjuangan supaya lama kelamaan anak hafal lagu itu.
"Saya percaya semua anak punya bakat khusus, nah itu kewajiban saya untuk mencari apa talent mereka. Saya buka ruang bebas untuk mereka berinovasi. Dulu hanya 300an anak berprestasi yang mewakili banyak perlombaan tapi sekarang sudah lebih dari 5000 anak mewakili kami dalam beraneka rupa kreatifitas"
"Bahkan saya turun ke jalan mencari anak dengan kebutuhan khusus. Saya amankan mereka dan sudah ada sekitar 38an anak-anak dengan kebutuhan khusus. Jangan salah, ada yang bakatnya melukis dan sekarang sudah punya tabungan puluhan juta"Â
Saya yang denger juga takjub dan heran kok bisa nemuin anak-anak itu dan mengasuh mereka sampai bakatnya terlihat.
"Mereka bagian lukis dan saya bagian promosinya. Saya tawarkan lukisan itu ke orang-orang. Karena sungkan saya yang jual lukisan jadi mereka beli" sontak tawa seru menggema.
Semua Anak itu SpesialÂ
Kisah anak-anak spesial ini memang unik. Ada yang ditemukan jago berantem di pasar dan tukang pukul namun sekarang berhasil naik kelas menjadi petinju kelas bulu profesional. Ada pula anak jalanan yang ditarik dan dikembangkan bakatnya sehingga jadi tim sepakbola yang berlaga hingga Argentina, konon salah satu anak Bu Risma itu ada yang ditarik jadi tim U19. Ada pula yang tukang minum alkohol sejak SD dan diamankan lalu sekarang bakatnya jadi penyanyi.Â
Bu Risma memang sosok yang dekat dengan anak-anak. Bahkan ada joke jika pemilu yang milih anak-anak maka dapat dipastikan Bu Risma akan terus menjadi walikota. Namun, ketika ditanya oleh salah satu dari peserta terkait bagaimana beliau menjadi ibu dalam keluarga sendiri, saya hanya menahan napas haru.
"Sumpah saya ketika diangkat menjadi walikota adalah mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi. Saya sudah bilang ke keluarga saya jika saya mati maka tidak ada yang boleh mengajukan tuntutan karena ini bagian dari resiko jabatan. Pernah ketika anak saya sakit, saya hanya mengantarkan sebentar lalu saya harus pergi lagi. Saya percaya ketika saya menjaga anak-anak orang lain maka akan ada orang lain pula yang berbaik hati menjaga keluarga saya"
Tidak mudah memang menjadi wanita super yang dalam 24 jam waktu terasa sangat kurang. Eit tapi jangan salah, di era canggih seperti sekarang Bu Risma bahkan lebih canggih dibandingkan anak muda loh.Â
"Saya komunikasi ama lurah dan semuanya itu pakai LINE. Nanti kalau mereka kirim foto ada jalan rusak, saya mudah tinggal kirim gambar itu ke kepala dinas terkait. Selesai deh" dan disambut tepuk tangan meriah.Â
"Kami buka keran komunikasi seluas-luasnya lewat dunia internet. Kami bangun banyak taman dan kami lengkapi dengan wifi gratis supaya semua bisa menikmati. Kalau dalam 24 jam pertanyaan mereka tidak dijawab artinya saya langsung yang akan menjawabnya"
Â
E-Health AndalanÂ
Nah terkait dengan kesehatan, Bu Risma tidak lupa promosi salah satu andalan kesehatan di Surabaya dimana semuanya telah terkoneksi secara internet. Pasien dari puskesmas sudah dapat dibuka rekam medisnya dari ruamh sakit jika pasien itu nantinya dirujuk.
"Sudah tidak lagi zamannya antri. Pasien bisa online dan tahu jam berapa antriannya. Dokternya meriksa lalu nulisnya sudah pakai tab dan langsung tersambung ke bagian apotek jadi lagi-lagi antri pasien tidak lama"
Ketika ditanya terkait BPJS oleh salah satu peserta, Bu Risma mengatakan dirinya belajar khusus terkait BPJS selama dua tahun sebelum launchingnya 2014 lalu. Pendanaan yang tidak tercukupi oleh anggaran BPJS akan dicukupi oleh pemerintah Surabaya. Bahkan tidak tanggung-tanggung tersedia juga ambulans dan mobil jenasah gratis yang akan mengatar jemput kemana saja.
"Dan sekarang mereka sudah pintar-pintar daripada bayar taksi ya mereka telp ambulans untuk minta dijemput" otomatis bagian ini tersambung tawa miris dari kami semua. Tapi memang fasilitas itu Bu Risma sediakan untuk rakyat supaya lebih mudah.Â
Tak terasa dua jam kuliah umum pun terasa singkat dan hanya doa yang bisa saya haturkan semoga Bu Risma dan keluarga selalu diberkahi kesehatan. Tentu saja semoga ibu selalu dapat menjadi suri tauladan bagi kami semua.Â
Dan tentu saja setelah turun panggung Bu Risma langsung diserbu banyak orang. Ah saya kebagian memfoto orang yang lagi foto ajaÂ
Â
Cheers
Avis
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H