Mohon tunggu...
Avhiez Kurniawan
Avhiez Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Lampung, mendapat sertifikat dari UniAthena dengan mengambil course Executive Diploma in Business Communication

Seorang penulis lepas yang ingin membagikan ilmunya dan pandangannya kepada masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Psikologi dalam Iklan: Seni Mempengaruhi Konsumen Melalui Komunikasi

31 Januari 2025   01:21 Diperbarui: 31 Januari 2025   01:21 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: https://id.pngtree.com/freepng/mall-promotion-cartoon-cute-character-promotional-element-scene_4383228.html)

1. Emosi dalam Iklan

Iklan yang menyentuh emosi memiliki daya tarik yang lebih kuat dibandingkan iklan yang hanya menampilkan informasi rasional. Misalnya, iklan yang mengandung unsur kebahagiaan, nostalgia, atau kepedulian sosial cenderung lebih mudah diingat dan lebih efektif dalam membangun keterikatan dengan merek.

2. Teori Persuasi

Dalam komunikasi periklanan, terdapat tiga pendekatan utama dalam teori persuasi yang sering digunakan:

  • Etos (Kredibilitas): Penggunaan tokoh yang memiliki kredibilitas tinggi, seperti selebritas atau pakar, untuk memperkuat pesan iklan.

  • Logos (Logika): Penyajian fakta, data, atau bukti ilmiah yang dapat mendukung klaim dalam iklan.

  • Pathos (Emosi): Memanfaatkan aspek emosional untuk menarik perhatian dan menciptakan keterhubungan dengan audiens.

3. Prinsip Kelangkaan (Scarcity Principle)

Prinsip ini menyatakan bahwa sesuatu yang langka atau terbatas cenderung lebih diinginkan oleh orang lain. Oleh karena itu, banyak iklan menggunakan frasa seperti "Persediaan Terbatas" atau "Promo Hanya Berlaku Hari Ini" untuk menciptakan rasa urgensi di kalangan konsumen.

4. Social Proof dan FOMO (Fear of Missing Out)

Konsumen cenderung dipengaruhi oleh pengalaman orang lain. Iklan yang menampilkan testimoni pelanggan, ulasan positif, atau jumlah pengguna yang sudah membeli produk dapat meningkatkan kepercayaan konsumen. Selain itu, rasa takut ketinggalan tren atau penawaran eksklusif (FOMO) juga dapat mendorong pembelian impulsif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun