Dengan kemajuan teknologi saat ini, media sosial memberi umat Islam alat untuk mendukung keyakinan dan hak mereka selama proses demokrasi. Ada beberapa platform media sosial, seperti Facebook, Instagram, Tik-Tok, Twitter, dan lain-lain yang sangat membantu dalam memberikan rasa kebersamaan bagi umat Islam karena mereka menggunakan media sosial untuk berpartisipasi dan memahami apa yang menjadi masalah politik selama ini.
Media sosial sering digunakan sebagai alat oleh umat Islam sebagai sarana untuk mencapai tujuan mereka. Selain itu, hanya kesempatan untuk dipublikasikan di media sosial tidak bisa dilakukan secara semena-mena. Terdapat mekanisme kerja redaksional dan kebijakan yang sudah menjadi ketentuan.Â
Sebaliknya, ketika menyampaikan aspirasi melalui mekanisme politik, terdapat pula struktur yang diturunkan dari bawah hingga tingkat teratas dan menimbulkan prosedur yang terkadang cukup rumit. Oleh karena itu, terkadang sebuah aspirasi terhenti pada ocehan atau isu-isu yang sekedar beredar di warung kopi atau tempat berkumpul lainnya.
Media sosial telah muncul sebagai alat yang sangat mempengaruhi kesadaran politik, khususnya di kalangan umat Islam. Era internet memberikan peluang baru bagi umat Islam untuk berpartisipasi dalam proses politik, namun juga mendorong komunikasi yang baik dan pemahaman tentang dinamika digital.
Islam memiliki keuntungan besar dalam menggunakan media sosial sebagai platform untuk menyebarkan informasi dan terlibat dalam diskusi tentang isu-isu politik terkait. Dengan beragam perspektif dan latar belakang, umat Islam dapat memandang media sosial sebagai ruang dialog yang konstruktif. Meliputi pemberitaan, analisis, dan diskusi mengenai kebijakan pemerintah, permasalahan sosial, dan tantangan yang dihadapi masyarakat. Selain menyebarkan informasi, umat Islam juga dapat menggunakan media sosial untuk mendorong partisipasi aktif dalam masyarakat dan bisnis digital yang mendukung influencer.
Salah satu aspek terpenting dalam mengembangkan kesadaran politik adalah penyebaran informasi dan konten melalui media sosial. Islam harus memiliki literasi digital yang kuat sehingga memungkinkannya menemukan informasi yang akurat dan relevan. Dalam hal ini, organisasi dan komunitas Islam dapat digunakan sebagai sumber informasi terpercaya yang memberikan analisis kritis terhadap berita dan isu-isu politik.
Pengelolaan pengelolaan juga mendukung strategi komunikasi yang efektif. Islam harus mampu memberikan pesan-pesan yang jelas dan inspiratif untuk menarik khalayak yang lebih perhatian.Â
Hal ini dapat dicapai dengan konten visual, video, atau infografis yang mudah dipahami dan menarik perhatian. Menurut pendekatan ini, informasi yang disajikan bukan hanya statistic, hal ini juga dapat meningkatkan kesadaran dan merangsang diskusi.
Dalam konteks ini, hubungan interpersonal dan komunal juga sangat penting. Media sosial memungkinkan berbagai organisasi Islam, aktivis, dan tokoh masyarakat untuk berkolaborasi. Dengan banyak usaha dan sumber daya yang beragam, mereka dapat memunculkan ide-ide yang lebih koheren dan kuat untuk mengatasi isu-isu politik penting bagi umat Islam.
Kolaborasi ini tidak terbatas pada komunitas Islam saja, itu juga melibatkan interaksi dengan kelompok lain. Pentingnya membangun jembatan pemahaman antara umat Islam dan kelompok lain dalam masyarakat yang beragam. Media sosial mungkin merupakan alat yang berguna untuk dialog ini, mendorong diskusi yang berwawasan luas dan secara umum membangkitkan semangat.
Aspek lain dari media sosial adalah ia tidak menjalankan fungsi hierarki apa pun. Lapisan penduduk dunia kemungkinan besar akan menjadi luntur dan sulit ditemukan di media sosial. Saat ini sudah tidak ada lagi pembedaan antara Antara yang praktis dan non-praktis.Â