Mohon tunggu...
Avi Ristiyana
Avi Ristiyana Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Saya berprofesi sebagai guru sekolah dasar. Sebagai guru saya memiliki kewajiban untuk mendidik siswa saya agar bisa tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya. Selain mengajar hobi saya adalah mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya di SD Negeri 01 Gembyang Oleh Avi Ristiyana, S.Pd

13 Mei 2023   09:31 Diperbarui: 13 Mei 2023   09:33 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    

Guru merupakan seorang pemimpin pembelajaran di kelas yang menjadi salah satu komponen biotik dalam ekosistem sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin pembelajaran guru berperan mengarahkan dan menuntun siswa mencapai tujuan pembelajaran pendidikan. Sebagai upaya dalam menuntun siswa mencapai tujuan pembelajaran pendidikan guru mengoptimalkan segala sumber yang dimiliki (aset)  dirinya dan sekolah. Seorang pemimpin yang berkualitas akan mampu memberdayakan seluruh sumber daya di ekosistem sekolahnya hingga dapat bersatu padu menumbuhkan murid-murid yang berkembang secara utuh, baik dalam rasa, karsa dan ciptanya.

    Guru sebagai bagian dari ekosistem sekolah wajib untuk ikut menciptakan ekosistem yang mampu merangsang pertumbuhan dan perkembangan murid demi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat tergantung pada cara pandang sekolah melihat ekosistemnya: apakah sebagai kekuatan atau sebagai kekurangan. Pemimpin yang memandang semua sumber daya yang dimiliki sebagai suatu kekuatan dan aset, maka sekolah ini tidak akan berfokus pada kekurangan tapi berupaya pada pemanfaatan kekuatan dan aset yang dimiliki.

    Implementasi saya sebagai Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya di SD Negeri 01 Gembyang diantaranya adalah dengan lebih mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang sekolah miliki untuk mewujudkan generasi dengan karakter profil pelajar pancasila yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. 

    Sumber daya yang dimiliki oleh SD Negeri 01 Gembyang diantaranya adalah modal manusia. Tenaga pendidik dan kependidikan yang lengkap dan berkompetensi sesuai bidang keahliannya merupakan slah satu modal manusia di SD Negeri 01 Gembyang. Sekolah saya memiliki 1 orang KS, 6 guru kelas, 2 guru mengajar muatan pelajaran PAdB, 1 orang guru PJOK, 1 tenaga operator, dan 1 tenaga penjaga sekolah. Sebanyak 100% guru sudah berkualifikasi S1 dengan bidang keahlian termasuk tenaga operatornya. Pendidikan yang tinggi membuat kemampuan dalam bekerja dan kompetensi kami tidak diragukan lagi. Terlebih lagi usia guru di SD Negeri 01 Gembyang merupakan generasi guru yang lahir di tahun 1980-an, sehingga kami masih dalam usia produktif, bersemangat, dan berpikiran terbuka dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kepala sekolah memberikan kami ruang dan kesempatan untuk ikut meningkatkan kompetensi. Support yang diberikan kepala sekolah diantaranya dengan memberikan izin saat guru akan mengikuti webinar maupun diklat. Selain itu, kepala sekolah juga memberikan fasilitas berupa laptop bagi kami yang ingin meningkatkan kompetensi. Harapanya adalah dengan meningkatnya pendidik yang semakin "melek teknologi" maka akan berdampak pada kemajuan proses pembelajaran sehingga secara langsung murid juga meningkat pendidikannya.

    Dalam menciptakan proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas di SD Negeri 01 Gembyang dilakukan dengan memanfaatkan segala aset yang dimiliki. Koneksi yang terjadi antara aset SD Negeri 01 Gembyang dengan upaya peningkatan proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas yaitu bahwa meski aset yang kami miliki berbeda dengan sekolah lain, tetapi guru di SDN 01 Gembyang menggunakan sumber daya yang dimiliki sekolah tanpa terpaku pada kekurangan sekolah. Dengan berpikir positif dan memaksimalkan aset yang sudah dimiliki maka kami terpacu untuk menemukan bagaimana memanfaatkan apa yang sudah sekolah miliki. Ekosistem sekolah yang tersusun dari unsur yang berpikir positif maka akan menciptakan suasana sekolah yang positif sehingga akan terjadi proses pembelajaran yang berkualitas.

    Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya yang berpikir berbasis aset akan sejalan dengan refleksi KI Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa maksud pendidikan adalah menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Ki Hajar Dewantara menuliskan bahwa tugas guru ada menuntun kekuatan kodrat anak, artinya bahwa guru berperan untuk menuntun aset berupa kemampuan awal yang dimiliki anak yang masih samar. Tugas kita adalah menebalkan kemampuan yang masih samar itu. Dalam usaha menuntun aset yang dimiliki anak, guru membangun komunikasi yang empatik dan memberdayakan (coaching) sebagai Pemimpin Pembelajaran dan Kepala Sekolah dalam membuat perubahan strategis yang mampu menggerakan komunitas sekolah pada ekosistem belajar. Sebagai pendidik kita patut memikirkan bagaimana menuntun mereka untuk mencapai kodratnya, bagaimana membimbing mereka agar dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam dirinya setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat, hingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaannya sehingga kita perlu menerapkan pembelajaran sosial dan emosional yang dapat menciptakan pengalaman belajar bagi murid untuk menumbuhkan dan melatih lima Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE), yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

    Setelah memahami pentingnya untuk berpikir mengelola apa sudah dimiliki sekolah maka tidak perlu bagi saya untuk merasa rendah diri dan membanding-bandingkan kemampuan sekolah saya dengan sekolah lain. Saya terpacu untuk bagaimana cara mengelola aset sekolah untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Hal ini berbeda dengan sebelum saya memahami berpikir berbasis aset. Dulu saya sering pesimis jika ada kegiatan yang harus dilaksanakan sekolah karena saya hanya berkutat pada keterbatasan sekolah saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun