Latar Belakang
Pengangguran merupakan salah satu masalah global besar yang ada dan memiliki dampak signifikan terhadap masyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, tingkat pengangguran pada tahun 2019 sebesar 4.69%, dan proporsi kaum muda yang tidak memiliki pendidikan, pekerjaan, maupun pelatihan menurun dari 29.4% pada tahun-tahun sebelumnya. Menurut situs web yang dikeluarkan oleh Komnas Ham, diperkirakan terdapat 60% orang yang bekerja berada di dalam pekerjaan yang rentan, dan satu dari tiga diantaranya memiliki gaji yang rendah. Â Dengan jumlah penduduk yang besar dan pasar tenaga kerja yang beragam, Indonesia memiliki masalah yang unik dan beda dengan negara-negara lainnya dalam menggapai pekerjaan yang layak serta pertumbuhan ekonomi, yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 8 yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa Bangsa.
Pengangguran di Indonesia sendiri merupakan isu kompleks yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Meskipun belakangan ini Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang fantastis dalam beberapa tahun terakhir, namun masih belum merata, sehingga menimbulkan sebagian besar penduduknya masih dalam kondisi tidak layak dan menganggur. Transisi dari ekonomi yang berbasis kepada pertanian menjadi ekonomi yang terindustrialisasi menghadirkan banyak tantangan bagi negara.Â
Selain itu, pengangguran yang terjadi di Indonesia bersinggungan dengan masalah sosial lainnya. Misalnya seperti pekerjaan informal yang masih ditandai dengan upah rendah yang ditemani dengan tidak adanya tunjangan sosial yang meliputi tunjangan sakit, pensiun, serta jaminan kesehatan lainnya. Dampak dari pengangguran di Indonesia sendiri sangat banyak, mulai dari ekonomi, masyarakat, hingga individu. Ketika dilihat dari mata ekonomi, tingkat pengangguran yang tinggi bagi suatu negara mengindikasikan penggunaan SDM yang masih minim dan tidak efisien, mengakibatkan turunnya produktivitas dan output-nya secara keseluruhan. Pengangguran sendiri juga mengurangi pengeluaran konsumen dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Selain itu, dampak pengangguran bagi individu sangatlah besar, mulai dari kesulitan mencari uang, pekerjaan, hingga kesejahteraan mental.
Analisis yang dilakukan kali ini bertujuan untuk memahami data tingkat pengangguran terbuka di Indonesia dan menggambarkan situasi yang ada di negara ini secara mendalam. Analisis ini juga bertujuan untuk mengevaluasi dampak sosial serta ekonomi yang disebabkan oleh pengangguran. Analisis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang luas serta mencari tahu langkah-langkah apa saja yang dapat diambil untuk mengatasi masalah pengangguran dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang ke-8 dalam membuat lingkungan dengan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Pembahasan
Dalam melakukan analisis, terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Adapun tahapan yang dilakukan dalam analisis data tingkat pengangguran terbuka di Indonesia adalah sebagai berikut:
Akuisisi Data
Akuisisi data merupakan tahapan dimana mengumpulkan data yang akan dianalisis dari berbagai sumber. Pada tahapan ini, data yang digunakan berasal dari website Badan Pusat Statistik. Terdapat 3 data yang dikumpulkan, yaitu data ‘Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Jenis Kelamin’, data ‘Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan’, dan data ‘Tingkat Pengangguran Berdasarkan Kelompok Umur’. Ke-3 data ini dipilih karena mewakili faktor-faktor tingkat pengangguran. Masing-masing pada data tersebut tercatat dari tahun 2020 - 2022.Â
Berikut merupakan data yang akan dianalisis:
Data Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Jenis Kelamin
- Data Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Data Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Kelompok Umur
2. Pengecekan Data
Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengecekan data. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah data yang sudah didapatkan, perlu dilakukan data preprocessing atau tidak. Pada tahapan ini terdapat 2 hal yang ditinjau, yaitu apakah pada data terdapat duplikat dan apakah pada data terdapat data missing atau hilang.Â
Berikut merupakan hasil dari pengecekan pada setiap data:
Untuk Data Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Jenis Kelamin
- Untuk Data Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Untuk Data Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Kelompok Umur
Berdasarkan hasil yang didapatkan, terlihat pada setiap tabel tidak memiliki data duplikat dan data yang hilang. Oleh karena itu, untuk setiap data tidak memerlukan data preprocessing dan dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Transformasi Data
Transformasi data merupakan tahapan dimana mengubah atau memanipulasi data dari bentuk awalnya menjadi bentuk yang lebih sesuai agar dapat menghasilkan analisis yang lebih baik. Pada tahapan ini, karena data yang didapatkan sudah baik (tidak ada duplikat dan missing) maka yang dilakukan pada tahap transformasi hanya merubah baris menjadi kolom dan kolom menjadi baris. Hal ini dilakukan agar dapat analisis yang lebih baik pada tiap tabel dan dapat melakukan analisis gabungan terhadap 2 tabel.
