Mohon tunggu...
Aviska
Aviska Mohon Tunggu... Editor - UIN Jakarta

Mencintai filsafat Love sains, sastra, and education khususnya pada anak inklusi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

3 Teori Tentang Cinta yang Ada di Luar Nalar! (Help youre breakhearts)

25 November 2023   15:35 Diperbarui: 9 Juni 2024   21:59 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menarik ketika seseorang dengan sadar mencintai tapi kadang nggak sadar secara bersamaan 

Betul sekali rasa itu ada levelnya: Suka, kagum, sayang, dan cinta

Spinoza bilang, "Item lain itu tidak bisa eksis karena nantinya akan memiliki atribut berarti sama seperti kedudukan tuhan,"

Cinta kepada tuhan dilandasi oleh pengetahuan, kita ambil porsinya Plato pada "Idea ketuhanan"

Spinoza katakan juga manusia itu nggak bisa sepenuhnya freedom, karena kita terkungkung sama emosi

Kalau dipemikiran kiri namanya, sosioliberti "Sebebas-bebasnya kamu tetaplah sosialis," hehehe MERDEKA

Pasti kalau anda mencari teori Spinoza itu selalu diawali dengan esensi baru ke cinta

Cinta adalah pengaruh

Dunia ini hanya berisi taburan politik dan hal-hal sementara

Saya pernah berdiskusi begini, "Ibu dan anak itu berpolitik, sebuah keluarga berpolitik, hubungan pun sama,"

Cinta (Laetitia) sebanding lurus dengan keinginan (cupiditas)

Makanya sebenarnya orang cerdas sulit mencintai karena tidak gampang dipengaruhi 

Cendekiawan kadang kebingungan ketika melibatkan masalah hati yang abstrak dan tidak sistematis

Ide tentang cinta

Manusia diberdayakan untuk jatuh cinta, ya cinta adalah sebuah ide

Apakah ide bisa terjadi tanpa gagasan? Maka mencintai itu seperti kita memilih 

Semua hal tentang cinta bisa jadi berupa visual yang menuju psikologis

Sepertinya Spinoza selalu menggambarkan cinta dalam sebuah kegagalan 

Spinoza itu sensi dan trust issue dengan cinta secara fsik

Jadi betul ya teori proyeksi milik Socrates maupun si Feurbach (tapi ini bukan soal agama) 

Apa yang kita gambarkan tentang cinta itu mempengaruhi pikiran kita pada konsep cinta itu sendiri

Menyemangati yang lagi patah hati

Ketika anda mulai memunculkan ide-ide negatif, jiwa mulai mengumpulkan serpihan-serpihan gagasan

Itu sugesti yang memperburuk kondisi tubuh dengan meningkatnya hormon stress

Cinta pada tuhan itu mutlak, cinta pada keluarga itu kepentingan dan kebiasaan

Tapi jika kita mencintai seseorang yang asing  tidak bisa kita cintai 100% karena kadar interestnya manusia itu relatif

Cinta yang sejati menurut Spinoza ketika manusia dalam komitmen melahirkan kebijaksanaan 

Johannes Colerus aja bilang kalau Spinoza ditolak oleh Clara Maria

Dia memanfaatkan buku Theological-Political Treatise (1670) 

Untuk memaki-maki cinta, jadi orang yang patah hati berusaha meyakinkan banyak orang

Kalau cinta itu buruk

Akhir kata, bagi saya jangan terpengaruh sama cinta, life must go on

Jiwa kitalah yang lebih penting, masa depan kita dan pasangan adalah titipan

Wajar jika cinta itu rumit, karena kamu yang memilih bergantung dengan hal yang tidak pasti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun