Jagakarsa, Jakarta Selatan (25/07/2022) – Obat menjadi zat yang lazim dikonsumsi saat seseorang sakit ataupun memiliki keluhan seputar kesehatannya. Obat-obatan yang dikonsumsi secara tepat baik waktu, cara, dan tepat tujuan dapat membantu seseorang mengatasi penyakit yang dideritanya.Â
Meskipun demikian, segudang manfaat yang diberikan oleh obat juga menghasilkan efek samping yang sangat mungkin berisiko berbahaya bagi tubuh. Efek samping ini dapat semakin memburuk apabila konsumsi obat tertentu dilakukan bersamaan dengan makanan tertentu yang mungkin menurunkan keefektifan obat. Hal ini merupakan salah satu efek dari interaksi obat-makanan.Â
Dikutip dari BPPSDMK Kemkes (2017), interaksi obat dengan makanan adalah adanya efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dari suatu obat atau penurunan efektivitas obat karena adanya percampuran dengan zat yang ada dalam makanan. Ada obat yang penyerapannya lebih baik dan lebih cepat dan ada obat yang penyerapannya lebih lambat dan lebih jelek bila ada makanan, tanpa makanan atau bersama-sama makanan.Â
Demikian pula jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi akan berpengaruh terhadap penyerapan obat dalam tubuh. Setelah obat diserap oleh tubuh, barulah obat bekerja di dalam tubuh sesuai dengan fungsinya masingmasing. Interaksi obat dengan makanan dan minuman dapat berdampak obat tidak bekerja dengan semestinya, menyebabkan efek samping atau sebaliknya obat lebih efektif bekerja.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak semua interaksi obat-makanan memilik dampak buruk, ada juga interaksi obat dengan makanan tertentu yang justru membantu obat bekerja lebih efektif dan mengurangi efek samping dari obat. Meskipun demikian, efek negatif dari interaksi obat menjadi urgensi yang harus dicegah karena tidak hanya menjadikan pengobatan tidak efektif, justru mengakibatkan kondisi yang semakin memburuk.Â
Hal ini dikarenakan interaksi tersebut dapat mengurangi khasiat obat atau jurstru meningkatkan aktivitas obat yang berujung pada toksisitas. Kesadaran masyarakat akan interaksi obat-makanan sudah sepatutnya menjadi hal yang dipahami oleh masyarakat demi tercapainya pengobatan yang efektif sehingga tidak menjadikan efek samping dari pengobatan semakin terjadi. Oleh karena itu, penyuluhan terkait interaksi obat-makanan dirasa perlu untuk dilakukan demi meningkatkan kesadaran masyarakat.
Pada Selasa, 12 Juli 2022, Aviana Chintia Prana (mahasiswa Jurusan Keperawatan Undip 2019) yang tergabung dalam Tim II KKN Universitas Diponegoro 2022 melakukan penyuluhan Interaksi Obat-Makanan pada warga RW 06 Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.Â
Pada kegiatan ini dilakukan presentasi dan tanya jawab seputar definisi interaksi obat-makanan, contoh  interaksi negatif obat-makanan, cara mencegah interaksi negatif obat-makanan, serta edukasi penggunaan website Pencarian Interaksi Obat Nasional (PIO Nas) dan Drugs.com sebagai media terpercaya untuk mengecek interaksi obat dengan obat lain serta obat dengan makanan.Â
Dengan lisensi terpercaya, website tersebut juga dapat digunakan untuk mengecek efek samping dari suatu obat dan kategori masayarakat berisiko terhadap obat tertentu. Selain itu, pada akhir kegiatan, mahasiswa memberikan buku panduan Interaksi Obat-Makanan untuk memudahkan warga memahami kembali apa yang disampaikan pada saat penyuluhan. Hal ini dirasa sangat diperlukan oleh warga RW 06 Kelurahan Lenteng Agung dikarenakan sebelumnya belum pernah ada penyuluhan yang mengangkat tema ini.
Kegiatan berjalan lancar dan sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama warga dan PKK setempat mulai dari presentasi materi, sesi tanya jawab, hingga demonstrasi pengecekan interaksi obat makanan menggunakan checker website. Warga sangat antusias dengan menanyakan banyak pertanyaan.Â
Namun, sangat disayangkan bahwa terdapat beberapa pertanyaan belum terjawab dan beberapa pertanyaan belum sempat tersampaikan dikarenakan keterbatasan waktu yang ada. Waktu tidak dapat diperpanjang dikarenakan pada hari yang sama terdapat kegiatan lain yang harus dilakukan oleh PKK dan warga setempat. Untuk mensiasati hal ini, anggota kelompok menayatakan bersedia bila ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut mengenai materi melalui Whatsapp. Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan dari warga dapat tetap terjawab.
Setelah dilakukan penyuluhan, mahasiswa mewawancarai beberapa warga yang hadir dalam penyuluhan terkait dengan pesan dan kesan dari penyuluhan. Warga me senang dapat mengetahui bahwa salah satu kemungkinan yang menyebabkan pengobatan tidak berujung tuntas adalah interaksi obat-makanan yang sangat dapat dicegah.Â
Masyarakat juga sudah dapat melakukan pengecekan interaksi obat dengan website yang direkomendasikan dan merasa sangat senang dapat mengetahui hal ini. Harapan warga dari kegiatan ini adalah PKK dan Kader dapat membantu warga untuk lebih memahami konsep interaksi obat makanan lebih lanjut karena merasa hal ini sangat penting dan sangat berpengaruh bagi pengobatan mereka.Â
Oleh karena itu, mahasiswa KKN Tim II Undip 2021/2022 Kec. Jagakarsa mengajak PKK dan Kader untuk senantiasa mengingatkan warga terkait interaksi obat makanan saat dilakukan pengecekan kesehatan rutin. Degan ini, masyarakat diharapkan menjadi lebih waspada dan senantiasa melakukan pengecekan interaksi obat sebelum megonsumsi obat tersebut.
Referensi:
Nuryati. (2017). RMIK Farmakologi. BPPSDMK Kemkes. Available at:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/FARMAKOLOGI-
RMIK_FINAL_SC_26_10_2017.pdf
Veratamala (2020). Daftar makanan yang harus dihindari dulu saat sedang minum obat. Kemkes RI:
Hellosehat. Available at: https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/interaksi-obat-dan-makanan/Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H