Berikut merupakan hasil dari transformasi data pada tiap tabel:
Transformasi Tabel Data Tingkat Pengangguran Berdasarkan Jenis Kelamin
- Transformasi Tabel Data Tingkat Pengangguran Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Transformasi Tabel Data Tingkat Pengangguran Berdasarkan Kelompok Umur
4. Visualisasi Data
Setelah melakukan tahapan yang sudah dilakukan sebelumnya, tahap terakhir yaitu Visualisasi Data. Pada tahapan ini, selain membuat visualisasi yang memudahkan pembacaan data, dapat menarik insight yang didapat melalui data. Insight yang didapat inilah yang nantinya dapat digunakan untuk membuat saran kebijakan untuk pemerintah, terutama untuk SDGs (Sustainable Development Goals).
Berikut merupakan hasil dari visualisasi data yang sudah dilakukan:
Tingkat Pengangguran Berdasarkan Jenis Kelamin dari Tahun 2020 - 2022
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pengangguran untuk jenis kelamin laki-laki memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan. Akan tetapi, tingkat pengangguran berdasarkan jenis kelamin mengalami penurunan tiap tahunnya baik untuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.Â
Tingkat Pengangguran Berdasarkan Tingkat Pendidikan dari Tahun 2020 - 2022
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi adalah tingkat pendidikan SMA Kejuruan, disusul dengan SMA Umum, SMP, Universitas, Diploma, dan Non Status (Tidak/Belum Pernah Sekolah/Belum Tamat & Tamat SD). Akan tetapi, tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan mengalami penurunan tiap tahunnya untuk setiap tingkat pendidikan.
Tingkat Pengangguran Berdasarkan Kelompok Umur dari Tahun 2020 - 2022
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pengangguran berdasarkan kelompok umur tertinggi adalah kelompok umur 15-19 disusul dengan kelompok umur 20-24, kelompok umur 25-29, kelompok umur 30-34, kelompok umur 40-44, kelompok umur 50-54, kelompok umur 55-59, kelompok umur 45-49, dan kelompok umur 60 keatas. Walaupun tingkat pengangguran berdasarkan kelompok umur umumnya mengalami penurunan, tetapi pada tahun 2022, kelompok umur 15-19 mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan untuk kelompok umur 50-54, kelompok umur 55-59, dan kelompok umur 60 keatas juga mengalami kenaikan walaupun tidak terlalu signifikan.
- Heatmap Tingkat Pengangguran Berdasarkan Jenis Kelamin dari Tahun 2020 - 2022
Pada visualisasi heatmap diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran berdasarkan jenis kelamin tertinggi ada di tahun 2020 dan tiap tahunnya mengalami penurunan.Â
Heatmap Tingkat Pengangguran Berdasarkan Tingkat Pendidikan dari Tahun 2020-2022
Pada visualisasi heatmap diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi ada di tahun 2020 dan tiap tahunnya mengalami penurunan.Â
- Heatmap Tingkat Pengangguran Berdasarkan Kelompok Umur dari Tahun 2020 - 2022
Pada visualisasi heatmap diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran berdasarkan kelompok umur tertinggi ada di tahun 2022 untuk kelompok umur 15-19, kelompok umur 50-54, kelompok umur 55-59, dan kelompok umur 60 keatas. Sementara, untuk kelompok umur lainnya tertinggi ada di tahun 2020 dan tiap tahunnya mengalami penurunan.Â
Tingkat Pengangguran Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan grafik diatas tingkat pengangguran berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan umumnya mengalami penurunan di tiap tahunnya. Dapat disimpulkan bahwa perbandingan tingkat pengangguran jenis kelamin dan tingkat pendidikan berdasarkan tren waktu memiliki perbandingan yang cukup signifikan. Dimana, tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengangguran berdasarkan jenis kelamin.
- Tingkat Pengangguran Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Berdasarkan grafik diatas tingkat pengangguran berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur umumnya mengalami penurunan di tiap tahunnya. Akan tetapi, pada bagian kelompok umur, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya ada yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dapat disimpulkan bahwa perbandingan tingkat pengangguran jenis kelamin dan kelompok umur berdasarkan tren waktu memiliki perbandingan yang cukup signifikan. Dimana, tingkat pengangguran berdasarkan kelompok umur memiliki perbandingan yang cukup signifikan tinggi dibandingkan dengan tingkat pengangguran berdasarkan jenis kelamin.
Tingkat Pengangguran Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Kelompok Umur
Berdasarkan grafik diatas tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan dan kelompok umur umumnya mengalami penurunan di tiap tahunnya. Akan tetapi, pada bagian kelompok umur, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya ada yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dapat disimpulkan bahwa perbandingan tingkat pengangguran tingkat pendidikan dan kelompok umur berdasarkan tren waktu memiliki perbandingan yang cukup signifikan. Dimana, tingkat pengangguran berdasarkan kelompok umur memiliki perbandingan yang cukup signifikan tinggi dibandingkan dengan tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan.
4. Saran Kebijakan
Setelah melakukan analisis data, ada beberapa saran kebijakan yang dapat digunakan untuk mengurangi tingkat pengangguran berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan kelompok umur di tahun 2023 dan seterusnya. Adapun saran kebijakan tersebut adalah:Â
Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia terutama untuk jenjang SMA Kejuruan dan SMA Umum. Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi ada tingkat pendidikan SMA Kejuruan dan SMA Umum. Hal ini diduga, karena umumnya lowongan pekerjaan saat ini memiliki kualifikasi untuk pelamar yang ada di tingkat pendidikan diploma dan universitas. Tentunya, hal ini menjadikan tingkat pengangguran dengan tingkat pendidikan SMA Kejuruan dan SMA Umum menjadi lebih tinggi. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia yang baik, dapat mempersiapkan pekerja dengan tingkat pendidikan SMA Kejuruan dan SMA Umum.Â
Dapat dilakukan pelatihan keterampilan berbasis teknologi untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknologi di kelompok umur muda dengan rentang umur 15-19 tahun. Program-program berbasis teknologi seperti analisis data, pembuatan perangkat lunak, serta keahlian lainnya dapat membantu membuat lingkungan yang kompetitif dengan daya saing dan kesempatan kerja yang besar bagi setiap individu.
Mendorong kewirausahaan khususnya untuk usia diatas 20 tahun. Untuk mengurangi tingkat pengangguran untuk usia diatas 50 tahun, pemerintah perlu menyajikan bantuan sosial mulai dari material maupun ilmu bermanfaat bagi mereka yang masih belum memiliki pengalaman serta ilmu yang mumpuni.Â
Buat sekolah yang bermitra dengan industri-industri lokal. Dibutuhkan kerja sama yang baik dan sehat antara sekolah dengan industri-industri sekitar daerah sekolah. Hal ini bertujuan agar sekolah dapat membuat dan mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Salah satu contoh dari kegiatan yang bisa diadakan adalah dengan memberikan program magang serta pelatihan yang diadakan industri untuk memberikan pengalaman praktis kepada siswa sekolah.
Membuat lapangan pekerjaan yang tersedia bagi seluruh jenis kelamin. Hal ini disebabkan karena masih adanya lowongan pekerjaan yang memiliki kualifikasi dengan jenis kelamin tertentu. Dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi seluruh jenis kelamin, hal ini dapat membantu untuk mengurangi pengangguran berdasarkan jenis kelamin.Â
Kesimpulan dan Saran
Melalui pembahasan yang sudah dibuat, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan kelompok umur umumnya mengalami penurunan di tiap tahunnya. Akan tetapi, hal yang perlu diperhatikan adalah kelompok umur 15-19 tahun, dimana kelompok umur ini merupakan kelompok umur yang seharusnya sedang menempuh pendidikan demi kualitas SDM yang lebih baik. Oleh karena itu, untuk mengurangi tingkat pengangguran tersebut, dapat dilakukan beberapa hal perubahan, seperti meningkatkan kualitas pendidikan, membuka pelatihan keterampilan, mendorong minat kewirausahaan, membuat kemitraan, dan membuka lapangan pekerjaan untuk seluruh jenis kelamin. Adapun saran yang dapat diberikan adalah untuk analisis selanjutnya, dapat melakukan visualisasi yang lebih beragam sehingga menghasilkan insight yang lebih baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H