Hari ini merupakan hari peringatan rasa kasih sayang sedunia yang dipopulerkan oleh kaum muda diberbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Ritual ini diwarnai dengan ungkapan hati dari masing pasangan yang sedang memadu kasih.
Sementara hari ini juga berbagai daerah Indonesia akan mengakhiri minggu tenang setelah hiruk pikuk masa kampanye dan menjelang D day besok 15 Februari sebagai puncak Pesta Demokrasi yang ditandai prosesi menjatuhkan pilihan hati bagi kepemimpinan 101 daerah.
Ungkapan cinta di hari Valentine biasanya terjadi pada pasangan yang telah sampai pada tahap yang serius setelah melewati proses koleksi dan seleksi. Pasangan yang ber Valentine umumnya telah menetapkan hatinya hanya untuk seorang dengan mantap tanpa malu lagi. Perayaan Cinta Valentine sejatinya adalah cinta menjelang resepsi bukan lagi cinlok atau cinta satu malam dan cinta tak bertanggungjawab lainnya. Demikianlah perspektif percintaan untuk pasangan muda-mudi di hari Valentine.
Serupa dengan itu minggu tenang merupakan masa menetapkan hati bagi rakyat untuk memilih pemimpinnya. Koleksi dan seleksi calon telah dilampaui dengan berbagai macam syarat, kampanye bahkan debat. Kini saatnya meneguhkan pilihan hati untuk esok hari.
Keliru pilih pasangan berarti kesulitan dikemudian hari, salah memilih pemimpin bisa menyesal di esok yang panjang.
Jika ragu, masih ada waktu untuk mengubah pilihan hidup, jangan ragu ubah pilihan demi masa depan.
Panduan menetapkan soulmate tersebut cukup dengan nilai postur calon pasangan, kesamaan visi misi dalam menjalani hidup dan yang terpenting adalah suara cinta dari hati karena selanjutnya adalah fase perjuangan memaknai hidup. Tak jauh dengan itu, panduan pilih pemimpin juga berlandaskan kapasitas calon pemimpin, program yang ditawarkan dan yang utama ialah kata hati.
Demokrasi dan Valentine bukan budaya asli kita, serupa dengan Facebook yang meskipun temuan dan ciptaan orang luar tetapi nilai utamanya untuk memudahkan manusia dalam menjalani hidup dengan bentuk kegembiraannya.
Demokrasi dan Valentine sama menempatkan kata suara hati sebagai instrumen utamanya. Dengan demikian bersifat universal yang menembus sekat sosial, agama, politik dan apapun di dunia ini.
Suara hati adalah suara Tuhan.
"Conscientiam Vox Dei, Vox Populi Vox Dei"
Karena itu jagalah suara hati agar tidak terkhianati.
Selembar dua uang kertas tidak seharga gadaian suara hati, namun jika butuh anggap saja sedekah dari orang berlebih berkah.
Tetaplah ikuti kata suara hati agar menjadi berarti. Pastikan beri suara tanpa ragu dan takut demi kemajuan daerah, demi masa depan, demi Indonesia.
No GolPut
No money politics
No SARA
Selamat Valentine, Selamat Berdemokrasi
Jangan lupa gembira dan bahagia!!!!
NB: Bawa Istri, Suami dan Anak, lupakan SARA karena SaRa sudah bersuami
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H