Surabaya, Jawa Timur- Rizky Avina, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Administrasi Negara, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melaksanakan program kegiatan MBKM Kampus Mengajar 3 dibawah bimbingan Dra.Ec. Nunung Nurjati M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kampus Mengajar 3 di SD Darussalam Surabaya.
Program kampus mengajar merupakan salah satu program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang cukup banyak diikuti oleh kalangan mahasiswa baik dari Universitas Swasta maupun Negeri di Seluruh Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan utamanya yaitu untuk meningkatkan Literasi dan Numerasi ,Adaptasi teknologi ,Administrasi ,pengenalan bahasa asing serta penghijauan sekolah pada program kampus mengajar 3 yang bersasaran di SD Darussalam Surabaya yang berlokasi di Jalan Pesapen Barat V No.10, Kecamatan Pabean Cantian, Surabaya.
Literasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan bahasa dan gambar dalam bentuk yang kaya dan beragam untuk membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, melihat, menyajikan, dan berpikir kritis tentang ide-ide. Sedangkan untuk numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari.
Realita yang saya jumpai membuktikan bahwa masih ada beberapa siswa kelas 1dan 3 SD Darussalam yang masih mengalami Kesulitan dalam hal literasi dan numerasi yang kurang selama ini hampir 2 tahun terdampak pandemi covid-19 sehingga harus belajar dari rumah.
Secara geografis SD Darussalam ini berada di dekat rel kereta api yang kebanyakan penduduknya berasal dari Madura yang mayoritasnya bekarja sebagai pedagang. Banyaknya orangtua yang jarang memperhatikan anaknya inilah karena sibuk bekerja sebagai pedagang yang menjadi salah satu penyebab mengapa banyak siswa SD Darussalam Surabaya memiliki kemampuan literasi serta numerasi yang rendah. Kurangnya perhatian, bimbingan, dan kontrol dari orang tua atas aktivitas anak di luar jam sekolah membuat anak bebas untuk melakukan apa saja, termasuk tidak mau belajar saat di rumah.
Peningkatan kegaiatan literasi dan numerasi ini tidak hanya diterapkan pada pembelajaran dikelas saja khususnya untuk literasi kami sudah melakukan pengoperasian perpustakaan serta pojok baca yang telah kami buat. Di dalam pojok baca kami terdapat berbagai macam-macam buku yang telah kami siapkan untuk dibaca diantaranya yaitu buku cerita, buku pelajaran, buku rumus dan lain sebagainya yang bisa dipergunakan oleh siswa untuk membaca dikala mempunyai waktu luang dijam istirahat.
Dengan mengikuti program Kampus Mengajar, saya berharap pengalamannya yang ditulis dalam laporan secara berkala dapat ditinjau lebih jauh lagi oleh Kementerian Kebudayaan, Pendidikan, Riset, dan Teknologi sehingga sekolah-sekolah yang terbelakang dapat mengalami kemajuan.
Menurut saya ada banyak pelajaran yang tidak mungkin saya dapatkan di bangku kuliah saja. Berkat Kampus Mengajar ini saya sadar bahwa sebagai guru tidak cukup untuk memahami penjelasan dari suatu materi. Namun, harus juga mampu memikirkan serta mempersiapkan cara terbaik dan termudah untuk menyampaikan penjelasan itu pada siswa. Sebagai guru, pintar untuk diri sendiri saja tidaklah cukup, tetapi yang terpenting adalah guru harus juga pintar untuk memintarkan siswanya.
#UntagSurabaya
#KitaUntagSurabaya
#KampusMengajarAngkatan3
#BelajarSambilBerdampak
#KampusMerdeka
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI