Mohon tunggu...
Dokter Avis
Dokter Avis Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Anak

Saya dr. Hafiidhaturrahmah namun biasa disapa Avis, dokter umum dari FK Univ Jenderal Soedirman, dokter anak dari Univ Gadjah Mada. Awardee Beasiswa LPDP-PPDS Angkatan 1. Saat ini bekerja di RS Harapan Ibu Purbalingga. Monggo main di blog saya www.dokteravis.net

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tips Raih Beasiswa Spesialis LPDP-PPDS

7 Oktober 2014   10:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:05 15848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_364532" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi, Beasiswa (Shutterstock)"][/caption]

Sekolah di Program Pendidikan Dokter Spesialias atau biasa yang kita kenal sebagai PPDS boleh jadi masih menjadi incaran banyak dokter umum. Selain karena memfokuskan diri dalam minat yang berbeda-beda, PPDS seolah menjadi wadah pembelajaran kembali, bukti bahwa dunia kedokteran sebenarnya sangat luas dan dalam. Terkait suka dukanya masuk ke suatu PPDS tertentu di universitas tertentu bukan rahasia. Apalagi ternyata banyak faktor yang mempengaruhi kita diterima atau tidak mulai dari faktor otak, keluarga, link, dan tentu saja yang terakhir pembiayaan.

Nah terkait pembiayaan, selama ini hanya dibagi menjadi dua, swadaya alias bayar sendiri (bisa dibayarin orang tua/suami/istri atau hasil menabung selama bekerja tahunan) dan kemitraan (dibayari oleh suatu lembaga entah RS/Univ tempat kita bekerja atau lembaga beasiswa seperti  Kemenkes). Kenapa terkait pembiayaan ini penting karena PPDS bukanlah program yang setahun dua tahun selesai. Ada tahun-tahun panjang dimana para penguji tidak ingin siswanya putus di tengah jalan lantaran kendala biaya. Jadi tidak jarang dalam wawancara PPDS akan ditanyakan terkait hal ini.

Tidak berpanjang lebar, saya ingin berbagi sedikit kisah tentang beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

LPDP Jawaban Doa Panjang Saya

Jujur sudah lama saya berdoa agar LPDP membuka kuota khusus untuk sekolah dokter spesialis. Maklumlah beasiswa LPDP yang keren ini hanya membiayai S2-S3 baik dalam negeri maupun luar negeri dan juga tesis/diseertasi. Setiap tahun walau bekerja di pedalaman, saya berusaha unutk update websitenya dan ternyata Tuhan mengabulkan doa saya. Hasil rutin membaca pengalaman rekan-rekan yang lolos LPDP walau bukan PPDS membuat saya makin bersemangat.

Tepat di 2014 LPDP membuka program khusus Beasiswa Spesialis Kedokteran. Dan berdasarkan tanggalan ujian LPDP, sejak periode bulan Juni 2014 telah dibuka hanya saja saya gagal menemukan nama rekan sejawat yang diterima di pengumuman LPDP selanjutnya. Wah jelas penasaran dong karena sebagai dokter kepo, penting untuk tahu siapa sejawat pertama yang berhasil mendapatkan beasiswa ini. Dan hasilnya nihil sehingga saya putuskan untuk mendaftar LPDP di periode September 2014. Hal ini lebih karena lokasi penempatan saya di Papua membuat saya dapat melalui jadwal di periode September. Lebih detailnya lagi jadwal LPDP dapat dilihat disini

Untuk yang penasaran apa, siapa dan bagaimana LPDP itu bekerja, silakan bisa baca tulisan para kompasioners seperti Mas Benny Rhamdani disini,Bang Kasim , Mas Unggul, Mba Asri, Om Ben, dan masih banyak lainnya.

Tulisan ini khusus hanya akan membahas bagaimana LPDP PPDS. Detail persayaratan dapat dibaca di webnya. Singkat cerita, penerima LPDP PPDS periode September 2014 yang hanya 14 orang dapat dilihat disini dari yang lolos wawancara sebanyak 21 orang.

LPDP Mencetak Pemimpin Masa Depan

Berawal dari visi misi LPDP yang ingin mempersiapkan pemimpin masa depan dalam berbagai aspek, maka dikembangkanlah program beasiswa khusus PPDS. Selama ini jelas kita tahun dokter spesialis masih kurang jumlahnya untuk dapat memenuhi kebutuhan semua penduduk Indoensia. Belum lagi kenyataan bahwa dokter spesialis lebih tersebar di pulau Jawa dibandingkan luar Jawa. Program inovatif dari LPDP ini tentu saja membawa berkah apalagi bagi dokter umum yang secara finansial memang bermasalah. Seperti saya pribadi, mimpi menjadi spesialis anak yang lama terkubur akhirnya bangkit lagi setelah ada beasiswa ini. Tapi bukan hanya untuk yang secara pendanaan kurang mampu seperti saya, LPDP juga menjaring banyak dokter dengan idealisme membangun bangsa namun mampu pendanaan. Karena LPDP mencari PEMIMPIN maka Indonesia hari esok ditentukan saya yakini dari siapa yang hari ini berada dalam lingkaran LPDP dan dibantu mewujudkan mimpi-mimpinya oleh LPDP.

Dan inilah tipe umum yang dicari oleh LPDP:

Persyaratan Umum


  1. WNI entah edang berada di negara mana tidak berpengaruh selagi WNI
  2. Mempunyai jiwa kepemimpinan, integritas, idelaisme dan nasionalisme
  3. Aktif dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan
  4. Bersedia menandatangani surat pernyataan taat hukum, dan segala hal lainnya terkait PPDS, atas kerja, mengabdi pada bangsa.

Sementara syarat khusus untuk LPDP PPDS sebagai berikut. Saran saya, patuhi syaratnya dan jangan bertanya apa yang sudah menjadi ketentuan wajib LPDP. Kalau merasa belum memenuhi syarat khusus, saran saya masih ada waktu untuk menambal sulam (kecuali terkait umur)


  1. Usia maksimal saat wawancara LPDP adalah 35 tahun. Ini sesuai dengan bebrapa persyaratan umum di PPDS juga.
  2. Minimal skor TOEFL ITP 500/iBT 61/IELTS 6.0/TOEIC 600 karena sistem pendaftaran online maka hal ini jika tidak terpenuhi akan membuat anda gagal lolos administrasi. Jadi harap dipatuhi dan tidak perlu ditanyakan apakah boleh toefl prediction etc
  3. Memiliki STR jadi bagi dokter yang baru saja lulus internship tapi masih belum keluar STRnya, saran saya daftar LPDP hingga STR keluar
  4. Minimal IPK gabungan 3.0 untuk sarjana dan profesi (ini juga akan dibuktikan dengan upload transkrip nilai Sked dan Dr secara online jadi harga mati)
  5. Sanggup menyelesaikan masa studi PPDS sesuai masa studi yang berlaku (tentu saja untuk yang mau hamil-akan cuti hamil selama kuliah perlu mempertimbangkan hal-hal tertentu)


Keseluruhan informasi lengkap terkait syarat dapat dibaca disini

Tips and Triks Lolos LPDP PPDS

Jujur saya pribadi tidak punya tips atau triks khusus tapi jika boleh berbagi, keseluruhan syarat wajib LPDP sudah saya lakukan. Secara singkat, saya akan membahas hal terkait pertanyaan yang sering sekali diajukan ke saya beberapa bulan terakhir ini. Dan tulisan ini saya dedikasikan sebagai sarana berbagi karena minimnya informasi terkait pengalaman para dokter umum yang lolos LPDP PPDS.

1. Bagaimana caranya lolos LPDP, ya jalani dulu administrasi di aplikasi online
Yeah, LPDP itu uniknya adalah harus lolos ADMIN online dulu supaya bisa masuk ke tahap selanjutnya yaitu Wawancara. Karena dilakukan secara online mulai dari memasukkan semua data CV (sertifikasi seminar, perlombaan, dll detail bersama tanggalnya) maka saya secara khusus membutuhkan waktu sebulan untuk ini. Tentu saja saya nyicil setaip harinya dan berjibaku dengan sinyal dari Papua. Saya bermasalah ketika harus mengirimkan dokumen dimana LPDP meminta semua dalam bentuk PDF dan harus kurang dari 1 MB. Semua cara saya coba dan akhirnya ketemu cara lebih sederhana dengan memanfaatkan aplikasi pdf online. Nah, saran saya, niatkan benar-benar untuk bisa lolos di tahapan ADMIN karena tidak peduli PPDS kah, anda bersaing dengan seluruh pendaftar LPDP pada bulan itu. Banyak kisah kegagalan administrasi yang sifatnya bisa dihindari kalau kita berhati-hati. Jangan ragu bertanya kepada panitia jika ada yang anda rasa kurang di WEBSITEnya.

Menurut saya LPDP adalah tim yang sangat amat membantu terkait banyak hal. Contohnya ketika saya tidak menemukan kotak untuk upload salah satu pdf maka ketika dikonfirmasi, keesokannya kotak tersebut muncul di aplikasi online saya. Bagi saya, merasakan aplikasi beasiswa secara online itu lebih mendebarkan dibanding dengan beberapa aplikasi beasiswa yang pernah saya coba dengan mengirimkan berkas secara pos.

2. Saya bingung mengisi aplikasi online, cukup isilah data dengan benar dan jujur

Di tahap online awal akan akan isian kapan anda memulai kuliah berdasarkan perkiraan kapan anda akan masuk di PPDS. Isilah itu sesuai dengan perkiraan anda. Isin data lain terkait KTP, nomer KTP, nilai IPK dll juga harus dilakukan dengan hati-hati supaya tidak membuat anda gagal di administrasi. Karena dokumen yang dimasukkan online itu akan dicocokkan otomatis dengan pdf dokumen asli yang diupload juga. Isi dengan hati-hati. Kadang, ita tersandung bukan karena batu yang besar tapi hanya karena kerikil yang sering kali tidak terlihat. Misalnya saja anda salah memasukkan tanggal lahir dan beda dengan KTP yang anda upload, sistem akan menolak, dan gagal lolos admin. Sedih sekali. Saya berulang kali dalam sebulan itu mengkoreksi hasil pekerjaan online saya. Tidak terhitung berapa kali tapi yang pasti saya punya waktu khusus untuk LPDP. Mungkin ada juga rekan lain yang unik, mengisi dalam waktu mepet dan lolos, tapi demi keamanan, saya sarankan lebih teliti

3. Saya sibuk tidak sempat online, mendekati deadline boleh kah?

Kebanyakan kita entah kenapa lebih suka deadline tapi untuk LPDP, saya sudah berulang kali melihat di hari terakhir batas deadline biasnanya server akan shutdown alias mati karena terlalu banyak yang mengunjungi. Saya orang yang sudah kepo lama dengan LPDP jadi pergerakan websitenya kapan mati-kapan lancar jaya sudah diamati sejak jauh hari (niat banget...memang). Jadi saran saya, buatlah jadwal khusus yang dapat ditaati oleh anda sendiri kapan akan mengirimkan aplikasi tersebut. Saya sendiri memilih jalur aman, sebulan khusus untuk koreksi data terkait ketakutan saya online dari Papua, dan seminggu sebelum deadline sudah dikirimkan. Ada malah rekan yang sebulan sebelum deadline sudah mengirimkan tapi ada juga yang di hari terkahir tepat sebelum beberapa menit server down. Hua....drama :)

4. Pinjam dong contoh essay di aplikasi anda, saya buntu ide nih.

Saya akan senang hati mengkomentari tulisan yang anda buat untuk aplikasi di LPDP. Semua menjalani kisah mencari ide hingga berbentuk tulisan jadi anda yang paling tahu diri anda, gali lebih dalam apa yang ingin anda lakukan.

LPDP akan melihat visi misi hidup anda dari essay yang anda tulis yaitu terkait Peran untuk Bangsaku dan Sukses Terbesar dalam Hidupku. Kedua essay tersebut tentunya wajib anda tulis sesuai dengan pengalaman hidup dan saya pastikan, pengalaman unik anda yang akan membawa ada lolos ke tahap berikutnya. Apa yang membuat anda berbeda dan pantas dianugerahi beasiswa ini, anda harus menggalinya. Sebagai contoh, saya bekerja sebagai dokter di beberapa daerah pedalaman dan melihat masih banyak anak Indoenesia yang membutuhkan dokter anak terutama yang paham dalam penelitian malaria. Kemudian saya selaraskan dengan keinginan pentingnya saya menimba ilmu di PPDS Anak juga mengapa saya mengambil universitas tertentu. Secara tidak langsung essay ini adalah Motivation Letter yang penting. Tidak perlu khawatir, anda bebas menuliskan apa saja bahkan misal anda bekerja di kota besar sekalipun, anda pasti memiliki dreamland untuk mengabdikan diri ketika nantinya sudah lulus PPDS.

Terkait dengan Sukses Terbesar, anda juga bisa bercerita apa saja. Jika anda seorang istri/ibu/suami/ayah tentu akan menjadi tambahan unik. Jika anda belum berkeluarga, tentunya ada banyak kisah sukses. Tidak perlu bingung jika anda mendadak mempunyai banyak kisah sukses yang bisa dituliskan, anda tinggal memilahnya. Anda bisa google berkunjung ke website beberapa orang yang sukses alias lolos sebagai LPDPers. Pengalaman mereka jujur menjadi inspirasi saya, tidak bisa dituliskan satu persatu website yang sudah banyak sekali membantu saya dan berkomunikasi aktif, tapi semoga ini mewakili

5. Wah saya lolos admin, tahap selanjutnya bagaimana ya.

Selamat jika lolos admin, tapi jangan putus asa jika belum. Untuk yang lolos admin, biasanya akan mendapatkan kabar melalui SMS juga email. Tapi paling mendebarkan adalah menunggu surat sakti keluar ketika seluruh nama yang lolos admin diumumkan. Rasanya senang kalau melihat nama teman lainnya juga lolos. Bersia p-siap untuk tahapan selanjutnya yaitu wawancara. Jika belum lolos, jangan putus asa. Perbaiki aplikasi dan bisa langsung mendaftar lagi tuk periode selanjutnya.

6. Jurusan PPDS saya bukan program andalan, bagaimana?

Banyak pertanyaan muncul kalau ingin mengambil jurusan selain PPDS bedah, kandungan, anak, penyakit dalam atau anestesi, apa bisa? Jawabannya bisa saja. Selain di universitas yang ditentukan itu apa juga bisa? Nah kalau terkait universitas saran saya sesuaikan dengan univ yang sudah masuk kriteria dalam LPDP. Daftarnya lihat disini.

Terkait jurusan lain seperti misalnya urologi, bedah saraf, dan sebagainya bisa dipertimbangkan oleh LPDP jika memang di daerah nantinya anda kembali bertugas memang tidak ada tenaga ahli tersebut. Ini dapat dijelaskan di essay berupa Rencana Kuliah.

7. Saya belum dapat LOA bagaimana?

Pertanyaan terkait LOA alis surat tanda diterima di PPDS tertentu ini tidak kalah banyaknya. Sebagian tidak percaya masa iya belum diterima PPDS tapi boleh mendapatkan beasiswa. Inilah uniknya LPDP. Selagi anda berada dalam jalur yang benar, anda diberikan kesempatan selama setahun setelah anda resmi lolos sebagai penerima beasiswa LPDP untuk mencari cara masuk ke PPDS yang anda inginkan. Tentu saja nanti rentetan pertanyaan lanjutannya akan mengarah apakah ada dana khusus sebelum masuk PPDS yang juga akan dibayarkan oleh LPDP. Tentu tidak ada. Segala hal terkait pengembangan skill seperti mengikuti seminar, workshop dan segala macam pelatihan itu menjadi tanggungan anda. LPDP hanya membayarkan ketika anda RESMI diterima menjadi PPDS. Jadi, jalan masih panjang yak.

Terkait dengan ini, maka pintar-pintarlah menentukan kapan anda akan mendaftarkan diri di LPDP dan kapan anda akan mengikuti ujian masuk PPDS. Tentu dengan plan bahwa belum tentu ketika ujian PPDS anda langsung diterima walau sudah mendapatkan surat LPDP menanggung semua biaya anda. Lagi-lagi banyak faktor yang menentukan lulus tidaknya PPDS.

8. Saya baru PPDS semester satu, bisa ikut LPDP tidak ya?

Sebenarnya saya tidak kompeten menjawab ini tapi berdasarkan pengalaman dari rekan S2-S3 juga PPDS LPDP angkatan I ini bisa saya simpulkan bahwa LPDP mencari calon dokter spesialis, bukan yang sudah menjalani perkuliahan walau baru semester satu.

9. Saya lolos ke tahap wawancara, bagaimana tipsnya.

Selamat anda lolos ke tahap wawancara dan perlu diingat bahwa lokasi wawancara ini anda sendiri yang menentukan ketika mengisi aplikasi online. Jadi pertimbangkan dengan baik jangan sampai membebani panitia dengan berpindah lokasi. Ingatlah bahwa setiap periode ada ribuan aplikans jadi bersikap normal saja. Saya memilih lokasi di Yogya untuk wawancara. Ingat bahwa tidak penggantian uang transpor jadi pertimbangkan lokasi yang memang anda bisa datangi. Syukurlah walau berada di Papua saya dapat mengambil cuti untuk menjalani segala proses seleksi ini.

