Mohon tunggu...
Stella Chrisfanny Nainggolan
Stella Chrisfanny Nainggolan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

"KESEPIAN"... konsekuensi dari pilihan idealisme, keteguhan hati, dan kesetiaan kepada kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

We Need To Talk About Kevin

3 Agustus 2016   23:11 Diperbarui: 3 Agustus 2016   23:19 2228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya lupa melihat rekomendasi film ini darimana. Yang pasti setelah melihat rekomendasi film tersebut, saya tertarik menontonnya. Dan saya pun mengunduhnya.

Sempat saya baca sejenak sinopsis film ini dari Google, membayangkannya akan dihiasi adegan mendebarkan seperti film Orphan. Adegan diawali dengan saya menduganya itu adalah perayaan di suatu negara seperti upacara Holi di India. Sempat saya mengira itu perayaan suatu sekte tertentu.

Lalu muncul dua tokoh, sepasang pria dan perempuan. Adegan demi adegan akhirnya diketahui mereka adalah sepasang kekasih bernama Eva dan Franklin.

Eva kemudian melahirkan seorang putra bernama Kevin. Kevin balita menurut saya sangat tampan. Ada suatu adegan dimana Kevin bayi menangis, namun Eva hanya mendiamkannya dan memilih mengajaknya berkeliling daripada menggendongnya. Bahkan, Eva memilih berhenti di dekat petugas yang sedang membor jalan dan melamun. Saya mengira Eva sengaja memilih tempat tersebut untuk mendiamkan Kevin, entah apa yang dilamunkan Eva. Sempat bertanya-tanya apakah Eva depresi atau tidak siap menjadi seorang ibu.

Tak seperti balita pada umumnya yang antusias dan aktif bila diajak berbincang dengan ibunya, Kevin balita justru sangat pasif. Eva mengajaknya bermain bola, tapi Kevin hanya memandanginya dan hanya sekali membalas mengembalikan main tangkap bola kepada Eva. Saat Kevin bayi menangis, Franklin justru menggendongnya dan Kevin pun terdiam. Sedangkan Eva sepertinya kelelahan dan memilih berbaring. Franklin sempat mengatakan ‘kamu hanya perlu digerakan’ kepada Kevin, namun Eva menyangka suaminya menyindir dirinya.

Cerita berlanjut hingga Kevin berusia 8 tahun, di usia tersebut Kevin tetap memakai popok. Karena menyangka Kevin tidak sepatutnya tinggal di apartemen yang sempit untuk pertumbuhannya, Franklin memutuskan membeli sebuah rumah besar dan pindah ke sana. Sikap Kevin terhadap Eva sangat dingin, namun terhadap ayahnya justru berbanding 180 derajat, Kevin bisa akrab dan membaur.

Saat Kevin dan Franklin tengah asik bermain video game, Eva berbenah dan tak sengaja menemukan foto-foto perjalanan yang saya kira itu adalah foto perjalanan masa lalunya. Kemudian, Eva menempelkan poster peta seluruh negara di dinding ruangannya. Kevin kemudian berdiri di pintu ruangan Eva dan mengejek Eva hanya melakukan tindakan bodoh. Sekembalinya Eva dari ruangan lain sejenak untuk mengangkat telepon, betapa terkejutnya ia mendapati poster peta telah diperciki cat warna ke seluruh poster. Kevin yang melakukannya.

Pada satu kejadian, Kevin buang air besar (BAB) di popoknya, Eva kemudian menggantikan popoknya. Lagi lagi, Kevin mengerjai Eva dengan BAB lagi di popok yang telah diganti ibunya. Eva agak sedikit kesal dan membanting tubuh Kevin ke meja pengganti popok, namun tidak mendarat sempurna, Kevin terjatuh dan tangannya patah.

Eva mengantarkan Kevin ke rumah sakit. Dokter yang merawat Kevin mengatakan kepada Eva bahwa Kevin adalah anak yang hebat. Saat Kevin balita, Eva juga pernah membawanya ke dokter anak karena Eva merasa Kevin jarang berbicara dan menduga Kevin mengidap autis. Namun, dokter anak yang memeriksa Kevin mematahkan dugaan Eva dan mengatakan Kevin baik-baik saja. Lengan kiri Kevin digips. Dalam perjalanan pulang, Eva meminta maaf kepada Kevin atas perbuatan tak sengajanya.

Saat adik perempuan Kevin lahir yaitu Celia, Kevin terlihat cemburu. Ia memerciki bayi Celia dengan air saat digendong Eva. Sejak kehadiran Celia, Kevin sempat ‘bermanja-manjaan’ dengan Eva. Kevin merengek dibacakan buku cerita oleh Eva dan bersandar di dada Eva, bahkan ayahnya yang biasa diajaknya main justru diabaikannya. Namun, sikap manis Kevin terhadap tak berlangsung lama, Kevin kembali memusuhi Eva.

Franklin memperkenalkan busur dan panah kepada Kevin, bahkan hingga Kevin remaja. Kevin pernah menembakkan panahnya ke wajah Eva, namun dihalangi oleh kaca dapur. Celia sebenarnya sangat menyayangi Kevin, namun Kevin selalu menjahilinya dengan aksi yang menurut saya kelewat batas, seperti menyuruh Celia mengambilkannya minuman dari kulkas berulang kali. Kedua, rambut Celia dihisap dengan vacum cleaner. Bahkan, menurut dugaan saya yang membuat mata kiri Celia terluka adalah hasil perbuatan Kevin.

Eva sempat mengajak Kevin bermain golf untuk mempererat hubungan antara anak dan ibu. Saat di tempat golf, Eva berceloteh tentang orang yang tampak kerakusan makan di tempat golf kepada Kevin. Sepulang dari tempat golf, Eva mengajak Kevin untuk makan malam. Saat turun ke lantai bawah setelah berganti baju karena kehujanan dari tempat golf, Eva mendapati Kevin tengah makan dengan rakusnya. Saya mengira aksi Kevin ini untuk kembali memperolok Eva atas celotehannya di tempat golf tadi. Benar saja, di restoran Kevin tidak memesan menu apapun, Eva tampak kesal.

Alur cerita film ini maju mundur, awal menontonnya saya agak mengernyitkan dahi karena tidak mengerti kejadiannya. Yang saya masih bertanya-tanya adalah apa persisnya pekerjaan Franklin sehingga bisa membeli rumah besar tersebut. Lagipula, Eva tampaknya menduduki jabatan sebagai petinggi di perusahaan travel.

Beberapa adegan Eva yang sedang membersihkan cat merah di kaca depan rumah, kaca mobil, dan lantai teras rumah baru Eva. Saya menduga itu dilakukan anak-anak tetangga di rumah baru Eva yang marah karena tidak mendapatkan permen saat mereka berkeliling di perayaan Haloween.

Pusing dengan sikap Kevin yang sudah kelewat batas, Franklin dan Eva berembuk dan sepakat akan mengirimkan Kevin ke panti rehabilitasi anak yang bermasalah. Kevin mendengar hal tersebut. Adegan berikutnya ada paket diantarkan untuk Kevin yang isinya adalah gembok besar yang dibelinya via daring.

Adegan berikutnya, Kevin mengunci ruang gymnasium sekolahnya. Kemudian, Eva diberitahukan oleh asistennya di kantor perihal Kevin. Ternyata Kevin memanah teman-teman sekolahnya di ruang gymnasium. Eva tak sengaja melihat gembok yang dibeli Kevin saat petugas kepolisian mencoba membuka gembok yang terkunci di sekolah. Saat gembok terbuka, keluarlah Kevin yang menyerahkan diri. Eva lunglai.

Lebih terpukul lagi saat Eva mendapati Franklin dan Celia tewas terpanah juga di halaman rumah mereka. Ada adegan, Eva seperti sehabis keluar dari pengadilan didampingi pengacara, saya menduga itu untuk membayar kasus Kevin yang memanah temannya di sekolah. Itulah awal kebangkrutan Eva yang memutuskannya harus melamar kerjaan menjadi seorang staf di travel agency hingga tak bisa memberikan permen kepada anak-anak tetangga rumahnya. Eva benar-benar jatuh miskin dan ketakutan.

Ada adegan seorang perempuan yang menampar wajahnya yang saya duga itu adalah ibu dari siswa salah satu korban pemanahan Kevin. Ada juga pria muda yang duduk di kursi roda dan memanggil Eva saat keluar makan siang. Saya menduga itu adalah salah satu siswa korban pemanahan Kevin juga.

Akhir dari cerita ini adalah saat Eva menjenguk Kevin setelah dua tahun berada di penjara dan saat itu hari Senin yang bertepatan dengan ulang tahun Kevin. Eva meminta Kevin memberitahukannya alasan di balik semua kejahatan yang dilakukan Kevin. Di akhir cerita film ini menurut saya kurang dramatis dan menggantung, Kevin tidak menyebutkan alasan di balik semua tindakannya, ia hanya mengatakan tidak tahu.

Peran Eva Khatchadourian diperankan oleh Tilda Swinton. Franklin oleh John C. Reilly. Celia oleh Ashley Gerasimovich. Kevin balita oleh Rocky Duer, Kevin usia 6-8 tahun oleh Jasper Newell, dan Kevin remaja oleh Ezra Miller.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun