Aplikasi ini dianggap sangat bermanfaat di sekolah-sekolah berbasis pesantren karena mengurangi ketergantungan pada perangkat digital siswa, sambil tetap mempertahankan pendekatan modern dan interaktif dalam proses evaluasi pembelajaran. Aplikasi serupa, yaitu Quizziz Paper Mode juga sangat relevan sebagai alternatif untuk menciptakan ujian berbasis kertas yang tetap terintegrasi dengan platform digital.
Salah satu hal yang paling ditunggu adalah sesi demo penyusunan instrumen evaluasi menggunakan Plickers yang difasilitasi oleh tim pengabdian yang dibantu oleh mahasiswa berprestasi tingkat nasional dan menekuni bidang media digital dalam pembelajaran matematika, yaitu Avida Faustina Harithiya, Zulfi Anisaturrodiyah, Hidayatul Livia Nirmala, dan Kurrota A'yun.Â
Mereka menunjukkan cara mudah dan praktis untuk mengelola ujian di lingkungan yang terbatas oleh penggunaan teknologi modern. Kegiatan ini menjadi sorotan karena selain fokus pada inovasi pembelajaran, acara ini juga mengedepankan pentingnya moderasi beragama dalam pendidikan, menjadikannya relevan dengan situasi pendidikan Indonesia saat ini. Para peserta pun berharap agar program semacam ini dapat terus dilanjutkan dan diaplikasikan di lebih banyak sekolah, khususnya yang berbasis pondok pesantren.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H