Wawancara boleh jadi bagian yang mendebarkan karena bisa jadi penguji anda non klinisi atau malah dokter spesialis sesuai jurusan anda. Persiapkan diri karena pertanyaan tidak akan jauh berbeda dengan essay dan aplikasi online yang anda isi. Bawa semua sertifikat asli dan sebagainya karena bisa jadi dibutuhkan. Saya pribadi selalu back up surat terkait rekomendasi dan izin kerja jika ditanyakan oleh para panelis.

Sekilas anda akan ditanya kenapa memilih jurusan spesialis itu, kenapa harus universitas itu, setelah lulus akan kembali kemana, ceritakan pengalaman organisasi dan pengabdian masyarakat, ceritakan secara singkat keluarga anda, hingga pertanyaan unik lainnya. Wawancara terkadang campur antara penggunaan bahasa ibu dengan bahasa inggris tetapi semua tergantung panelis. Biasanya ada tiga panelis, satu selalu psikolog sementara lainnya panelis ahli.

Yang saya ingat di bagian akhir wawancara saya ditanya apa yang akan saya lakukan jika gagal di LPDP dan spontan (saat itu sedang dalam wawancara bahasa inggris) saya jawab bahwa saya akan mendaftar lagi di LPDP kloter selanjutnya dan saya pastikan akan bertemu lagi dengan bapak ibu untuk diwawancarai seperti ini. Jawaban spontan ini mengundang tawa semua panelis dan saya lalu pamit salaman dengan pasrah. Setiap orang telah digariskan takdirnya masing-masing

10. Masa cuma wawancara aja, gampang banget tuh

Eit...wawancara bukan penentu satu-satunya karena akan ada LGD (Leadeship Group Discussion) alias diskusi yang dibagi perkelompok, acak, dan dinilai oleh tim independent. Saran saya karena diskusi itu terdiri dari banyak orang yang tidak kita kenal sebelumnya, please respect to others. Biasanya dalam kelompok akan memilih otomatis moderator dan notulen. Tidak perlu ngotot harus menjadi moderator. Jadi biasa saja tidak masalah karena kedudukannya sama. Toh saya waktu itu lebih banyak mendengarkan dan bicara sesekali saja (tapi kalimat penting). Jangan mendominasi dan panjang lebar karena artinya mengambil kesempatan rekan lainnya untuk berpendapat. Tidak perlu juga menjadi hero dengan melontarkan pendapat kunci dan menyanggah orang lain dengan mengeluarkan kalimat tajam misalnya "wah pendapat anda salah", "anda pesimis sekali memandang suatu masalah". Sepele memang tapi bagian ini berpengaruh penting. Bayangkan jika anda berhasil melewati tahap wawancara dengan senyum tapi ternyata gagal di bagian diskusi. Sedih sekali bukan.

11. Setelah wawancara lalu apa?

Sama seperti LPDP tuk program lain maka akan ada tahap selanjutnya yaitu Pelatihan Kepimpinan yang biasanya berlangsung seminggu di Jakarta. Ingat tidak ada juga penggantian transpor untuk ini. Pelatihan ini bagian paling penting karena setelahnya baru akan keluar hasil pengumuman apakah anda lolos di tahap akhir atau tidak. Mendebarkan memang tapi bagi anda yang masih terikat pekerjaan sejak awal akan diminta surat keterangan supaya ada kepastian anda bisa mengikuti pelatihan ini. Ingat jadwal ditentukan oleh LPDP dan sebisa mungkin kita yang menyesuaikan diri. Nanti di pelatihan anda akan bertemu dengan peserta 200 orang lainnya dari berbagai program dan berbagai usia juga. Saat menuliskan ini saya masih menunggu jadwal pelatihan.

12. Apakah pelatihannya militer karena saya benci yang seperti itu

Saya tidak bisa menilai karena belum menjalani tapi dari kacamata saya berdasar cerita teman-teman yang sudah menjalani pelatihan, ini bagian penting yang akan mengubah cara anda memandang hidup. Bagi saya, jangankan pelatihan yang cuma seminggu, apapun tidak masalah akan saya tempuh kalau dengan itu ada yang menjamin pembiayaan hingga saya menjadi spesialis anak. Jalani saja dan jangan menjudge sebelum anda memang menjalaninya sendiri.

