Mohon tunggu...
Aviska
Aviska Mohon Tunggu... Editor - UIN Jakarta

Mencintai filsafat Love sains, sastra, and education khususnya pada anak inklusi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Revolusi Wanita

9 Juni 2024   20:50 Diperbarui: 9 Juni 2024   23:16 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay/@Engin_Akyurt

Isu gender diakses publik

Leluhur wanita tergugu

Menyimak persamaan hak

Baca juga: Mana Syairnya?

Tumpang tindih dihabisi drama

Perempuan-perempuan pekerja merintih

Di dalam kelambu keji

Baca juga: Fatalisme

Pundak menghitam 

Terlalu banyak penyiksaan!

Emansipasi terkesan basi

Lupa akibat pasrah atau gengsi?

Potretnya begitu ironi

Seakan menyumbat telinga

Wahai pertiwi muda

Wanginya sampai ke ujung dunia

Sampul karya Henry Manampiring

Menggugah rasa

Bacaan dan tindakan menyatu

Bongkar kesedihan dan revitalisasi pemikiran

Pertahankan kemampuan dengan naiknya kecemasan

Bunuh penghinaan!

Tangerang Selatan, 9 Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun