Menarik ketika seseorang dengan sadar mencintai tapi kadang nggak sadar secara bersamaanÂ
Betul sekali rasa itu ada levelnya: Suka, kagum, sayang, dan cinta
Spinoza bilang, "Item lain itu tidak bisa eksis karena nantinya akan memiliki atribut berarti sama seperti kedudukan tuhan,"
Cinta kepada tuhan dilandasi oleh pengetahuan, kita ambil porsinya Plato pada "Idea ketuhanan"
Spinoza katakan juga manusia itu nggak bisa sepenuhnya freedom, karena kita terkungkung sama emosi
Kalau dipemikiran kiri namanya, sosioliberti "Sebebas-bebasnya kamu tetaplah sosialis," hehehe MERDEKA
Pasti kalau anda mencari teori Spinoza itu selalu diawali dengan esensi baru ke cinta
Cinta adalah pengaruh
Dunia ini hanya berisi taburan politik dan hal-hal sementara
Saya pernah berdiskusi begini, "Ibu dan anak itu berpolitik, sebuah keluarga berpolitik, hubungan pun sama,"
Cinta (Laetitia) sebanding lurus dengan keinginan (cupiditas)
Makanya sebenarnya orang cerdas sulit mencintai karena tidak gampang dipengaruhiÂ
Cendekiawan kadang kebingungan ketika melibatkan masalah hati yang abstrak dan tidak sistematis
Ide tentang cinta
Manusia diberdayakan untuk jatuh cinta, ya cinta adalah sebuah ide
Apakah ide bisa terjadi tanpa gagasan? Maka mencintai itu seperti kita memilihÂ
Semua hal tentang cinta bisa jadi berupa visual yang menuju psikologis
Sepertinya Spinoza selalu menggambarkan cinta dalam sebuah kegagalanÂ
Spinoza itu sensi dan trust issue dengan cinta secara fsik
Jadi betul ya teori proyeksi milik Socrates maupun si Feurbach (tapi ini bukan soal agama)Â
Apa yang kita gambarkan tentang cinta itu mempengaruhi pikiran kita pada konsep cinta itu sendiri
Menyemangati yang lagi patah hati
Ketika anda mulai memunculkan ide-ide negatif, jiwa mulai mengumpulkan serpihan-serpihan gagasan
Itu sugesti yang memperburuk kondisi tubuh dengan meningkatnya hormon stress
Cinta pada tuhan itu mutlak, cinta pada keluarga itu kepentingan dan kebiasaan
Tapi jika kita mencintai seseorang yang asing  tidak bisa kita cintai 100% karena kadar interestnya manusia itu relatif
Cinta yang sejati menurut Spinoza ketika manusia dalam komitmen melahirkan kebijaksanaanÂ
Johannes Colerus aja bilang kalau Spinoza ditolak oleh Clara Maria
Dia memanfaatkan buku Theological-Political Treatise (1670)Â
Untuk memaki-maki cinta, jadi orang yang patah hati berusaha meyakinkan banyak orang
Kalau cinta itu buruk
Akhir kata, bagi saya jangan terpengaruh sama cinta, life must go on
Jiwa kitalah yang lebih penting, masa depan kita dan pasangan adalah titipan
Wajar jika cinta itu rumit, karena kamu yang memilih bergantung dengan hal yang tidak pasti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H