Mohon tunggu...
Aviska
Aviska Mohon Tunggu... Editor - UIN Jakarta

Mencintai filsafat Love sains, sastra, and education khususnya pada anak inklusi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketahui 3 Hal Tentang Gen Z dari Filsafat!

2 Juni 2024   16:58 Diperbarui: 9 Juni 2024   22:02 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay/@Peggy_Marco

Yuk simak unsur filasafat kehidupannya!

Epikuros Memandang Gen Z

Semakin orang mengemas makanan menjadi lebih menarik, merekayasa makanan menjadi lebih banyak

Maka persaingan jadi semakin tajam, disertai dengan kesehatan yang begitu krisis

Baca juga: Fatalisme

Epikuros juga fokus di bidang pangan, memilih bekerja sebagai tukang kebun karena melawan Platonis

Dia punya gagasan, "Eudaimonia," 

Anak zaman sekarang bahagia kalau bisa makan enak, bahagia kalau nemuin kuliner antimaenstrim

Apabila kamu menyingkirkan rasa, tidak ada apapun yang tersisa atau dengan apa kau sanggup mencela? (Laertius 1901:476

Karakteristik Gen Z

Baca juga: Mana Syairnya?

Dunia teralihkan atau bahkan banyak distraksi dalam hidup tentu berdampak pada psikologis

Multivarian dalam pekerjaan atau bisa jadi fashion yang berkecambah dimana-mana.

Semakin banyaknya topping hidup semakin bervariatif, Epikuros menganut madzhab taman itu karena ia ingin sumum bonum.

Memiliki kehidupan sendiri tanpa campur tangan polis untuk mencapai kebahagiaan.

Poin yang mengkhawatirkan terjadi ketika, egosentrisme generasi topping lebih kuat maka empati berkurang.

Bahkan bisa jadi anti politik bergantung pada pembiasaan masing-masing orang.

Uniknya generasi topping ini memiliki semangat yang tinggi, kreativitasnya juga patut diacungi jempol.

Pola Makan Gen Z dan Pengaruhnya

Generasi bisa mengartikan makan itu sebagai suatu hal yang sakral

Sebagaimana masing-masing adat memiliki cara makannya sendiri.

Tentu makanan adat juga berbeda-beda, Epikuros berkata kebahagiaan satu paket dengan kondisi kejiwaan.

Survive atau tidaknya tentu banyak tantangan sebab angka kelahiran semakin meningkat.

Kejahatan dan kriminalisasi diperparah oleh teknologi, managemen stress dan pendidikan karakter perlu lebih intens. 

Setiap kenikmatan adalah kebahagiaan kepada dirinya sendiri, tapi bukan berarti semua kenikmatan layak untuk dipilih, sama halnya seperti kesakitan itu bencana tapi tidak semua kesakitan mesti dihindari," Laertius 1901: 470-471.

Potongan ucapan Epikuros ini penting untuk dijadikan pedoman oleh generasi topping, selamat berjuang!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun