Malang, 5 September 2024 -- Program unggulan UIN Mengabdi Qaryah Thayyibah kembali mencuri perhatian publik dengan langkah terbarunya. Dalam kegiatan yang digelar pada Kamis (5/9), para peserta dari lingkungan Pendidikan Ma'arif NU Kota Malang, khususnya para guru, dosen, dan mahasiswa, antusias mengikuti webinar bertajuk "Penyusunan Bahan Ajar Digital Interaktif Berbasis Moderasi Beragama yang Praktis untuk Guru di Lingkungan PC LP Ma'arif NU Kota Malang."
Webinar dan pelatihan ini merupakan serangkaian program tindak lanjut dari kegiatan pelatihan sebelumnya. Webinar dan pelatihan kali ini menghadirkan dua pembicara ternama, Dr. Mibtadin, S.Fil.I., M.S.I. dari Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Ahmad Muzajjad Faqihuddin, S.Pd. dari UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.Â
Kegiatan ini difokuskan pada dua hal yaitu 1) pendalaman konsep moderasi beragama dan pmplementasinya dalam pendidikan di sekolah; dan 2) penyusunan instrumen tes menggunakan Plickers dan Quizziz Paper Mode, dua platform yang dinilai sangat relevan di tengah kendala aturan sekolah yang berbasis pondok pesantren yang mana para santri tidak diperkenankan membawa handphone di pesantren, sehingga pembelajaran berbasis digital membutuhkan pendekatan yang lebih inovatif.
Dalam paparannya, Dr. Mibtadin, S.Fil.I., M.S.I menekankan pentingnya pemahaman holistic moderasi beragama dan memberikan inisiasi ide-ide untuk program pendampingan selanjutnya agar tidak hanya terfokus pada satu lokal di lingkungan PC LP Ma'arif NU Kota Malang, akan tetapi dengan cakupan lebih luas dengan narasumber dari berbagai tokoh agama.
Kemudian dilanjutkan dengan narasumber kedua, Ahmad Muzajjad Faqihuddin, S.Pd yang menjelaskan terkait dengan system kerja dan cara menyusun instrumen tes dengan menggunakan aplikasi Plickers.
Kaprodi Tadris Matematika UIN Malang, Dr. Abdussakir, M.Pd., dalam pembukaannya,menekankan pentingnya penyusunan bahan ajar yang sesuai dengan tantangan zaman, terutama dalam mengintegrasikan moderasi beragama dengan teknologi yang mendukung. Beliau menegaskan bahwa "Transformasi digital dalam pendidikan di lingkungan pesantren harus mampu menjawab kebutuhan zaman tanpa melupakan nilai-nilai religius yang menjadi dasar pendidikan kita." Ulfa Masamah, M.Pd., dosen UIN Malang yang bertindak sebagai moderator sekaligus ketua tim pengabdian, memandu diskusi dengan baik, sementara peserta aktif memberikan pertanyaan dan sharing diskusi.
Kegiatan webinar dan pelatihan ini berfokus pada penggunaan aplikasi Plickers yang dianggap sebagai solusi yang efektif untuk lingkungan pendidikan yang terbatas penggunaan teknologi seperti di pesantren. Plickers adalah sebuah aplikasi berbasis teknologi sederhana yang memungkinkan guru melakukan evaluasi belajar tanpa memerlukan perangkat smartphone dari siswa.Â
Melalui Plickers, guru dapat memberikan soal-soal pilihan ganda dan meminta siswa memilih jawabannya dengan menggunakan kartu kode QR khusus. Guru hanya perlu menggunakan satu perangkat, seperti tablet atau smartphone, untuk memindai kartu yang dipegang siswa. Setiap kartu memiliki kode unik yang memungkinkan sistem untuk mengenali jawaban siswa secara akurat.Â
Aplikasi ini dianggap sangat bermanfaat di sekolah-sekolah berbasis pesantren karena mengurangi ketergantungan pada perangkat digital siswa, sambil tetap mempertahankan pendekatan modern dan interaktif dalam proses evaluasi pembelajaran. Aplikasi serupa, yaitu Quizziz Paper Mode juga sangat relevan sebagai alternatif untuk menciptakan ujian berbasis kertas yang tetap terintegrasi dengan platform digital.
Salah satu hal yang paling ditunggu adalah sesi demo penyusunan instrumen evaluasi menggunakan Plickers yang difasilitasi oleh tim pengabdian yang dibantu oleh mahasiswa berprestasi tingkat nasional dan menekuni bidang media digital dalam pembelajaran matematika, yaitu Avida Faustina Harithiya, Zulfi Anisaturrodiyah, Hidayatul Livia Nirmala, dan Kurrota A'yun.Â
Mereka menunjukkan cara mudah dan praktis untuk mengelola ujian di lingkungan yang terbatas oleh penggunaan teknologi modern. Kegiatan ini menjadi sorotan karena selain fokus pada inovasi pembelajaran, acara ini juga mengedepankan pentingnya moderasi beragama dalam pendidikan, menjadikannya relevan dengan situasi pendidikan Indonesia saat ini. Para peserta pun berharap agar program semacam ini dapat terus dilanjutkan dan diaplikasikan di lebih banyak sekolah, khususnya yang berbasis pondok pesantren.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H