13. Ada ikatan dinas tidak ya. Masa sudah dibayari tapi tidak ada kewajiban apapun?

Pertanyaan ini cukup mengganggu bagi saya. Sejak nama saya muncul di website LPDP, sejak saat itu pula saya mendedikasikan diri untuk negara. Bahkan tanpa ada ikatan dinas pun saya akan kembali ke pedalaman tempat dimana memang membutuhkan saya. Bukan sok idealis tapi ya untuk itulah saya dibayari. LPDP sendiri tidak memiliki ikatan dinas baik 2n atau 2n+1 tapi sesuai dengan aplikasi yang diisi, anda pastinya sudah menulis dimana anda akan kembali mengabdi nantinya.

14. Saya kembali ke RS di kota apa boleh?

Loh jika memang itu tempat anda mengembangkan diri ya tidak masalah. Semua kembali kepada siapa anda sebelum mendaftarkan di program ini. Jadi antar orang bisa sangat berbeda. Kebetulan saja hidup saya memang banyak di Indonesia Timur dan berkaitan dengan anak-anak.

15. Sebenarnya seberapa besar LPDP menanggung pembiayaan PPDS?

Wah pertanyaan jumlah nominal ini bisa jadi pertanyaan pertama yang diajukan sejawat lain. Bahkan mereka yang belum buka website LPDP saja bisa jadi lebih dulu menanyakan ini. Bagi saya, LPDP lebih dari cukup. Yah bagi anda yang sudah pernah menghitung biaya PPDS pastilah tahu angka ratusan juta mungkin masih belum cukup untuk membuat anda bertahan dan keluar sebagai spesialis. LPDP bagi saya suatu rezeki yang lebih dari cukup mengingat penghambat utama saya tidak pernah mendaftarkan diri di PPDS karena memang nominal tabungan saya (juga keluarga) tidak cukup di nominal aman sampai saya lulus.

Terima Kasih Kepada Para Blogger LPDP

Tidak lupa melalui tulisan ini saya ingin berterima kasih kepada semua penulis di link ini yang telah berbagi melalui blog. Saya banyak belajar dari kisah-kisah heroik mereka.  Thanks to Mba Tri, Mas Andika,  Mba Fira,LPDP-PK10,Mas Zamzami, Mba Faraas, PPI Belanda,Iyul,Mas Ridwan, Mba Auliya,Mas Fison,Mas Wicaksono, Mas Rezki, dan sungguh masih banyak lagi yang ingin saya sebut. Detailnya bisa digoogling blog tersebut adalah yang paling sering muncul di mesin pencari terkait tips lolos LPDP. Namun izinkan saya secara khusus mengucapkan terima kasih kepada para admin facebook Beasiswa LPDP, Beasiswa LPDP 2013,dan juga LPDPKemenkeu. Semua informasi terkait TEKNIS hingga hal detail ada disana. Sungguh bahkan saya malu sendiri kalau sampai melontarkan pertanyaan di FORUM tersebut karena semua jawabannya sudah ada. Yang diperlukan hanyalah WAKTU UNTUK MEMBACA dan TIDAK MALAS membongkar arsip lama percakapan para pendahulu.   Terima kasih karena telah membuat saya lebih rajin membaca :) dan sekarang saya menyadari betapa masih banyak yang "malas" di sekitar saya. Jadi jangan salahkan saya jika nanti ada banyak pertanyaan yang tidak dijawab karena semua jawabannya sudah ada di link yang saya bagikan buka-bukaan ini.

Siapkan Diri Anda di Periode Desember 2014

Terakhir sebagai penutup, jalani saja proses tahap demi tahapnya dengan ikhlas. Mendapatkan beasiswa, rekomendasi pakar, dan segala hal tetap harus diiringi doa restu orang tua. Jalan ketika sudah berada dalam PPDS masih akan lebih panjang dari semua seleksi demi seleksi yang pernah dilewati. Kita tidak pernah tahu garis tangan kita seperti apa tapi yang terpenting tetaplah berPOSSITIVE THINKING kepada Sang Pemberi Hidup. Serta tetap semangat memelihara mimpi anda agar dapat terwujud.

Buat yang masih malas membuka link-link terkait, persiapkan saja pendaftaran untuk periode DESEMBER 2014 yang akan ditutup pada 21 November nanti. Cocok bukan untuk yang akan mulai sekolah di PPDS tahun depan :)

Jika ada pertanyaan lebih lanjut bisa klik disini

Salam Berbagi
Dr.Hafiidhaturrahmah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun