Mohon tunggu...
Avicenna Dipangga
Avicenna Dipangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Merupakan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angatan 2020, yang memiliki hobi makan dan berolahraga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Si Licin Buah Tangan dari Godean Sleman

22 Juni 2023   22:09 Diperbarui: 22 Juni 2023   22:14 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SLEMAN- Belut atau yang lebih dikenal sebagai ikan sidat adalah salah satu jenis ikan tawar yang banyak ditemukan di Indonesia. Hewan yang memiliki nama latin monopterus albus ini sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karean mengadung protein yang tinggi. 

Belut sendiri mengandung banyak manfaat seperti, bisa digunakan untuk mendukung perkembangan otak, mencegah stroke, menjaga kesehatan mata, menguatkan tulang, dan mencegah anemia. Oleh karena itu, banyak orang yang mengolah belut menjadi berbagai macam olahan seperti kripik belut dan peyek belut. 

Seperti yang dilakukan oleh salah satu pengusaha camilan yang berada di Dusun Menulis, RT 04 RW 16, Desa Sumbersari, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman. Amrih adalah pemilik usaha camilan yang diberi nama "Aneka Camilan Aurel" yang dalam sehari mampu memproduksi olahan belut sebanyak 80 kilogram. Selain menjual olahan belut umkm ini juga menjual berbagai macam camilan yang beberapa diantaranya diproduksi sendiri setiap hari seperti, kripik bayam, tempe, pare, wader, slondok dan camilan lainnya. Untuk olahan keripik yang diproduksi sendiri dibuat setiap hari secara bergantian tergantung stock bahan yang tersedia. 

Sebelum diolah belut mentah yang didapatkan dari supplier dipisahkan sesuai ukuran besar dan kecilnya. Selanjutnya belut akan dibersihkan isi perutnya dan direndam. Setelah itu, belut akan dicampurkan kedalam tepung beras yang sudah diberi bumbu rahasia di dalam bumbu rahasia tersebut diberikan potongan jahe untuk menghilangkan bau amis dari belut. Kemudian belut akan dicelupkan kedalam campuran tepung dan dimasukkan kedalam minyak panas. Setelah kecoklatan belut akan diangkat dan didinginkan sebelum dimasukan kedalam wadah sesuai urutan tanggal produksi.

Hal unik dari proses produksi dalam UMKM ini yaitu dalam poses menggoreng masih menggunakan cara tradiosional yaitu menggunakan kayu bakar dan tungku agar keripik yang digoreng dapat masak dengan bagus sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena saat menggunakan Kayu bakar dan tungku panas, api yang dihasilkan akan berbeda dengan menggunakan kompor gas pada umumnya.

Keripik belut yang sudah matang akan dikemas dalam kardus sebelum dijual ditoko sendiri ataupun di setor ke dalam beberapa toko oleh -- oleh yang ada disekitar Godean. Untuk harganya sendiri dijual mulai dari Rp 80.000 hingga Rp 180.000 per kilogram tergantung ukuran dari belut itu sendiri. Olahan ini cocok digunakan sebagai buah tangan jika berwisata ke Yogyakarta (Godean). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun