Sama halnya dengan teman-teman saya lainnya yang tinggal di Gunungkidul. Mereka juga memilih untuk menetap di sekitaran kampus mereka. Mereka yang memilih menetap juga memiliki alasan yang sama dengan saya, jauh.Â
Mereka juga memilih untuk pulang ke rumah mereka di Gunungkidul setiap akhir pekan. Namun ada juga teman saya yang memilih untuk tetap tinggal di Gunungkidul dan berangkat dari sana setiap harinya untuk menghadiri kuliah. Membayangkannya saja sudah lelah sendiri.
Namun ada juga teman saya yang lebih memilih untuk menetap di kost mereka saat akhir pekan. Saya juga tidak tahu alasan mereka apa.Â
Bisa saja mereka memilih untuk tinggal karena menurutnya akan lebih hemat secara finansial, dan bisa juga karena mereka merasa lebih bebas saat jauh dari orang tua mereka.Â
Walaupun alasan kedua tersebut menurut saya benar, namun alasan tersebut tidak menjadi halangan bagi saya untuk pulang ke rumah.
Terlepas dari kisah saya, ada juga teman saya yang bernama Dzulfikri, dia berasal dari Tegal, Jawa Tengah. Menurutnya, sebagai seorang perantau, pulang kampung itu sangat perlu.Â
Karena sebagai seorang perantau, pulang kampung adalah momen yang paling ia tunggu, karena dengan pulang kampung, rasa rindunya dengan keluarga akan terobati.Â
Jika dilihat, jarak antara Tegal dengan Jogja sendiri terbilang sangat jauh dan akan memakan biaya dan waktu yang cukup banyak. Karenanya, ia akan menyempatkan pulang jika ada kesempatan.
Ada juga teman saya yang berasal dari Temanggung, Jawa Tengah, Zonan namanya. Menurut Zonan, pulang ke rumah itu juga sangat penting. "Selama masih bisa pulang, kenapa tidak?" tambahnya.Â
Jarak dari Temanggung ke Jogja sendiri juga terbilang jauh, mengingat waktu yang ia butuhkan yakni dua jam. Zonan juga berpendapat jika selagi ada waktu dan uang untuk perjalanan pulang maka pulanglah, karena dengan kita pulang, kita bisa bertemu dengan orang tuanya, selagi orang tua masih ada maka pulanglah karena waktu tidak bisa diputar.