Mohon tunggu...
Aviska
Aviska Mohon Tunggu... Editor - UIN Jakarta

Mencintai filsafat Love sains, sastra, and education khususnya pada anak inklusi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mantra Roh

3 Juni 2024   20:20 Diperbarui: 11 Juni 2024   08:41 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay/@Artie_Navarre 

Huruf mulai bernyanyi

Mengeja kata-kata 

Misterius seperti kuis yang berhadiah rasa

Baca juga: Berubah Wujud

Cobalah tebak apa yang saya sembunyikan?

Liciknya seorang pemuja pena

Membungkus dirinya dengan diksinya

Ritual yang banyak mengandung drama

Pembodohan publik, tapi indah!

Boleh saja bersilat di depan raungan nestapa

Asal jangan semua manusia berdusta saja

Lalu menyalahkan pujangganya

Waawww akhirnya syair  sebagai kitab sucinya!

Coretan hanyalah tabir yang melekat

Pada setiap insan dengan kemunafikannya

Dituangkan untuk kata yang tidak waras

Menjadi pembodohan yang berkelas

Berenanglah, tenggelam dalam setiap dimensinya

Menarik kalian untuk masuk pada setiap sisi yang bersuara

Sapalah setiap suguhan yang makhluk berikan

Di tengah kerajaan Tuhan

Meski kadang tak terapresiasi

Apa yang harus aku pecahkan di sini?!

Menerobos mega bintang untuk terkenal?

Kini, berabad-abad tulisan abadi dan mengabdi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun