Mohon tunggu...
Avina Yustriani
Avina Yustriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Suka tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Ketahui Sebab dan Cara agar Jakarta Tidak Tenggelam Tahun 2050

9 Desember 2020   09:52 Diperbarui: 9 Desember 2020   09:55 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita tahu bahwa daerah Jakarta rutin mengalami banjir hampir setiap tahunnya. Bahkan dalam 1 tahun bisa mengalami beberapa kali banjir. Lalu pastinya dari kita ada yang berpikir jika Jakarta selalu banjir, apakah suatu saat Jakarta benar-benar akan hilang tenggelam? Bahkan sudah ada penelitian yang mengatakan bahwa tahun 2050 Jakarta benar-benar akan tenggelam.

Saat tahun baru saja, pada 1 Januari 2020 Jakarta sudah mengalami banjir yang tinggi. Daerah lainnya juga mengalami banjir seperti Tangerang, Bogor, dan Depok akibat dari hujan deras yang merata sejak 31 Desember 2019.  Periode banjir tersebut berlangsung selama 4 hari  hingga benar-benar surut dengan total 157 kelurahan di Jakarta yang terdampak. 

Kemudian tanggal 18 Januari, banjir kembali melanda Jakarta akibat hujan deras sejak malam sebelumnya. Masih banyak lagi banjir yang terjadi pada awal tahun hingga pertengahan tahun. Informasi banjir terbaru yang terjadi yaitu banjir rob di kawasan Jakarta Utara pada 16 -- 17 Novermber 2020. Memang banjir rob tersebut tingginya hanya sekitar 30 cm. Namun, bukankah itu menjadi tanda bahwa permukaan air laut lebih tinggi dibandingkan permukaan tanah Jakarta itu sendiri, sehingga air laut bisa sampai ke tanah Jakarta.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Badan Geologi, permukaan tanah di Jakarta Utara mengalami penurunan sekitar 12 cm setiap tahunnya. Adapun di Jakarta Timur penunuran muka tanah sebanyak 10 cm tiap tahun, Jakarta pusat 2 cm tiap tahun, dan Jakarta Selatan mengalami penuruan yang paling sedikit dibandingkan daerah Jakarta lain yaitu hanya 1 cm setiap tahunnya. Data tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan bagi orang banyak, apalagi Jakarta dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta jiwa harus ke mana lagi menggantungkan hidupnya jika Jakarta suatu saat benar-benar tenggelam?

Adapun penurunan permukaan tanah tersebut diakibatkan oleh berbagai faktor. Pertama, masih banyak penduduk Jakarta yang mengekplotasi air tanah dengan lebih memilih mengambil air di sumur dibandingkan dengan membeli air PDAM karena para warga tidak mau mengeluarkan uang hanya untuk air. 

Begitu pula dengan mall-mall yang ada di Jakarta, mereka memiliki sistem pompa air tanah sendiri. Padahal berdasarkan penelitian Badan Geologi, kualitas air tanah Jakarta sudah tidak sesuai dengan standar air untuk minum, mandi, maupun untuk mencuci. Hal ini karena air tanah di Jakarta sudah tercampur dengan air laut akibat intrusi air laut. Ketika air tanah semakin banyak yang diambil, maka akan meninggalkan pori-pori di dalam tanah. Tanah akan semakin turun untuk menutupi pori-pori yang ada.

Kedua, banyaknya pembangunan gedung-gedung di Jakarta. Karena Jakarta merupakan ibukota negara, sehingga menjadi pusat pemerintahan dan menjadi pusat ekonomi. Jadi banyak sekali gedung-gedung tinggi yang ada di Jakarta, bahkan masih ada juga pembangunan gedung pencakar langit yang katanya akan rampung tahun ini. 

Faktor ini juga masih berhubungan dengan adanya pori-pori tanah akibat pengambilan air tanah yang berlebih. Ketika tanah sudah semakin berpori-pori ditambah tekanan dari gedung-gedung, maka pantaslah permukaan tanah Jakarta semakin turun. Mengapa pemerintah DKI Jakarta tidak dengan tegas mengurusi masalah pembangunan gedung-gedung? Padahal sudah jelas dampak dari banyaknya gedung, tetapi sayang pemerintah masih acuh tak acuh terhadap masalah ini.

Fakta bahwa air selalu bergerak dari daerah tinggi ke daerah rendah. Ditambah dengan adanya pemanasan global yang menyebabkan permukaan air laut semakin meningkat akibat dari mencairnya lapisan es yang ada di kutub. menjadikan Jakarta sering mengalami banjir rob, akibat dari permukaan tanah Jakarta yang lebih rendah dari pada permukaan air laut. Sehingga air laut dapat menggenangi daratan Jakarta. Apalagi di daerah Jakarta Utara, para penduduk sudah terbiasa dengan adanya banjir rob.

Adanya isu tentang pemindahan ibukota negara Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan, semakin membuat kita yakin bahwa Jakarta memang berpotensi akan tenggelam nantinya, sehingga pemerintahan sudah berjaga-jaga. Ada berbagai pilihan yang dapat dilakukan pemerintah DKI Jakarta untuk mengatasi agar beberapa puluh tahun ke depan Jakarta tidak tenggelam.

1. Membuat tanggul yang tinggi di sekitar pantai Jakarta
Jika pemarintah bisa membangun tanggul di seluruh bagian pantai Jakarta, maka saat terjadi kenaikan air laut, air laut tersebut tidak akan menggenangi daratan Jakarta. Tetapi sepertiya solusi ini tidak mengatasi masalah dari sumbernya, karena sifat pembangunan tanggul tersebut paling hanya bisa bertahan sementara. Tampaknya pembangunan tanggul ini juga mengaruskan pemerintah untuk memindahkan banyak penduduk yang tinggal di sekitar pantai tersebut.

2. Memperbaiki daerah resapan air di Jakarta
Caranya dengan memperbanyak membuka lahan-lahan hijau. Fungsi daerah resapan yaitu agar saat hujan turun, air dapat masuk ke dalam tanah menggantikan air tanah yang sudah banyak disedot, sehingga permukaan tanah tidak semakin menurun.  Akan  tetapi tidak mudah untuk membuka kembali lahan hijau di Jakarta. 

Hal ini karena perumahan di Jakarta sudah sangat banyak, saking tidak muatnya sampai ada yang membangun rumah di bantar sungai. Pemerintah juga merasa kesulitan untuk pembebasan lahan untuk  memperbaiki daerah resapan tersebut karena warga banyak yang tidak mau jika harus pindah, bahkan pemerintah sudah menyediakan rumah susun.

3. Menanam pohon di sekitar rumah sendiri
Sebagai warga negara, kita juga dapat ikut andil agar Jakarta tidak tenggelam. Misalnya dengan menanam pohon di sekitar rumah sendiri agar resapan air semakin banyak. Kita juga sebaiknya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi agar pemanasan global tidak semakin parah.

Adapun yang paling penting adalah kita selalu menjaga lingkungan. Hal ini karena satu kerusakan lingkungan akan menyebabkan kerusakan lingkungan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun